Translate

Ini Penyebab Hidup Tidak Bertumbuh

Ini penyebab hidup rohani tidak bertumbuh ~ Penulis kitab Hakim-Hakim menulis, “Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera” – Hakim-Hakim 3:7. Kitab Hakim-Hakim mencatat bahwa acap kali bangsa Israel mengalami kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh berimplikasi kepada perilaku hidup yang menyimpang. Kehidupan yang menyimpang tersebut membuat Tuhan murka atas mereka. Murka Tuhan tersebut sering terealisasi dengan memakai bangsa-bangsa lain yang lebih jahat dari bangsa Israel untuk menjadi alat yang dipakai oleh Tuhan untuk merealisasikan hukuman-Nya atas bangsa Israel.

Kehidupan kita juga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bangsa Israel. Lembaran hidup dan perjalanan rohani bangsa Israel yang tidan bertumbuh dicatat sebagai peringatan bagi kita supaya jangan sampai hidup kita seperti bangsa Israel.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab, mengapa kehidupan rohani tidak bertumbuh berdasarkan firman Tuhan dalam kitab Hakim-Hakim 3:7-31, yaitu:


1. Mengabaikan firman Tuhan.
Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih oleh Allah untuk menjadi umat kesayangan dan biji mata Allah. Kendati demikian, hidup mereka tidak jauh lebih baik dari bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar mereka. Kemerosotan rohani terjadi di dalam komunitas Israel sebagai umat Allah. Hal itu terjadi karena mereka tidak menghiraukan firman Tuhan atau mereka mengabaikan firman Tuhan di dalam hidup mereka. “Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera” – Hakim-Hakim 3:7.

Kehidupan kita pun pada masa kini bisa mengalami kemerosotan rohani apabila kita tidak peduli dengan firman Tuhan. Untuk menjaga supaya kehidupan rohani kita tidak bertumbuh, maka kita harus berusaha membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari dalam hidup kita. Jangan pernah kita mengabaikan firman Tuhan. Apa lagi pada kini firman Tuhan sudah tersedia dalam beragam bentuk, baik cetak maupun online, sehingga memungkinkan kita bisa membaca firman Tuhan kapanpun, dan dimanapun.

2. Tidak belajar dari pengalaman.
Kemerosotan rohani yang dialami oleh bangsa Israel selain karena mereka mengabaikan firman Tuhan, mereka juga tidak mau belajar dari pengalaman. Berkali-kali Tuhan menghukum mereka karena mereka mengabaikan Tuhan dan firman-Nya. Pengalaman tersebut tidak menjadi pelajaran berharga bagi mereka. Akibatnya mereka melakukan dosa dan kejahatan yang sama. Melakukan penyembahan berhala yang menjijikan bagi Tuhan. “Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel, sehingga Ia menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim, raja Aram-Mesopotamia dan orang Israel menjadi takluk kepada Kusyan-Risyataim delapan tahun lamanya” – Hakim-Hakim 3:8.

Demikian juga dengan kita, terkadang kita tidak belajar dari pengalaman ketika Tuhan mendidik hidup kita. Padahal dengan belajar dari pengalaman, maka sebenarnya ada manfaat yang bisa kita dapatkan. Oleh karena itu, berhati-hatilah supaya jangan sampai kita melupakan pelajaran berharga dari setiap pengalaman hidup bersama Tuhan. Karena dengan cara demikian, membantu kita untuk bertumbuh secara rohani.

3. Menganggap enteng standar Allah.
Kemerosotan rohani bangsa Israel, selain mereka mengabaikan firman Tuhan, dan tidak belajar dari pengalaman, mereka juga menganggap enteng standar Allah bagi hidup mereka. Pemberontakan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan merupakan tindakan yang menyedihkan bagi Tuhan bahkan merupakan perbuatn dosa besar di hadapan Tuhan. Pemberontakan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan merupakan sikap dan tindakan yang menghina dan merendahkan Tuhan dan kuasa-Nya. Cara demikian akan membuat dan mendatangkan hukuman Allah atas Israel. “Tetapi orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; lalu Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel, oleh sebab mereka telah melakukan apa yang jahat di mata TUHAN” – Hakim-Hakim 3:12.

Ketika umat Allah kompromi dalam hal standar yang berasal dari Allah, mereka akan kehilangan berkat yang dijanjikan dan kehadiran-Nya sebagai Bapa akan diangkat dari mereka. Jadi, jangan menganggap enteng sebuah pelanggaran terhadap perintah Allah karena konsekuensinya sangat besar.

Kita yang hidup di akhir zaman ini, diperhadapkan dengan beragam ujian, tantangan dan pencobaan. Semua itu berpotensi untuk membuat kita berkompromi dengan standar kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita memiliki tekad yang bulat dan komitmen yang kuta kepada Tuhan dan firman-Nya, supaya kendati pun dunia berusaha membuat kita kompromi, namun kita mampu untuk menolak tawaran dunia yang berdosa. Kita hidup menyenangkan Tuhan dan menjadi berkat bagi dunia ini.