Tetap Merdeka Walau Dijajah - Khotbah Kristen
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tetap Merdeka Walau Dijajah

Tetap merdeka walau dijajah ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Daniel 1:1-21. Dalam Daniel 1:8, penulis kitab Daniel dalam pimpinan Roh Kudus, menulis: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya”.

Cara Tuhan menyatakan diriNya kepada umat ciptaanNya melalui orang yang mengasihiNya dapat melalui berbagai peristiwa. Atas ijin Tuhan, kerajaan Yehuda ditaklukkan oleh Babel Raja Nebukadnezar pada tahun ke-3 pemerintahan raja Yoyakim.
Atas titah raja Babel: Daniel, Hananya, Misael dan Azarya ikut dibawa ke Babel dengan tujuan agar diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim dan bekerja pada raja.
Bagaimana dengan kehidupan Daniel dkk di pembuangan sebagai warga jajahan ?

Kita melihat 3 Hal dari Daniel, Hananya, Misael dan Azarya Tetap Merdeka meskipun sebagai warga jajahan di pembuangan:

Pertama, Imannya.  Keteguhan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya dalam menjalankan keyakinannya di kerajaan yang menjajah bangsanya sangat luar biasa.  Hal ini ditandai dengan mereka berketetapan hati untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.

Perihal ini bukan semata-mata soal makanan dan minuman, tetapi sesungguhnya alasan mendasarnya adalah soal keyakinannya.  Dimana Daniel dan kawan-kawannya memegang perjanjian dengan TuhanNya sebab bukan hanya soal daging hewan apa yang mereka makan tergolong tahir apa tidak tetapi juga proses pengolahannya apakah sesuai dengan proses keimamatan.

Ternyata meskipun hidup di istana Raja yang menjajah bangsanya, tetapi oleh keteguhannya Daniel, Hananya, Misael dan Azarya tetap merdeka dalam menjaga perjanjian dengan Tuhannya dan imannya tidak dapat dibelenggu bahkan Nebukadnezar sekalipun.


Kedua, Identitasnya.  Di Babel Daniel, Hananya, Misael dan Azarya oleh "Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hanaya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego" - Daniel 1:7.

Nama-nama ini adalah nama Ibrani yang maknanya berhubungan dengan Tuhan. Daniel berarti “Tuhan adalah hakimku” Hananya berarti “Yahweh telah beramah tamah,” Misael berarti “Dia yang adalah Allah,” dan Azarya berarti “Yahweh telah menolong.”

Nama-nama 4 orang muda ini sangat indah dan menyatakan kebesaran dan hubungan umat Tuhan dengan Tuhannya. Namun setelah mereka “ditangkap” dan dididik untuk menjadi pelayan Raja Babel, maka Aspenas mengganti nama-nama Ibrani itu menjadi nama-nama Kasdim yang juga berhubungan dengan dewa-dewa yang disembah orang Kasdim.

Nama Daniel diganti menjadi Beltsazar (Dewa Bel menjaga hidupnya), Sadrakh kemungkinan berarti “aku sangat ketakutan kepada Dewa Marduk,” Mesakh tidak terlalu jelas artinya tetapi berhubungan dengan Dewa Marduk atau Dewa Mithras, Abednego berasal dari kata Abed-Nabi yang berarti “hamba Dewa Nabu.”

Namun meskipun Daniel, Hananya, Misael dan Azarya identitasnya diganti dengan memberi nama-nama baru yang berhubungan dengan dewa-dewa orang Kasdim, iman dan keyakinan mereka tidak dapat diikat dan dibelenggu.  Mereka tetap merdeka memegang perjanjiannya dengan Tuhannya.

Ketiga, Ilmunya. Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja. Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”

Hal ketiga yang tidak dapat di jajah oleh Nebukadnezar kepada Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah Ilmu mereka.  Oleh kemurahan Tuhan keempat anak muda yang dibawa ke pembuangan di Babel itu, memiliki ilmu yang luar biasa, tidak ada yang setara dengan mereka bahkan 10 kali lebih cerdas dari semua orang berilmu dan semua ahli jampi diseluruh kerajaan Babel.

Dari ketiga hal dari kehidupan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, ternyata meskipun warga jajahan tetapi Iman, Identitas dan Ilmunya tidak dapat dibelenggu, dirantai, dijajah melainkan mereka merdeka menjalaninya oleh keteguhan dan ketetapan hatinya memegang janji Tuhan dalam kehidupannya.

Sumber: Pdt. Haili Hia, MA (Sekum Sinode GKRI)

Post a Comment for "Tetap Merdeka Walau Dijajah"