Translate

Selagi Di Bumi Jadilah Saksi Kristus

Selagi di bumi jadilah saksi Kristus ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab yang ditulis oleh dokter Lukas dan ditujukan kepada Theofilus. Kitab dimaksud yaitu Kisah Para Rasul. Dokter Lukas menegaskan demikian: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” – Kisah Para Rasul 1:8.

Kita berada pada masa akhir dari kehidupan di dunia ini. Tetapi pesan Alkitab tetap sama dan tidak pernah berubah yaitu bahwa kita selama masih ada di dunia ini, kita harus menjadi saksi Kristus. Inilah tanggung jawab vertikal kita kepada Tuhan yang ditanda-buktikan dengan hidup sebagai saksi Kristus di hadapan manusia sebagai tanggung jawab horisontal kita.

Kristus yang bangkit dari kematian menyampaikan pesan penting kepada para murid untuk menjadi saksi di Yerusalem, di seluruh Yudea, Samaria dan sampai ujung dunia. Para teolog menyoroti dari sisi geografis, bahwa orang percaya harus menjadi saksi Kristus dalam lingkungan keluarga (Yerusalem), komunitas di luar keluarga (Yudea), orang-orang lain (Samaria) dan seterusnya.
 
Dalam konteks Perjanjian Lama – demikian pendapat para teolog – orang-orang yang tidak mengenal Allah datang ke Israel untuk mengenal Dia (sentripetal). Bangsa Israel hanya bersifat menunggu atau pasif. Mereka tidak bereaksi untuk keluar dan pergi kepada bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya, bangsa Israel gagal paham dalam menyikapi tindakan Tuhan yang mengangkat mereka menjadi umat pilihan-Nya.


Namun dalam misi Perjanjian Baru, para murid pergi ke seantero dunia memberitakan Injil kerajaan Allah (sentrifugal). Karena Israel gagal total dalam memahami misi penyelamatan Allah bagi manusia berdosa, maka Allah memakai gereja yaitu orang-orang pilihan yang ditebus oleh darah Yesus untuk menjadi saksi-Nya kepada bangsa-bangsa. Artinya, gereja tidak dalam posisi menunggu orang berdosa datang ke gereja, tetapi gereja harus keluar untuk pergi kepada orang berdosa dan memberitakan Injil Kristus.

Namun saya memiliki pandangan sedikit berbeda dari umumnya para teolog. Saya melihat bahwa ketika Kristus menyebut kota dan wilayah ini, Dia tidak hanya sedang berbicara tentang tempat – seperti yang disampaikan di atas, tetapi juga sedang menyoroti situasi dan kondisi hidup manusianya. Yesus bukan saja bicara soal konteksnya, tetapi juga sedang menunjuk kepada kontennya, yaitu cara dan gaya hidup manusia-manusia yang ada dalam konteks tersebut.

Pada masa itu semua orang tahu, bahwa Yerusalem adalah pusat peribadatan, tetapi di sanalah penyalahgunaan fungsi bait Allah yang paling parah (Mat.21:12,13). 
Yerusalem adalah tempat berkumpul para tokoh agama, tetapi justru di sanalah kemunafikan merajalela (Mat. 23:1-36). Yerusalem adalah pusat kegiatan rohani, tetapi disana terjadi konspirasi dari berbagai faksi hingga Anak Allah di gantung di Kalvari (Mrk. 15:10-15).

Yudea (adalah nama seluruh wilayah Palestina). Sejak tahun 63 sM takluk kepada imperium Roma. Kondisi masyarakatnya sungguh mengenaskan. Mereka membutuhkan kelepasan dan pemulihan. Mereka membutuhkan kelepasan dari aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan terlebih kelepasan secara rohani.

Samaria adalah wilayah/komunitas yang terjadi oleh percampuran (lih. 2 Raj.17:24-41). Samaria menggambarkan kondisi yang penuh kompromi dan ketidakmurnian.

Pertanyaan yang patut diajukan ialah: “Apa yang diinginkan Kristus supaya kita lakukan sebagai saksi-Nya di “Yerusalem”, “Yudea” dan “Samaria?” Berdasarkan firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 1:8 di atas, maka ada beberapa hal yang Kristus inginkan untuk kita lakukan sebagai saksi-Nya di “Yerusalem”, “Yudea” dan “Samaria”, yaitu:

Satu, Kristus menginginkan para pengikut-Nya untuk menjadi saksi di “Yerusalem”, yaitu bukan hanya tidak melakukan penyalahgunaan bait Allah, hidup dalam kemunafikan, mengikuti sebuah persekongkolan jahat (konspirasi), tetapi para murid sejati harus tampil sebagai saksi untuk berani menegor dan mengingatkan siapa pun yang hidup seperti itu.

Dua, Kristus menginginkan para pengikut-Nya untuk menjadi saksi di “seluruh Yudea”, yaitu memiliki hati yang peduli dan mengambil peran untuk pengentasan masyarakat yang papa dan tak berdaya siapa pun mereka.

Tiga, Kristus menginginkan para pengikut-Nya untuk menjadi saksi di “Samaria”, yakni, bukan hanya tidak terkontaminasi dan kompromi dengan ajaran-ajaran yang mereduksi kitab suci, namun berani meluruskan dan menuntun kembali pada ortodoksi.

Post a Comment for "Selagi Di Bumi Jadilah Saksi Kristus"