Berkontribusi Dalam Pekerjaan Allah 2
Berkontribusi dalam pekerjaan Allah ~ Jika diperhatikan dengan seksama, maka ada
3 kali kata dalam bentuk jamak, khususnya kata kami, yakni di
ayat 2 yang dicetuskan oleh para musuh, dan kata ini muncul juga dari para
pemimpin Israel di ayat ke 3 sebanyak 2 kali (oleh Zerubabel dan para pemimpim
keluarga orang Israel).
Jadi, pembangunan ini harus dilakukan secara kolektif, yakni
mereka yang masuk dalam kategori sebagai umat Israel, khususnya Israel bagian
Selatan, yang beribukota Yeruselem, yang harus membangun, dan ini terlihat
dari kesepakatan setiap para kepala kaum keluarga di Israel.
Kesadaran yang bersifat proposional ini, yakni sebagai umat TUHAN,
memotivasi seluruh orang Israel untuk bersama-sama membangun Bait Suci. Bagi
Israel posisi Bait Suci sangat penting dan strategis karena dalam Bait Suci
mereka dapat memuji dan menyembah Tuhan serta mendengar firman-Nya yang
disampaikan oleh para nabi.
Konsep ini mengindsikasikan bahwa pembangunan Bait Suci adalah pekerjaan bersama
sebagai umat TUHAN, bukan pekerjaan pribadi tertentu sebagai umat
TUHAN. Kebersamaan untuk membangun merupakan beban yang ditanamkan, dan
diperintahkan TUHAN untuk dikerjakan dan dikaryakan secara bersama; bukan
melalui pribadi tertentu, tetapi seluruh umat TUHAN (YAHWE).
Membangun hanya bagi kepentingan Allah
Dalam konteks ini, ada dua ayat yang mengungkapkan bahwa membangun
bersama-sama hanya bagi Dia/Kerajaan-Nya (ay. 1, 3). Ayat yang 1,
dalam konteks musuh mendengar, namun di ayat 3 merupakan tekad
kolektif dari para pemimpin Israeluntuk membangun bersama-sama Bait Suci bagi
TUHAN, Allah Israel.
Jadi, Bait TUHAN yang dibangun bukan untuk Zerubabel, untuk para
pemimpin keluarga orang Israel, juga bukan untuk Koresy, raja negeri Persia;
walaupun orang Israel menggunakannya sebagai tempat beribadah, tetapi ibadah
orang Israel yang membangun bersama-sama pun hanya untuk Allah (=
bersifat Personal) dan Kerajaan-Nya.
Implementasinya bagi pekerjaan Tuhan bersama pada masa kini adalah,
bahwa apa yang kita kerjakan dalam gereja lokal maupun secara sinodal, semuanya
bukan untuk kepentingan pribadi tertentu dalam gereja, atau untuk kepentingan
sinode, atau pengurus sinode atau pun gereja lokal tertentu. Namun, semuanya
harus berorientasi bagi Allah, melalui wadah tertentu yang dikehendaki-Nya,
sehingga yang dimuliakan dalam pelayanan bersama adalah Allah sendiri, ya hanya
bagi Dia semata-mata.
Membangun dalam visi Allah
Memahami bahwa harus membangun bersama Allah singkapkan atau
bisa sebut Allah mempercayakan visi-Nya hanya melalui seseorang,
yaitu pemimpin saat itu; dalam hal ini visi untuk membangun kembali
diberikan oleh Allah kepada Koresy, raja negeri Persia, untuk menggenapi
nubuat Nabi Yermia (band. 2 Taw. 36:22-23).
Dalam konteks ini, visi ini tidak diberikan kepada Zerubabel atau para
pemimpin keluarga orang Israel, melainkan hanya melalui seorang raja kafir,
yakni Koresy, raja negeri Persia, yang Allah pilih, tetapkan, untuk menerima,
dan menyampaikan perintah Allah kepada Zerubabel dan para pemimpin keluarga
orang Israel, yang kemudian mensosialisasikan kepada seluruh umat Israel dan
kemudian berperan aktif dengan seluruh bangsa israel untuk mewujudkan visi
Allah terhadap pembangunan Bait Suci-Nya. Jadi pribadi yang Allah pilih,
tetapkan dan tugaskan untuk menerima, mensosialisasikan adalah seorang
raja/pemimpin.
Konsep ini mengindikasikan bahwa: tidak pernah visi Allah untuk
pekerjaan pelayanan-Nya datang melalui meja rapat, atau kepada semua umat
Allah, tetapi kepada dan melalui seorang pemimpin yang kemudian
disosialisasikan untuk ditaati, bukan diprotes atau dipermasalahkan. Sebab
Allah-lah yang empunya visi, dan Ia berhak memilih,menetapkan dan menugaskan
kepada pribadi tertentu untuk mensosialisasikan visi-Nya kepada seluruh umat
untuk ditaati secara konsisten.
Post a Comment for "Berkontribusi Dalam Pekerjaan Allah 2"