Translate

Tetap Bersukacita Kendatipun Memikul Salib

Tetap bersukacita kendatipun memikul salib ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Kisah Para Rasul 5:25-42. Dalam Kisah Para Rasul 5:41, penulis kitab Kisah Para Rasul menegaskan demikian: “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus”.

Sukacita dan salib dalam hidup kita bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan kedua hal itu bagaikan perangko, dimana ada sukacita pasti disitu ada salib dan sebaliknya.

Ada banyak orang yang sulit untuk bersukacita ketika berada dalam situasi dan kondisi yang sukar. Misalnya usahanya atau bisnisnya sedang lesu, order menurun, pelanggan pergi dan lain sebagainya. Namun, sebagai pengikut Kristus selalu ada alasan kuat bagi kita untuk tetap bersukacita kendatipun memikul salib.

Ketika memberitakan Injil, para rasul mengalami berbagai hal, yang kalau dipikir secara manusia, bisa melemahkan iman mereka. Mereka mengalami hujatan, hinaan, bahkan hukuman dalam penjara dan ancaman mati. Meskipun demikian, mereka tetap setia memberitakan kebenaran. Itulah salib yang harus dipikul rasul-rasul. Memikul salib berarti rela menderita bagi Kristus.

Keadaan terjepit tidak membuat para rasul menyangkal iman mereka. Justru mereka terus memberitakan tentang Yesus. Malah, mereka mengaanggap keadaan yang mereka alami sebagai suatu kehormatan dan bergembira karenanya. Sukacita yang dari Tuhanlah yang memampukan para rasul tetap bersukacita memikul salib bagi Yesus dan pada akhirnya mereka menuai hasil dari ketekunan dalam memikul salib, yaitu dibebaskan dari penjara.


Salib adalah salah satu alat yang digunakan orang Romawi untuk menjalankan hukuman mati terhadap penjahat. Salib dianggap sebagai alat untuk mendatangkan kematian dengan cara yang pelan, tetapi sangat menyakitkan. Orang Romawi biasanya menggunakan salib untuk menghukum mati budak atau orang asing. Orang yang dijatuhi hukuman diharuskan memikul salibnya sendiri sampai di tempat ia akhirnya disalib. Tentu saja salib itu berat, sehingga perlu perjuangan keras untuk dapat memikulnya. 

Jangan hanya mampu bersukacita ketika kondisi kita baik, kita merasa nyaman, enak, dan semuanya berjalan dengan lancar saja. Itu adalah ciri orang yang belum dewasa rohani. Namun, bertumbuhlah secara rohani supaya kita semakin dipenuhi dengan sukacita Tuhan, sehingga kita bisa bersukacita dalam memikul salib bagi Yesus.

Ya, salah satu ciri dari kedewasaan rohani dari orang percaya adalah tetap bersukacita saat memikul salib bagi Yesus. Seperti rasul-rasul yang bersukacita dalam penderitaan yang mereka alami, kita pun harus meneladani dan mempraktikkannya dalam hidup kita.

Mungkin saat ini kita sedang melayani Tuhan dan banyak orang yang menghina dan menertawakan kita, tetapi ingatlah, itu tidak sebanding dengan apa yang dialami para rasul di zaman dahulu. Mintalah Roh Kudus memberikan kemampuan kepada kita untuk bersukacita dalam keadaan terburuk sekalipun.

RENUNGAN

Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Tetap BERSUKACITA saat MEMIKUL SALIB bagi Yesus adalah ciri KEDEWASAAN ROHANI. Namun, untuk mewujudkan sukacita dalam memikul salib bukanlah pekerjaan yang gampang.

APLIKASI
1. Apakah reaksi Anda ketika Anda mengalami hal yang kurang menyenangkan dalam mengikut Kristus?

2. Sudahkan Anda selalu bersukacita dalam penderitaan yang Anda alami? Mengapa Anda harus memikil salib bagi Yesus?
3. Bagaimana cara Anda dapat tetap bersukacita meski harus memikul salib bagi Yesus?

DOA UNTUK HARI INI
“Terima kasih Tuhan Yesus, atas anugerah-Mu dalam hidup kami. Terima kasih kalau Kau izinkan kami memikul salib-Mu. Ajari kami selalu bersukacita karena kami rindu hidup dewasa secara rohani. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”

Post a Comment for "Tetap Bersukacita Kendatipun Memikul Salib"