Bahagia Dalam Perspektif Alkitab 2
Bahagia dalam
perspektif Alkitab ~ Apa hubungan tulisan yang ada di Matius dan yang di Lukas. Matius
mengatakan ‘miskin di hadapan Allah’ dan Lukas hanya mengatakan ‘miskin’.
Ketika Yesus mengutip kata-kata dari Yes. 61:1 dalam Luk. 4:18, ia mengutip
kata-kata ini: “Roh Tuhan ada pada-Ku untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin ”. Orang yang berbahagia ialah orang miskin yang
mengakui kemiskinannya sehingga menimbulkan sikap rendah hatiterhadap Allah.
Harta merupakan
penghalang untuk menjadi murid
Di lihat dari sudut kebalikannya, maka harta
material merupakan halangan terhadap kehidupan rohani Anda. Tidak ada kompromi
apapun dalam hal ini. Menjadi miskin dapat menjadi berkat rohani jikalau hal
ini mewujudkan sikap rohani yang tepat.
Yesus tidak mengizinkan orang muda yang kaya itu
menjadi muridnya kecuali ia menjual segala miliknya, memberikannya kepada orang
miskin. Ia tidak mengizinkan orang muda yang kaya itu mengikuti sebagaimana
adanya.
Yesus mengatakan, “Tidak. Hanya ada satu syarat
bagi Anda untuk menjadi murid saya.” Orang muda yang kaya itu dengan semangat
berkata, “Ya, ya, apakah syarat itu? Yesus berkata, “Engkau harus menjual
segala milikmu, memberikannya kepada orang-orang miskin, kemudian datanglah
kemari dan ikutlah aku.”
Sekiranya Yesus dapat membuat keadaan lebih
mudah bagi orang muda yang kaya itu, pasti ia akan melakukannya. Bukankah
begitu? Ia akan melakukannya karena Kitab Injil menceritakan kepada kita bahwa
Yesus mengasihi orang itu. Dia tidak memberikan persyaratan itu karena Yesus
membenci orang itu; Yesus mengatakan demikian justru karena dia mengasihinya.
Yesus memberikan persyaratan itu karena kekayaan material merupakan halangan
kepada kehidupan rohani kita.
Saat ini gereja berada terpuruk secara rohani
karena gereja mulai berkompromi dalam sikap terhadap harta. Harta merupakan
halangan. Itulah sebabnya Yakobus berkata di Yakobus 5:1: “Hai kamu orang kaya,
menangislah dan merataplah!” Tidak ada penjelasan apapun. Menangislah kamu
orang kaya! Berbahagialah orang miskin! Dan merataplah orang kaya! Injil tidak
pernah merupakan kabar baik untuk kapitalis. Kaum kapitalis tidak akan pernah
berhasil mengencerkan ajaran Yesus agar dapat dicocokkan dengan
kapitalisme.
Anda menemukan hal yang sama di dalam setiap
ajaran Yesus mengenai harta benda. Dia tidak mau berkompromi dengan orang kaya.
Dia tidak membenarkan orang yang mengandalkan harta. Khotbah di Bukit
mengatakan, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
(Mat. 6:24). Anda tidak dapat melakukan hal itu. Akan tetapi gereja ingin
mengatakan, “Ya, kamu bisa. Kamu bisa mengabdi kepada Mamon, yaitu mengabdi
kepada uang, dan juga mengabdi kepada Allah.”
Yesus dengan jelas memberitahu kita, bahwa kita
tidak dapat melakukan hal itu. Anda hidup untuk Allah, dan Mamon menjadi budak
Anda. Itu berarti uang hanya merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan. Anda
menggunakannya, tetapi Anda tidak bisa mengabdi kepadanya. Itulah yang membuat
Injil begitu sulit bagi suatu masyarakat yang makmur; suatu masyarakat di mana
kebanyakan orang mempunyai rekening bank yang cukup besar.
Post a Comment for "Bahagia Dalam Perspektif Alkitab 2"