Translate

Menjadi Pelaku Firman Tuah



Menjadi pelaku firman Tuhan ~ Dalam Perjanjian Baru, ada tujuh kali Tuhan Yesus menggunakan bentuk "Akulah" untuk menyatakan siapa diri-Nya dan untuk apa Dia datang. Dari ketujuh kata “Akulah” ini, salah satunya adalah: “Akulah Pokok anggur yang benar”. Identitas Yesus sebagai pokok anggur merupakan pengenalan diri-Nya yang terakhir dalam kaitan dengan seri kata “Akulah” – Yohanes 15:1-8.

Meskipun demikian, pada kesempatan ini kita tidak fokus untuk mendalami tetang makna Tuhan Yesus sebagai Pokok Anggur tetapi kita lebih mengutamakan untuk memahami tanggung jawab orang percaya sebagai ranting yang melekat pada pokok anggur.

Ayat 3 “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu”.
Perhatikanlah bahwa Tuhan Yesus menjelaskan tentang hubungan pembersihan (baca: penyucian) dengan firman yang Dia sampaikan. Ini mengindikasikan bahwa hanya firman Tuhan yang memampukan orang percaya untuk mendapat kehidupan yang suci dan berkenan kepada-Nya. Dan yang paling penting dari semuanya itu, murid-murid yang terpisah (dikhususkan) dari dunia ini karena mereka telah menerima penyataan Allah di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus.


Berkenaan dengan firman yang sudah disampaikan oleh Tuhan Yesus ini, maka Ia memberikan perintah kepada murid-muridNya agar:

Pertama, tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu
Perintah ini berkaitan dengan identitas murid sebagai ranting. Dimana ranting hendaknya tidak terpisah dari pokoknya. Ranting anggur tetap di dalam pokok anggur. Sebab ranting yang terpisah dari pokoknya itu berarti ranting itu mati dan tidak mungkin dapat berbuah. Hanya ranting yang melekat pada pokoknyalah yang dapat berbuah. Tentu dalam hal ini, setiap murid atau orang percaya dituntut untuk secara sadar bergantung sepenuhnya kepada Kristus sebagai syarat untuk dapat berbuah. Bukan juga sekadar berbuah, melainkan berbuah banyak.

Ada satu hubungan atau relasi melalui iman dan pimpinan Roh Kudus yang tidak terpisahkan antara orang percaya dengan Tuhan. Kesatuan dengan Kristus  yang sifatnya kekal. Sebagai ranting, dia tidak hidup dari dirinya sendiri, mesti ada sokongan dari pokok anggur. Frasa ini menyatakan bahwa manusia harus bergantung total pada Tuhan. Yesus berkata di luar Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Keterpisahan dari Kristus, konsekuensinya pasti kehancuran atau kebinasaan.

Kedua, tinggallah di dalam Aku dan firman-Ku di dalam kamu
Setelah Yesus menjelaskan bahwa Dialah yang menjadi sumber kehidupan bagi orang percaya, maka sekarang Dia juga menghendaki supaya firman Tuhan tetap tinggal di dalam diri orang-orang percaya. Kita diingatkan kembali bahwa Yesus adalah Firman yang telah menjadi manusia. Jadi, yang menjaga dan memelihara firman Tuhan dalam hidupnya sama dengan mengizinkan Tuhan tetap tinggal di dalam kehidupannya.

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita semua untuk selalu bersedia belajar, mendengarkan dan melakukan firman Tuhan di dalam kehidupan kita. Di dalam Yakobus 1:22, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri”. Dan jikalau firman Kristus sudah melekat di dalam hati dan tinggal dengan limpah di dalam diri orang pecaya, dan memiliki pengertian yang benar (Kol. 3:16), maka seseorang dapat dengan yakin meminta segala sesuatu kepada-Nya. Segala Kemuliaan Hanya Bagi Tuhan. Amin. Sumber: Pdt. Yeremia Hia, M.Th.