Translate

Ketika Badai Datang Apa Yang Kita Lakukan?

Ketika badai datang apa yang kita lakukan ~ Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus menulis kepada orang Kristen yang ada di kota Filipi dan tentunya tulisan itu masih relevan dengan kehidupan kita pada masa kini, yaitu: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” ~ Filipi 4:13. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam paparan rasul Paulus tersebut, yaitu:

Pertama, “segala perkara”. Ini menunjuk kepada perkara baik atau buruk, perkara senang atau susah, perkara kaya atau miskin, perkara beruntung atau rugi, perkara sehat atau sakit, perkara bahagia atau menderita, perkara disukai atau tidak disukai, perkara diterima atau ditolak, perkara tenang atau gelisah, perkara ada badai atau tidak dan lain sebagainya. Anda bisa menambahkannya lagi.

Kedua, “dapat kutanggung ”. Ini menunjuk kepada hal yang pertama bahwa semua perkara itu dialami oleh rasul Paulus, dirasakan oleh rasul Paulus dan dihadapi oleh rasul Paulus. Jabatan dia sebagai seorang rasul tidak berarti ia bebas dari masalah, ia bebas dari penderitaan, ia bebas dari pergumulan. Justru sebaliknya ketika ia menjadi rasul Kristus, maka penjara, penderitaan, penganiayaan, bahaya, ditolak, melarat dan lain sebagainya ia alami, rasakan dan hadapi.


Ketiga, “di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Ini menunjuk kepada fakta bahwa sebagai manusia, rasul Paulus mengakui secara transparan dan jujur sesungguhnya ia tidak mampu. Di tengah-tengah pergumulan, ia mendeklarasikan bahwa bila ia bisa menanggung semua atau segala perkara itu, justru karena ada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjadi sumber kekuatan baginya. Ia tahu dengan pasti bahwa Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberi dukungan rohani bahkan mengerahkan segenap kekuatan sorga untuk mendukung rasul Paulus sehingga di tengah-tengah badai ia tetap kuat.

“Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.” Matius 14:22-23

Badai adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari. Alam membuktikan bahwa setelah terjadinya badai, maka yang tersisa adalah sebuah pemandangan alam yang berubah karena dahsyatnya kekuatan badai tersebut. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan pribadi kita; situasi yang menantang dapat merubah arah dan jalan hidup kita.
Ketika kesusahan melanda, apakah Anda berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku kan sudah melakukan semua perintah dan kehendakMu, lalu mengapa semua ini terjadi padaku?” Ketika kita memiliki pemikiran seperti itu, maka kita berpendapat bahwa dengan berada dalam lingkup kehendak Allah maka kita secara otomatis akan terhindar dari masalah.

Dalam kitab Matius 14 di atas kita belajar bahwa Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk naik ke perahu dan mendahului Dia bertolak ke seberang danau. Ketika murid-murid tersebut menuruti apa yang Tuhan Yesus perintahkan, mereka tetap harus menghadapi ombak dan angin besar yang mengombang-ambingkan perahu mereka. Faktanya, badai kehidupan dapat datang menimpa kita bahkan ketikan kita berada di tempat yang Tuhan kehendaki.

“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” ~ Yohanes 16:33. Pertanyaan lain yang muncul yang kadang-kadang kita tanyakan kepada Tuhan adalah. “Bapa, apa salahku?” Banyak diantara kita yang secara otomatis beranggapan bahwa kita adalah bagian utama dari masalah. Allah memakai pencobaan untuk membenarkan kita, tetapi tidak semua situasi yang kita alami berasal dari kesalahan kita pribadi. 

Adakalanya Allah mengijinkan masalah datang untuk membuat kita makin sempurna, yaitu agar kita semakin dewasa dan bertumbuh menjadi seperti Kristus. Inilah kasus yang terjadi pada murid-murid Tuhan Yesus di bacaan di atas. Tuhan Yesus tahu apa yang akan mereka hadapi di depan, dan Ia ingin membuat para murid tersebut memenuhi syarat atas panggilan pekerjaan yang Ia tentukan bagi mereka. Gelombang dan angin besar yang harus mereka hadapi menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi mereka untuk belajar mengenai pelajaran penting bagi pelayanan mereka di masa mendatang.

Allah menggunakan berbagai cara yang berbeda untuk melatih dan memperlengkapi kita karena Ia ingin kita menjadi pelayan-pelayan Kristus yang handal dan kuat. Sadari bahwa tidak akan terjadi apapun dalam hidup kita anak-anak Tuhan, kecuali jika Ia mengijinkanNya. Jadi, daripada tertunduk lesu karena pergumulan hidup yang Anda rasakan, lebih baik Anda dan saya memandang kepada Tuhan dan mencari kehendakNya atas masing-masing hidup kita melalui semua tantangan dan masalah yang kita hadapi.