Membangun Konsistensi Dalam Tuhan
Membangun konsistensi dalam Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema membangun konsistensi dalam Tuhan diambil dari surat rasul Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di kota Filipi, yaitu dalam Filipi 2:4-11.
Kemarin, usai ibadah saya berbincang dengan satu anak pemuda yang rindu untuk melayani Tuhan dan bersiap untuk masuk sekolah teologi. Alih-alih berbicara mengenai sekolah teologi mana yang baik dan jurusan apa yang cocok buat anak ini; saya menjelaskan (dan memberi contoh) satu nilai saja yang penting dan layak diperjuangkan sebagai pelayan TUHAN, yakni KONSISTEN.
Sungguh; tidak ada satu hal didunia ini yang bisa menggantikan konsistensi. Bakat/talenta, skill, keberuntungan/luck, kepintaran, semua itu bisa menjadi tidak ada artinya tanpa konsistensi, bahkan dalam kasus tertentu konsistensi bisa mengalahkan kualitas.
Faktanya akan selalu ada orang yang lebih berbakat dari Anda, lebih kaya, lebih pintar, lebih baik, lebih rupawan, lebih kreatif, dan seterusnya, namun ada satu hal yang bisa Anda lakukan untuk menjadi lebih baik dari mereka yaitu Anda bisa lebih ulet bekerja/berusaha daripada mereka (konsisten). Karena komitmen pada sebuah usaha yang terus menerus adalah satu-satunya jalan untuk mengalahkan mereka-mereka yang lebih baik dari Anda.
Konsisten adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha sampai suatu pencapaian berhasil diraih seperti tetesan air diatas bongkahan batu yang keras. Jika tetesan air itu terus menerus jatuh ditempat yang sama secara konsisten dalam waktu yang cukup lama, maka bongkahan batu itu dipastikan akan bolong juga.
Nah, menurut saya; minimal ada 3 hal yang diperlukan untuk menguji konsistensi. Pertama, adanya VISI yang diperjuangkan. Kedua, MOTIVASI dalam memperjuangkannya. Ketiga, ujian oleh WAKTU yang panjang dan melelahkan.
Yesus adalah pribadi yang sejak awal konsisten dengan visi Kerajaan Allah. Yesus berkata: "Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Luk 4:43)
Yesus konsisten untuk menjaga kebeningan hatiNya, sehingga tidak mudah dibelokkan oleh sanjungan atau digentarkan oleh intimidasi kekuasaan. Saat iblis mencobainya dipadang gurun; saat para ahli Taurat berusaha menjegal dan menjebakNya; saat muridNya sendiri (Petrus) berusaha mencegah Yesus memasuki jalan salib, ia malah dihardik dengan keras: "enyahlah iblis. Engkau batu sandungan bagiKu,sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat 16:23)
Yesus konsisten untuk menjalani panggilan hidupNya di ujian waktu. Ia merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan mati diatas kayu salib. (Fil 2:8). Nah, itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadanya nama diatas segala nama.
Saudara, Allah sangat menghargai orang yang konsisten. Mari; mulai hari ini, kita berusaha dan berdoa memohonkan kemurahan dan kekuatan Allah untuk menjadi murid dan pelayan Tuhan yang ulet dan konsisten. Konsisten untuk hidup dijalan panggilan Allah untuk "meneteskan" kelembutan cinta kasih Allah bagi yang keras ini.
Kemarin, usai ibadah saya berbincang dengan satu anak pemuda yang rindu untuk melayani Tuhan dan bersiap untuk masuk sekolah teologi. Alih-alih berbicara mengenai sekolah teologi mana yang baik dan jurusan apa yang cocok buat anak ini; saya menjelaskan (dan memberi contoh) satu nilai saja yang penting dan layak diperjuangkan sebagai pelayan TUHAN, yakni KONSISTEN.
Sungguh; tidak ada satu hal didunia ini yang bisa menggantikan konsistensi. Bakat/talenta, skill, keberuntungan/luck, kepintaran, semua itu bisa menjadi tidak ada artinya tanpa konsistensi, bahkan dalam kasus tertentu konsistensi bisa mengalahkan kualitas.
Faktanya akan selalu ada orang yang lebih berbakat dari Anda, lebih kaya, lebih pintar, lebih baik, lebih rupawan, lebih kreatif, dan seterusnya, namun ada satu hal yang bisa Anda lakukan untuk menjadi lebih baik dari mereka yaitu Anda bisa lebih ulet bekerja/berusaha daripada mereka (konsisten). Karena komitmen pada sebuah usaha yang terus menerus adalah satu-satunya jalan untuk mengalahkan mereka-mereka yang lebih baik dari Anda.
Konsisten adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha sampai suatu pencapaian berhasil diraih seperti tetesan air diatas bongkahan batu yang keras. Jika tetesan air itu terus menerus jatuh ditempat yang sama secara konsisten dalam waktu yang cukup lama, maka bongkahan batu itu dipastikan akan bolong juga.
Nah, menurut saya; minimal ada 3 hal yang diperlukan untuk menguji konsistensi. Pertama, adanya VISI yang diperjuangkan. Kedua, MOTIVASI dalam memperjuangkannya. Ketiga, ujian oleh WAKTU yang panjang dan melelahkan.
Yesus adalah pribadi yang sejak awal konsisten dengan visi Kerajaan Allah. Yesus berkata: "Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Luk 4:43)
Yesus konsisten untuk menjaga kebeningan hatiNya, sehingga tidak mudah dibelokkan oleh sanjungan atau digentarkan oleh intimidasi kekuasaan. Saat iblis mencobainya dipadang gurun; saat para ahli Taurat berusaha menjegal dan menjebakNya; saat muridNya sendiri (Petrus) berusaha mencegah Yesus memasuki jalan salib, ia malah dihardik dengan keras: "enyahlah iblis. Engkau batu sandungan bagiKu,sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat 16:23)
Yesus konsisten untuk menjalani panggilan hidupNya di ujian waktu. Ia merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan mati diatas kayu salib. (Fil 2:8). Nah, itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadanya nama diatas segala nama.
Saudara, Allah sangat menghargai orang yang konsisten. Mari; mulai hari ini, kita berusaha dan berdoa memohonkan kemurahan dan kekuatan Allah untuk menjadi murid dan pelayan Tuhan yang ulet dan konsisten. Konsisten untuk hidup dijalan panggilan Allah untuk "meneteskan" kelembutan cinta kasih Allah bagi yang keras ini.
Post a Comment for "Membangun Konsistensi Dalam Tuhan"