Karakteristik Pendeta Yang Oportunis: Mengejar Kekuasaan Dan Posisi Dalam Gereja Part 6
Karakteristik Pendeta yang Oportunis: Mengejar Kekuasaan dan Posisi dalam Gereja ~ Dalam gereja, seorang pendeta seharusnya menjadi teladan dalam kerohanian dan pelayanan. Namun, tidak jarang kita menemukan sosok pendeta yang lebih mementingkan kekuasaan dan posisi daripada melayani jemaat dengan hati yang tulus. Fenomena ini menggambarkan pendeta yang oportunis, yang mengejar keuntungan pribadi melalui jabatan dan kekuasaan dalam gereja. Tulisan ini akan membahas karakteristik pendeta yang oportunis dan bagaimana Alkitab memberikan peringatan terhadap sikap seperti ini.
1. Mengejar Jabatan dan Kekuasaan.
Salah satu karakteristik utama dari pendeta yang oportunis adalah keinginan yang kuat untuk menduduki posisi tinggi dalam gereja. Jabatan dan kekuasaan dilihat sebagai sarana untuk mendapatkan penghormatan dan pengaruh. Pendeta seperti ini cenderung menggunakan segala cara untuk mencapai posisi tersebut, termasuk memanipulasi jemaat atau rekan pelayanan.
Alkitab mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap mereka yang menggunakan posisi kepemimpinan untuk keuntungan pribadi. Dalam Matius 23:12, Yesus berkata, “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Ayat ini menunjukkan bahwa sikap mementingkan diri sendiri akan berujung pada kerendahan, bukan penghormatan sejati.
2. Mengabaikan Panggilan Pelayanan.
Pendeta yang oportunis sering kali mengabaikan panggilan sejati dari pelayanan, yaitu melayani Tuhan dan jemaat dengan tulus. Mereka lebih fokus pada keuntungan yang bisa diperoleh dari posisi mereka. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mereka mengatur waktu dan sumber daya lebih banyak dihabiskan untuk membangun kekuasaan daripada memperhatikan kebutuhan rohani jemaat.
Petrus mengingatkan para pemimpin gereja untuk tidak melayani karena paksaan atau keuntungan pribadi, tetapi dengan kerelaan hati. Dalam 1 Petrus 5:2-3, ia menulis, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.”
3. Menggunakan
Pengaruh untuk Kepentingan Pribadi.
Pendeta oportunis sering kali menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan pribadi. Mereka mungkin mengejar dukungan dari pihak-pihak tertentu dalam gereja untuk mendapatkan kekuasaan lebih besar, atau bahkan mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran demi mempertahankan posisinya.
Dalam 2 Timotius 3:2-5, Paulus menuliskan tentang orang-orang yang mementingkan diri sendiri, rakus, dan mencintai uang. Meskipun tampaknya mereka menjalankan ibadah, kenyataannya mereka mengingkari kekuatannya. Paulus mengingatkan untuk menjauhi orang-orang seperti ini, karena mereka lebih berbahaya daripada yang terlihat.
4. Mengabaikan
Pertumbuhan Rohani Jemaat.
Seorang pendeta yang hanya mengejar kekuasaan sering kali mengabaikan kebutuhan rohani jemaatnya. Mereka mungkin lebih fokus pada program-program yang mempromosikan diri mereka sendiri daripada membangun iman jemaat. Ini dapat menyebabkan jemaat menjadi lemah secara rohani, karena kebutuhan mereka tidak dipenuhi.
Yesus menegaskan pentingnya pemimpin yang melayani, bukan dilayani, dalam Matius 20:25-28: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Pendeta
yang oportunis menempatkan kepentingan pribadi di atas panggilan pelayanan,
mengejar kekuasaan dan posisi dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran
Kristus. Alkitab mengingatkan kita untuk waspada terhadap pemimpin-pemimpin
seperti ini dan untuk meneladani Kristus dalam kerendahan hati dan pelayanan
yang tulus. Marilah kita berdoa agar setiap pemimpin gereja tetap setia pada
panggilan mereka dan melayani dengan hati yang tulus, demi kemuliaan Tuhan dan
pertumbuhan rohani jemaat.
Post a Comment for "Karakteristik Pendeta Yang Oportunis: Mengejar Kekuasaan Dan Posisi Dalam Gereja Part 6"