Apa Yang Menjadi Harapan Terbesar Manusia ? - Ep. 01
Apa yang menjadi harapan terbesar manusia? ~ Landasan firman Allah untuk tema apa yang menjadi harapan terbesar manusia? diambil dari Injil Yohanes. Demikianlah firman Allah: “Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” – Yohanes 11:25-26.
Sepanjang sejarah, manusia berusaha dan berharap untuk dapat mengurangi ancaman dan memperpanjang kehidupan. Sakit penyakit dan kematian adalah ancaman terbesar manusia (dan bahkan semua makhluk), karena itu harus dikenali, dibatasi dan jika perlu diatasi. Lewat apa? Ya menghindari sumber ancaman atau kematian dan menemukan cara baru (pengetahuan) untuk memperpanjang kehidupan. Itulah sebabnya ilmu pengetahuan dan keyakinan (agama) muncul beringingan, sampai sekarang.
Sejak dahulu orang hanya mengharapkan 2 hal dari kehidupan:
a) Umur panjang. Kalau boleh seperti Metusalah (969 th), Yared (962 th), Nuh (950 th). Mereka adalah orang saleh dan hebat, yang bisa memperoleh umur panjang. Dan umur panjang kerap dikaitkan dengan kesalehan. Saat ini orang terus mengembangkan ilmu pengetahuan biologis untuk mencari kemungkinan ilmiah memperpanjang kehidupan. Dengan ditemukannya antibiotik penicilin oleh Alexander Fleming, tahun 1928, maka harapan hidup manusia makin bertambah panjang.
b) Tidak mengalami kematian, namun diangkat langsung oleh Tuhan ke Surga seperti Henokh dan Elia. Kalau toh mengalami kematian, maka berharap akan ada kebangkitan dari antara orang mati. Harapan mengenai kebangkitan ini tentu pro kontra, baik secara filsafat maupun secara keyakinan agama. Sebab gagasan mengenai kebangitan itu benar benar absurd, dan mencengangkan, tetapi sekaligus memberi pengharapan baru.
Orang Saduki paling menentang akan hal itu, sebab selain memang tidak (baca: belum) ada buktinya dan hukum Musa tidak sekalipun menyebutkan akan hal itu. Namun gagasan mengenai kebangkitan juga tidak boleh dimatikan, sebab itu menjadi pengharapan (baca kekuatan) manusia dalam menjalani kehidupan, agar tidak berujung pada kesia sia an.
Nah, kisah yang dicatat oleh Injil Yohanes, yakni kisah Tuhan Yesus membangkitlan Lazarus dari antara orang mati (sudah 4 hari mati, jadi bukan mati suri, bahkan sudah berbau busuk) adalah kisah yang menggemparkan.
Kegemparan ini bukan karena dibuktikan adanya seorang manusia yang telah mati (4 hari) dan bisa bangkit lagi..tetapi kegemparan yang jauh lebih besar adalah kegemparan pengharapan akan adanya kehidupan baru dibalik kematian. Kegemparan keyakinan yang selama ini diharapkan ternyata menemukan bukti dan jalan. Apalagi melalui peristiwa kebangkitan Lazarus itu, Tuhan Yesus berkata: "Akulah kebangkitan dan hidup."
Pastilah saat itu (baik kebangkitan Lazarus dan pernyataan Yesus bahwa Dialah kebangkitan dan hidup) menjadi viral dan trending topik, diantara para imam dan para pengikut Yesus. Debat dan diskusi panjang terjadi antara kelompok Saduki dengan kelompok Farisi...dan debat antar pemeluk keyakinan agama sampai sekarang.
Saya bahkan yakin bahwa pengikut Tuhan Yesus langsung bertambah banyak setelah peristiwa itu. Karena memang orang ingin tahu lebih lanjut soal kebangkitan dan kuasa kebangkitan dari antara orang mati. Kebangkitan adalah sentra berita Injil yang menjadi landasan pewartaan kekristenan sampai hari ini.
Tidak mengherankan, para imam dan orang Saduki pun berusaha membunuh Lazarus, agar bisa mematahkan adanya warta dan bukti adanya kebangkitan diantara orang mati (Yoh 12:9-11). Dan mereka berusaha membunuh Yesus.
Jadi, gagasan dan pengharapan akan KEBANGKITAN itu mulai dibicarakan dan menjadi kegemparan sejak dibangkitkannya Lazarus. Dan nantinya disempurnakan dengan kebangkitan Yesus Kristus sendiri dari antara orang mati.
Oleh karena itu..bagi kita orang percaya, kebangkitan itu bukanlah angan dan harapan...tetapi KUASA. Kuasa yang dikerjakan oleh Kristus Yesus yang dengan tegas berkata: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yohanes 11:25-26)
Saudara, ada 3 harapan dan upaya manusia disepanjang sejarah hidupnya:
1. Mengejar kebahagiaan
2. Mengejar imortality (tidak perlu mati)
3. Mengejar transendensi.
Nah, itulah harapan terbesar manusia sepanjang sejarah hidupnya. Lawan dari kesemuanya itu adalah kesukaran, kematian dan keterbatasan. Itulah sebab jutaan tahun makhluk yang namanya itu berevolusi untuk memenuhkan harapan terbesarnya yakni kebahagiaan, imortality dan transendensi.
Dari upaya pencarian kebahagiaan, manusia telah berkembang menjadi makhluk sosial yang bekerja sama untuk mengatasi ancaman dan mempermudah kehidupan. Jejak perubahan sejarah manusia ini bisa kita lihat pada saat menusia mengalami revolusi bahasa, lalu berlanjut ke revolusi pertanian sampai pada revolusi industri (mesin, science dan saat ini digital). Sungguh ini lompatan perubahan yang luar biasa dalam kehidupan species yang namanya manusia. Upaya untuk mengembangkan diri dan kelengkapan kehidupan membawa manusia pada banyak bentuk kemudahan dan kebahagiaan.
Dari upaya untuk mengejar imortality, manusia juga terus mengembangkan ilmu biologi, fisika, kimia sampai pada neuro science. Ambil contoh: pada tahun 1800 an umur rata rata manusia itu sekitar 45 th, dan pada tahun 1900 an usia rata-rata manusia itu sekitar 49 th. Nah sekarang harapan hidup manusia sudah sekitar 87 th. WHO bahkan menyatakan bahwa usia sampai 67 th itu masih tergolong muda. Usia 68-85 th disebut paruh baya; usia 86-99 th baru disebut orang tua dan diatas 100 th disebut usia panjang. Secara biologis usia manusia itu dapat mencapai 120 th sesuai dengan usia sel. Sel dalam tubuh kita itu dapat membelah sampai 50 kali. Setelah itu sel akan mati. Jadi usia 120 th adalah batas pembelahan sel tubuh kita sampai 50 kali. Ini disebut usia kematian normal, bukan karena kecelakaan atau sakit penyakit.
Namun, di tahun 1995 ilmu pengetahuan telah mendapatkan terobosan yang luar biasa dengan ditemukannya kemampuan manusia untuk mengkloning sel (dengan percobaan domba Dolly). Ini bisa mengubah masa depan manusia tentang kemungkinan kehidupan yang lebih panjang lagi. Bahkan dikatakan sebelum tahun 2040 manusia dapat menembus batas usia sel mereka. Dan ini pasti akan menggoncangkan kepercayaan dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan.
Belum lagi upaya manusia menjadi transenden dengan mengirimkan memori kesadarannya ke digital cloud yang dapat membuat manusia hidup dimana mana tanpa memerlukan tubuh biologis lagi. Wah ini semua bakal menjadi keterkejutan besar diluar nalar kita dan kemampuan kita untuk menceritakan realita yang baru dan benar benar berbeda.
Apakah semua yang saya paparkan diatas mungkin terjadi? Ya dalam kehidupan ini memang selalu akan ada kemungkinan baru dan keterkejutan. Bukankah kebangkitan Lazarus dari orang mati (yang kemarin kita bahas di MK) juga hal baru dan diluar nalar? Dan itu bisa terjadi! Bukankah pernyataan Tuhan Yesus yang mengatakan : “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati..", juga merupakan pernyataan yang baru dan mengejutkan?
Bagaimana mungkin ada seorang manusia yang punya kekuasaan (dan kemampuan) untuk membangkitkan manusia dari kematian? Semua orang pada zaman itu (bahkan sampai sekarang) tidak bisa percaya akan adanya kebangkitan diantara orang mati. Semua harus dicari alasan dan pembuktian berulang ulang agar tidak terjadi kekacauan. Sebab perubahan baru tanpa kesiapan.... hanya akan menjadi bencana penyesatan bagi pengharapan manusia itu sendiri.
Bersambung…!!
Post a Comment for "Apa Yang Menjadi Harapan Terbesar Manusia ? - Ep. 01"