Translate

SUMBER AJARAN KEIMANAN YANG BENAR

Kisah Para Rasul 2:42. Sebelum lebih jauh dan lebih dalam kita membahas pengajaran tentang ke-Tritunggal-an Allah Yang Maha Esa, adalah mutlak penting bagi kita untuk mengerti sumber ajaran keimanan Kristen yang benar. Sumber Ajaran Keimanan Kristen Iman Kristen adalah suatu kebenaran yang diwahyukan oleh Allah. Pewahyuan itu pertama kali diberikan kepada Adam - Kejadian 3:15. 

Selanjutnya kepada Nuh - Kejadian 9:25-27, lalu kepada Abraham, Ishak dan Yakub - Kejadian 12:3; 17:19; 22:18;26:4; 35:11; Gal.3:16. Dengan datangnya Yesus Kristus, maka segenap nubuat dan wahyu tentang kedatangan Yesus Kristus itu sudah tergenapi. 

Jadi, Yesus Kristus adalah puncak segala wahyu dan akhir dari segala risalah kenabian sebagaimana yang telah dijanjikan Allah melalui nabi-nabinya terdahulu. Keberadaan Yesus Kristus sebagai Firman yang menjadi daging ini - Yohanes 1:14 disaksikan oleh para rasul yaitu murid-murid atau utusan-utusan Kristus. Kepada mereka inilah diserahkan wibawa untuk mengajar dan menyebarkan ajaran kebenaran wahyu yang sudah genap dan paripurna di dalam Kristus. Itu sebabnya, pada zaman purba , sumber ajaran keimanan adalah ajaran para rasul sendiri - Kisah 2:42; Luk.1:2; Ibr.2:3 - yang kemudian bersifat tulisan dalam surat-surat - 2 Tesalonika 2:2,15. Surat-surat para rasul ini akhirnya terkumpul dalam Kanon Perjanjian Baru. Dengan berlalunya waktu, ajaran para rasul ini dirumuskan dengan rumusan pendek-pendek. Misalnya, 1 Kor.8:6; Kol.1:15-16; Roma 10:9-10; 1 Kor.15:3-5; dll. 

Rumusan pendek-pendek ini biasanya diucapkan pada saat seorang dibaptiskan dan mulai dikumpulkan dalam bentuk Pengakuan Iman (Sahadat atau Kredo). Perlunya Ajaran Para Rasul 

1. Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus Kristus memerintahkan kepada para rasul: "Karena itu pergilah, jadikanlah sekalian bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu" - Matius 28:19-20a. 

2. Adanya nabi-nabi palsu dan pengajar-pengajar sesat yang memutar-balikkan ajaran Yesus Kristus - Mat.7:15-20; mengatas-namakan dirinya sebagai Kristus dan mengatas-namakan ajaran mereka sebagai ajaran Kristus - Mat.24:24; 1 Yoh.2:18-19; Yudas 1:4; 2 Pet. 2:1. 

3. Kita tidak akan tahu Yesus tanpa Alkitab dan Alkitab tidak akan ada jika tidak ada para rasul yang menuliskannya serta Alkitab terutama Perjanjian Baru tidak akan terbentuk sebagai Kanon jika tidak ada gereja sebagai alat Allah untuk mengkanonkannya. Jadi, standard dan ukuran ajaran itu benar atau tidak, bukanlah "pendapatku dan tafsiranku" lawan "pendapatmu dan tafsiranmu", bukan pula karena dikutip dari ayat-ayat Alkitab yang dipenggal-penggal dari beberapa bagian pasal dan ayat tertentu. 

Namun seluruh kepenuhan dari kebenaran ajaran para rasul yang tetap dipelihara oleh gereja mula-mula. Artinya, kebenaran itu bukanlah bersifat individualistik, namun bersifat mata rantai (komunal) dari para rasul kepada pihak yang menerima, yaitu gereja. Ajaran para rasul yang sekali dan untuk selamanya diserahkan kepada gereja sepanjang segala abad itulah yang harus menjadi kaca mata kita dalam mengerti Alkitab. Sebab dari situlah konteks dan lingkup Alkitab itu mula-mula ditulis berasal. Membaca Alkitab lepas dari konteks dan lingkupnya akan menuju kepada kesalah-pahaman dan kesesatan saja, karena tanpa kaca mata ajaran para rasul, maka Alkitab tidak akan berbicara menurut yang dikehendaki oleh para rasul. Sumber: Khotbah Pdt. Berton Nababan, M.Th.

Post a Comment for "SUMBER AJARAN KEIMANAN YANG BENAR"