Translate

Bijak Dalam Berelasi Secara Sosial

 Bijaksana dalam berelasi secara sosial ~ Landasan firman Tuhan untuk tema bijaksana dalam berelasi secara sosial diambil dari kitab 2 Raja-raja. Penulis kitab 2 Raja-raja dalam pimpinan, tuntunan, arahan dan bimbingan Roh Kudus, menulis demikian : "Berkatalah Elisa: "Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu” - 2 Raja-raja 3:14.

 

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia sangat membutuhkan sesama dalam totalitas hidupnya. Itu sebabnya, manusia termotivasi setiap hari untuk berelasi, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

 

Dalam interaksi tersebut, setiap orang akan saling mempengaruhi. Pergaulan sosial kita juga sangat menentukan kualitas hidup kita. Artinya, kalau kita hidup dan bergaul sesuai dengan nilai-nilai sosial, nilai-nilai budaya dan nilai-nilai spiritualitas serta nilai-nilai ajaran agama dalam interaksi sosial kita dengan sesama, tentulah hidup kita akan menjadi sehat, minim konflik, bertanggung jawab dan produktif.

 


Tetapi bila kita hidup dan bergaul tanpa menghiraukan nilai-nilai sosial, nilai-nilai budaya, nilai-nilai spiritualitas dan nilai-nilai ajaran agama, pastilah hidup sosial kita akan tidak sehat, penuh konflik, tidak bertanggung jawab dan sudah pasti minim karya. Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus, demikian : “Janganlah kamu sesat : Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” – 1 Korintus 15:33.

 

Dengan demikian, kita dapat engerti pesan penting rasul Paulus di atas tentang relasi sosial kita. Jelas dikataka oleh rasul Paulus yaitu kalau kita saah bergaul atau salah berelasi secara sosial dapat dipastikan bahwa akan terjadi kemerosotan baik secara sosial, budaya, moral, etika dan terlebih terjadi kemerosotan rohani.

 

Kita tentu tidak akan pernah menjadi pribadi yang dewasa serta bertanggung jawab jika pergaulan kita tidak dibangun dalam suatu kesadaran tanggung jawab untuk mengaplikasikan nilai-nilai sosial, nilai-nilai budaya, nilai-nilai spiritual da nilai-nilai ajaran agama kita. Raja Israel, Yoram menjadi seperti orang tuanya (Ahab dan Izebel) karena ayahnya (Ahab) menikahi Ezebel yang tidak takut akan Tuhan.

 

Yosafat salah memilih teman bergaul karena menjadi besan Yoram. Yosafat hampir saja mati karena ia dijebak dengan mengenakan pakaian raja, sedangkan Yoram mengenakan pakaian tentara biasa, untuk mengelabui. Meskipun akhirnya Tuhan meluputkan Yosafat dan membinasakan Yoram - 1 Raja 22:26-33.

 

Masuk kelompok yang salah bisa mendatangkan kehancuran. Masuk dalam kelompok yang salah dalam bisnis, maka kita tidak akan diberkati Tuhan. Masuk Gereja yang salah, anda tidak akan dapat apa-apa, tidak diberkati, hanya enak, nyaman dan senang saja.

 

Yosafat bersekutu dengan Ahazia, raja Israel untuk membuat kapal, tapi Tuhan menggagalkan rencana tersebut. Yosafat adalah seorang yang sangat menghargai dan menghormati Tuhan, sedangkan raja Israel, Yoram dan raja Moab mengabaikan dan melecehkan Tuhan.

 

Raja Yosafat ditolong oleh nabi Elisa, semata-mata karena ia seorang yang menghargai dan menghormati Tuhan. Hanya karena raja Yosafatlah, maka nabi Elisa mau memberikan pertolongan kepada Yoram. Salah memilih kelompok, akan membawa anda kepada kerusakkan. Salah memilih teman, bisa menjerumuskan anda. Salah memilih lingkungan untuk anda bertumbuh, anda tidak akan pernah menjadi dewasa.

 

HATI HATI DALAM MEMILIH, PILIHAN AKAN MEMBAWA ANDA APAKAH ANDA AKAN MENGALAMI HIDUP YANG DIBERKATI ATAU SEBALIKNYA.

 

Post a Comment for "Bijak Dalam Berelasi Secara Sosial"