Menjadi Saksi Kristus Yang Otentik
Menjadi
saksi Kristus yang otentik ~ Landasan firman Tuhan untuk tema
tersebut diambil dari Injil Matius 5:13-16. Dalam Matius 5:16, penulis Injil
Matius dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan menjadi saksi Kristus yang
otentik, menulis: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”.
Kata “saksi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “Orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian); orang yang dimintai hadir pada suatu peristiwa yang dianggap mengetahui kejadian tersebut agar pada suatu ketika, apabila diperlukan, dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi; orang yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa; keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengetahui; bukti kebenaran; orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya”.
APLIKASI
Kata “saksi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “Orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian); orang yang dimintai hadir pada suatu peristiwa yang dianggap mengetahui kejadian tersebut agar pada suatu ketika, apabila diperlukan, dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi; orang yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa; keterangan (bukti pernyataan) yang diberikan oleh orang yang melihat atau mengetahui; bukti kebenaran; orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya”.
Sedangkan kata “otentik”
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: “dapat dipercaya; asli;
tulen dan sah. Jadi, yang dimaksudkan dengan saksi yang otentik ialah orang
yang kesaksian hidupnya (kata, sikap, perbuatan atau tingkah lakunya) dapat
dipercaya, asli, tulen dan sah”.
Seperti teori lebih mudah
ketimbang praktik, berbicara pun lebih ringan daripada bertindak. Hari-hari ini
pun, ketika permasalahan dunia semakin bertambah banyak dan bervariasi, semakin
banyak orang yang mengangkat suaranya. Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi
dan media sosial, mengemukakan pendapat menjadi sangat mudah.
Saat ada isu-isu sosial yang
mencuat, komentar yang memenuhi ruang publik—baik yang bernada bijak maupun
menghakimi—jauh melebihi bantuan yang terulur. Hal ini membuktikan bahwa selalu
ada hal yang bisa dan ingin kita ungkapkan, sedangkan kita enggan untuk
melakukan sesuatu.
Sebagai orang Kristen, kita pun sering terjatuh di tempat yang sama. Ketika melihat seseorang melakukan kesalahan, kita malah menceramahinya tanpa memberikan arahan. Saat ada teman yang berputus asa atau berdukacita, kita hanya sibuk memotivasi tetapi tidak punya waktu mendampinginya.
Sebagai orang Kristen, kita pun sering terjatuh di tempat yang sama. Ketika melihat seseorang melakukan kesalahan, kita malah menceramahinya tanpa memberikan arahan. Saat ada teman yang berputus asa atau berdukacita, kita hanya sibuk memotivasi tetapi tidak punya waktu mendampinginya.
Sewaktu ada yang terpuruk
dan berkekurangan, kita pun melemparkan ayat-ayat Alkitab sebagai penghiburan
tanpa menawarkan bantuan. Setiap saat, dengan fasih kita membicarakan tentang
kasih Allah dan kasih sesama, tetapi tidak mewujudkannya. Akhirnya yang kita
tuai malah kegeraman, kekecewaan, akar pahit, dan hubungan-hubungan yang rusak.
Ketahuilah, saat kita
berbicara dengan lembut; ketika kita meminjamkan telinga dengan sabar dan
menangis atau bergembira bersama teman kita; sewaktu dengan bermurah hati kita
mengulurkan bantuan; atau saat kita mengampuni kesalahan orang lain; sebenarnya
kita sedang membagikan kasih Allah.
Kasih Allah bukan lagi
sekedar kata-kata indah, tetapi mengalir keluar melalui tindakan kita dan
terpancar kepada orang-orang yang membutuhkan sentuhan kasih-Nya. Ketika
itulah, hati mereka akan terbuka lebar, sehingga mereka dapat mengalami kasih
Allah yang sungguh besar dalam hidup mereka.
Mereka pun boleh
diselamatkan, dipulihkan, disembuhkan, dan diberkati Tuhan. Dengan demikian,
visi “Mengasihi Tuhan Mengasihi Sesama dengan Segenap Hati” terealisasi dan tergenapi
dalam hidup kita.
RENUNGAN
Pembaca yang dikasihi oleh
Tuhan Yesus Kristus, Membagikan kasih Allah BERBICARA LEBIH KERAS daripada
mengkhotbahi orang-orang di sekeliling kita."
APLIKASI
1. Apakah yang dimaksud
dengan membagikan kasih Allah?
2. Mengapa membagikan kasih
Allah dapat berbicara lebih keras daripada mengkhotbahi orang lain?
3. Bagaimana Anda dapat
membagikan kasih Allah kepada orang-orang di sekeliling Anda?
DOA
UNTUK HARI INI
“Bapa yang terkasih, ampuni
kami apabila selama ini kami hanya pandai berbicara tetapi tidak cakap
bertindak. Pakai kami mulai sekarang, ya, Tuhan, untuk membagikan kasih-Mu
kepada orang lain. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”
Post a Comment for "Menjadi Saksi Kristus Yang Otentik"