Mengapa Harus Menjadi Murid
Mengapa harus menjadi murid ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Yohanes 3:6. Seorang teman berkata: "pak.. bukankah kita sudah menjadi anak Allah, mengapa kita harus belajar menjadi murid?"
Hmm...nampak masih ada kesalahpahaman soal pemuridan, seolah menjadi anak-anak Allah dan menjadi murid dipertentangkan. Ada 3 jawaban atas pertanyaan tersebut diatas, yaitu:
Satu, kalau saudara memiliki 5 orang anak, apakah saudara akan membiarkan mereka tak terdidik dengan baik? Yang penting mereka adalah anak..titik! Tidak perlu di sekolahkan, dilatih dengan soft skill dan jaringan agar anak-anak memiliki kematangan dalam mengelola kehidupan? Tentulah tidak.
Tuhan Yesus mengatakan apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, yang dilahirkan dari roh adalah roh. Benar! Kelahiran baru menjadi anak Allah sangatlah menentukan. Tapi tidak hanya berhenti sampai disitu. Tuhan Yasus juga memanggil, memuridkan dan memerintahkan agar kita pergi memuridkan sekalian bangsa.
Dua, menjadi murid adalah tanda dari kelahiran baru. Kita tidak bisa mengatakan yang penting saya beriman, menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, memperoleh hidup kekal. Rasul Paulus memberikan gambaran seperti bangunan. Dasarnya sudah diletakkan namun tapi tiap-tiap orang harus memperhatikan bagaimana ia membangun diatasnya.
Apakah dengan kualitas emas, batu permata, atau cukup dengan rumput kering saja. Ingat, semuanya akan diuji oleh api. Ya, selamat sih selamat, tetapi seperti dari dalam api. Tuhan tidak mau hidup kita di dunia ini (dalam menghadapi ujian), akan compang camping, karena kita menolak ditempa menjadi emas atau batu mulia, kita malas dibentuk menjadi murid.
Tiga, hanya dengan menjadi muridlah, kita akan layak disebut anak-anak Allah. Kita akan menampilkan kelayakan dan keteladanan hidup sebagai anak-anak Allah. Bukan menggampangkan kasih karunia dan memurahkan keselamatan. Tuhan Yesus berkata: "barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu."
Nah, maukah saudara dan saya menerima anugerah menjadi anak, sekaligus bersedia dibentuk menjadi murid?
Hmm...nampak masih ada kesalahpahaman soal pemuridan, seolah menjadi anak-anak Allah dan menjadi murid dipertentangkan. Ada 3 jawaban atas pertanyaan tersebut diatas, yaitu:
Satu, kalau saudara memiliki 5 orang anak, apakah saudara akan membiarkan mereka tak terdidik dengan baik? Yang penting mereka adalah anak..titik! Tidak perlu di sekolahkan, dilatih dengan soft skill dan jaringan agar anak-anak memiliki kematangan dalam mengelola kehidupan? Tentulah tidak.
Tuhan Yesus mengatakan apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, yang dilahirkan dari roh adalah roh. Benar! Kelahiran baru menjadi anak Allah sangatlah menentukan. Tapi tidak hanya berhenti sampai disitu. Tuhan Yasus juga memanggil, memuridkan dan memerintahkan agar kita pergi memuridkan sekalian bangsa.
Dua, menjadi murid adalah tanda dari kelahiran baru. Kita tidak bisa mengatakan yang penting saya beriman, menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, memperoleh hidup kekal. Rasul Paulus memberikan gambaran seperti bangunan. Dasarnya sudah diletakkan namun tapi tiap-tiap orang harus memperhatikan bagaimana ia membangun diatasnya.
Apakah dengan kualitas emas, batu permata, atau cukup dengan rumput kering saja. Ingat, semuanya akan diuji oleh api. Ya, selamat sih selamat, tetapi seperti dari dalam api. Tuhan tidak mau hidup kita di dunia ini (dalam menghadapi ujian), akan compang camping, karena kita menolak ditempa menjadi emas atau batu mulia, kita malas dibentuk menjadi murid.
Tiga, hanya dengan menjadi muridlah, kita akan layak disebut anak-anak Allah. Kita akan menampilkan kelayakan dan keteladanan hidup sebagai anak-anak Allah. Bukan menggampangkan kasih karunia dan memurahkan keselamatan. Tuhan Yesus berkata: "barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu."
Nah, maukah saudara dan saya menerima anugerah menjadi anak, sekaligus bersedia dibentuk menjadi murid?
Post a Comment for "Mengapa Harus Menjadi Murid"