Translate

Iman Yang Timpang Akan Tumbang

Iman yang timpang akan tumbang ~ Landasan firman Tuhan untuk tema iman yang timpang akan tumbang diambil dari Injil Lukas 13:18-19. Semalam kami berdiskusi dalam acara Bible Talk, perihal panggilan dan tanggungjawab murid Kristus, yakni menghadirkan tanda dan kuasa Kerajaan Allah. Gereja adalah representasi nilai dan kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini sambil menantikan pemenuhannya nanti saat kedatangan Yesus kedua kalinya, sebagai Raja. Nah, kehidupan gereja saat ini diumpamakan sebagai biji sesawi. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari semua jenis biji sayuran. Artinya kita itu memang bampak kecil, lemah dan tak berdaya dibandingkan dengan semua otoritas dan komunitas politik di dunia ini yang nampaknya lebih gagah dan menjanjikan.  Namun ketika biji itu mau ditanam dan tertanam (dikonteks lokalnya sebagai anak bangsa), maka ia akan bertumbuh terus menerus hingga menjadi pohon yang besar dan sangat besar...lebih dari semua jenis pohon sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya. Itu dikatakan oleh Tuhan Yesus sebagai misteri  sekaligus misi Kerajaan Allah. Dari penggambaran tersebut, sesungguhnya ada dua pesan penting yang harus dimaknai secara utuh dan seimbang. Apa itu?
Pertama, panggilan untuk tertanam dan bertumbuh menjadi besar dalam kasih karunia Allah. Baik lewat pendalaman sifat/karakter buah Roh maupun lewat gift karunia Roh yang diberikan Tuhan untuk maksud pertumbuhan spiritualitas pribadi. Kedua, panggilan untuk menjadi tertanam di tanah air dimana kita ditempatkan agar bertumbuh dan menjadi berkat bagi kehidupan banyak orang secara riil. Hal ini digambarkan dengan biji sesawi yang tumbuh (diatas tanah) menjadi pohon besar yang memberi kehidupan dan keteduhan bagi banyak makhluk Tuhan yang lainnya. Nah, dalam bahasa yang lebih sederhana maka rahasia dan panggilan Kerajaan Allah itu memainkan dua sisi (seperti mata uang) yakni pada pertumbuhan *personal* maupun pada peran tanggungjawab *sosial/komunal*.  *Pada sisi personal,* pertumbuhan rohani, mental dan karakter itu yang ditekankan. Disiplin rohani diperlukan agar karakter buah Roh (Gal 5:22) bisa tampak buah buahnya. Demikian pula dengan kelengkapan karunia Roh sebagaimana yang diuraikan dalam I Kor 12: 8-10. Semuanya itu diperlukan untuk pertumbuhan..dan pertumbuhan. *Pada sisi komunal,* kita dipanggil sebagai Gereja yang menghidupi dan memberi dampak pada konteks sosial kulturalnya. Ia harus tampil rindang dengan juluran cabangnya untuk melayani dan menjadi berkat kehidupan bagi banyak orang, makhluk dan bangsa. Itulah panggilan komunal/komunitas Gereja. Kita tidak boleh hanya berkutat pada kesalehan pribadi tanpa kesadaran penuh untuk berkarya untuk mendatangkan kehidupan dan shalom bagi orang lain dan dunia. Indonesia membutuhkan impact dari pelayanan kita, Indonesia menantikan karya shalom yang menjadikan burung pemakan benih (Mark 4:4) berubah menjadi merpati pembawa tunas kehidupan (Kej 8:11). Yup itulah panggilan kita..panggilan Gereja, selaku biji sesawinya Kerajaan Allah. Jadi Mari, kita kembangkan pertumbuhan dan pelayanan kita secara seimbang..baik pada kesalehan personal maupun tanggungjawab komunal. Sebab memang demikianlah pesan Kerajaan Allah bagi kita.. Si benih sesawi harus bertumbuh menjadi besar agar semua makhluk bisa mendapat manfaat dari padanya. Jangan sampai kita didapati Tuhan Yeses seperti si pohon ara yang besar megah namun miskin buah... yang akhirnya malah dikutuk Tuhan  Yesus..menjadi kering sampai ke akar akarnya (Mark 11:20). TAD-Ani

Post a Comment for "Iman Yang Timpang Akan Tumbang"