Ketika Tuhan Melangkah Melintasi Garis Pembatas
Ketika
Tuhan melangkah melintasi garis pembatas ~ Landasan firman Tuhan
untuk tema tersebut diambil dari Injil Lukas 2:1-14. Sehari sesudah hari Natal
di tahun 1958, Paus Yohanes XXIII yang dua bulan sebelumnya baru saja terpilih
menjadi pemimpin gereja Roma Katolik mengunjungi penjara Regina Coeli di kota
Roma.
Kepada para narapidana yang
berada di dalam penjara tersebut Paus Yohanes XXIII berkata di dalam bahasa
Italia sebagai berikut: “Non potete
venire da me, cosi ia vengo da voi”. [Anda tidak dapat datang kepada saya, oleh
karena itu saya datang menemui Anda.] Kalimat yang mencerminkan makna
peristiwa Natal dua ribu tahun lebih yang silam.
Sebagai orang-orang yang
terkungkung di dalam penjara tentu saja para narapidana tersebut tidak dapat
mengunjungi Sri Paus di Vatican. Tembok penjara telah membatasi kebebasan
mereka. Oleh sebab itu, Sri Paus meninggalkan istana Vatican dan datang
mengunjungi mereka di tempat para narapidana itu berada, yaitu di dalam
penjara.
Demi membagikan sukacita
Natal, Sri Paus telah rela melintasi garis pembatas antara seorang pemimpin
yang terhormat dengan orang-orang yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Ia telah
rela melintasi pemisah antara tempat yang terhormat, istana Vatican, dengan
tempat yang hina, penjara Regina Coeli, demi mewartakan kasih Allah kepada
orang-orang hukuman.
Itulah makna peristiwa Natal
sebagaimana yang dicatat di dalam Lukas 2:1-7, yang diwartakan oleh malaikat
Tuhan sebagaimana yang ditulis di dalam Lukas 2:8-13, dan yang menyebabkan para
malaikat mengagungkan Tuhan sebagaimana yang direkam di dalam Lukas 2:14.
Peristiwa tersebut merupakan
peristiwa yang sangat agung, mulia dan menjanjikan keselamatan yang pasti. Mengapa
dikatakan demikian? Karena beberapa alasan berikut:
1.
Pribadi yang lahir adalah Pribadi yang Maha Mulia
Sebagaimana yang diwartakan
oleh malaikat Tuhan dan dicatat di dalam Lukas 2:11, peristiwa Natal merupakan
peristiwa kelahiran dari seorang Pribadi yang Maha mulia. Yaitu kelahiran dari
Sang Juruselamat, Kristus, Tuhan, di dunia.
Tidak mengherankan apabila
di malam itu para balatentara sorga turun dari langit di atas padang
penggembalaan dekat kota Betlehem untuk memuji Allah. Sang Penguasa Alam
Semesta telah hadir di dunia sebagai penggenapan dari janji-Nya yang telah Ia
sampaikan melalui para nabi-Nya beratus-ratus tahun sebelumnya.
2.
Pribadi yang lahir adalah Pribadi yang rendahhati
Kerendahan hati Tuhan ini
terlihat dari tempat yang Ia pilih untuk diri-Nya dilahirkan. Di Lukas 2:7
ditulis bahwa bayi Kristus dibaringkan di dalam palungan, tempat untuk menaruh
makanan bagi hewan. Hal ini mengindikasikan bahwa Ia dilahirkan di dalam sebuah
kandang, tempat palungan biasa diletakkan.
Tentu kalau Tuhan bersedia,
Ia sanggup untuk mengatur agar diri-Nya dilahirkan di dalam istana yang megah. Kalau
Ia mau, tentu Ia mampu untuk mengatur agar diri-Nya dilahirkan di tempat
penginapan yang mewah. Namun, dengan sengaja Ia mengatur agar diri-Nya
dilahirkan di tempat yang hina, untuk menegaskan kerendahan hati-Nya.
3.
Pribadi yang lahir adalah Pribadi yangpenuh kasih
Di balik pilihan tempat bagi
diri-Nya untuk dilahirkan itu, Tuhan juga menunjukkan kasih-Nya bagi semua
orang. Kalau Ia dilahirkan di istana yang megah, maka hanya para bangsawan yang
dapat menemui diri-Nya. Kalau Ia dilahirkan di tempat penginapan yang mewah,
maka hanya orang-orang kaya yang dapat menjenguk diri-Nya.
Ia sengaja memilih untuk
dilahirkan di tempat yang sederhana agar supaya semua orang dan semua kalangan
dapat menjumpai-Nya atau bertemu dengan-Nya. Ia sengaja memilih untuk
dilahirkan di tempat sederhana supaya para gembala yang sederhana dapat bertemu
dengan diri-Nya.
Itulah kasih Allah bagi
semua orang. Ia bukan hanya mengasihi orang-orang yang terpandang seperti para
majus dari Timur, namun Ia juga mengasihi rakyat jelata, kaum pinggiran atau
kaum marjinal. Semuanya tidak diabaikan-Nya. Di hati-Nya yang penuh kasih itu
terdapat tempat bagi semua orang, semua level dan semua suku bangsa.
Post a Comment for "Ketika Tuhan Melangkah Melintasi Garis Pembatas"