Translate

Pendeta Yang Memeragakan Gaya Hidup Bunglon

Pendeta yang Memeragakan Gaya Hidup Bunglon ~ Dalam kehidupan rohani, seorang pendeta seharusnya menjadi teladan bagi jemaat dalam hal kesalehan, kejujuran, dan integritas. Namun, ada sebagian pendeta yang menjalani kehidupan seperti bunglon, yaitu beradaptasi dengan lingkungannya untuk keuntungan pribadi. Pendeta seperti ini cenderung bersikap hipokrit, menyesuaikan diri dengan situasi atau orang di sekitarnya demi mempertahankan posisi atau memperoleh kekuasaan. Dalam Alkitab, sikap semacam ini jelas-jelas dikecam.

Ciri-ciri Pendeta Bunglon

1. Tidak Konsisten dalam Ajaran

Pendeta yang memeragakan gaya hidup bunglon cenderung tidak konsisten dalam mengajarkan Firman Tuhan. Mereka mungkin berbicara dengan lantang mengenai kebenaran di depan jemaat, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, mereka berkompromi dengan dosa. Firman Tuhan memperingatkan kita terhadap orang-orang seperti ini dalam Titus 1:16, Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan tidak taat dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.”

2. Mencari Keuntungan Pribadi

Pendeta bunglon seringkali menggunakan posisi mereka untuk mencari keuntungan pribadi, baik dalam bentuk harta, popularitas, atau kekuasaan. Rasul Paulus menegur sikap semacam ini dalam 1 Timotius 6:5, di mana ia menyebutkan bahwa beberapa orang “mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.”

3. Menghindari Konfrontasi

Demi mempertahankan popularitas atau posisi, pendeta bunglon cenderung menghindari konfrontasi atau menyampaikan kebenaran yang mungkin tidak populer. Mereka lebih suka mengatakan apa yang ingin didengar oleh orang-orang, daripada menegur dosa. Dalam Galatia 1:10, Paulus menulis, “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah aku mencoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”

Akibat dari Gaya Hidup Bunglon

Gaya hidup bunglon bukan hanya merusak integritas pribadi pendeta, tetapi juga dapat merusak iman jemaat yang dipercayakan kepadanya. Ketika jemaat melihat pendeta yang tidak konsisten, mereka dapat kehilangan kepercayaan tidak hanya kepada pendeta tersebut, tetapi juga kepada gereja secara keseluruhan. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan orang menjauh dari Tuhan.

Yesus sendiri memperingatkan terhadap kemunafikan dalam Matius 23:27-28, di mana Ia berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu seumpama kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian juga kamu, di sebelah luar tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalamnya kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”

Seorang pendeta dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan kesetiaan kepada Firman Tuhan. Gaya hidup bunglon bertentangan dengan panggilan ini dan membawa dampak negatif yang besar, baik bagi diri sendiri maupun jemaat. Sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk hidup dalam terang, menjadi teladan dalam segala hal, dan menolak segala bentuk kemunafikan. Seperti yang dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:6, “Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”

Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan keberanian kepada setiap pendeta untuk menjalani hidup yang konsisten dengan ajaran-Nya, dan menolak setiap godaan untuk hidup seperti bunglon yang mengubah warna demi kepentingan pribadi. Tuhan memberkati.

Post a Comment for "Pendeta Yang Memeragakan Gaya Hidup Bunglon"