Bahagia Dalam Perspektif Alkitab 1
Bahagia dalam
perspektif Alkitab ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Lukas. Penulis
Injil Lukas menegaskan demikian: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin,
karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah” – Lukas 6:20. Ada tiga bagian
dalam ayat ini yang perlu diperhatikan. Pertama-tama, ‘berbahagialah’; kedua,
‘orang miskin’; dan ketiga, ‘kerajaan Allah’.
1. “Berbahagialah …”
Bahagia itu mudah; kita semua tahu apa artinya
bahagia. Kata ‘berbahagia’ artinya ‘bahagia’. Mzm. 1:1 dimulai dengan kata itu:
“Berbahagialah orang…”. Orang seperti apa? Di sepanjang Kitab Suci,
kebahagiaan dijanjikan kepada orang-orang tertentu.
Orang seperti apa yang bahagia? Orang yang
bahagia adalah orang yang tidak berjalan menurut kefasikan, tetapi yang berjalan
menurut kebenaran. Orang yang bahagia adalah orang yang kesukaannya ialah Allah
dan Taurat-Nya dan yang merenungkan Firman Allah siang dan malam. Kebahagiaan
rohani dalam Alkitab ditujukan kepada orang tertentu.
Dengan kata lain, orang seperti ini bahagia
karena Allah melimpahkan kebahagiaan kepadanya. Ia bahagia karena ia berbahagia
di dalam Allah. Allah yang akan membuatnya berbahagia. Allah membawa keceriaan
kepada orang tertentu. Jika Anda adalah orang seperti itu, maka Anda akan
berbahagia. Anda akan mendapat berkat Tuhan yang membuat Anda bahagia dan
ceria.
2. “… Orang miskin.
Siapakah orang-orang yang diberkati oleh Allah
dengan kebahagiaan? Kata-katanya berbunyi ‘Berbahagialah orang-orang miskin.’
Hal ini sama sekali bertentangan dengan anggapan dunia. Semboyan dunia ialah:
‘Berbahagialah orang kaya.’ Namun Yesus menjungkirbalikkan segalanya dengan
berkata, “Berbahagialah … orang miskin.”
Ini merupakan azas fundamental kerajaan Allah:
semua nilai dunia ini dijungkirbalikkan. Inilah azas pertama yang perlu
dimengerti. Terjadi perubahan fundamental dalam tatanan, atau penentuan nilai.
Untuk memahami ‘berbahagialah orang miskin,’ pertama-tama Anda harus
mengetahui, apakah Anda miskin atau tidak? Jikalau Anda tidak miskin, Anda
tidak perlu mendengar ajaran Yesus ini karena tidak ada sangkut pautnya dengan
Anda karena ajaran ini mengatakan, “Berbahagialah orang miskin.”
Apakah Anda Miskin?
Apakah kita miskin atau kaya? Adalah tragedi
besar untuk orang yang miskin, tetapi berpikir bahwa mereka kaya. Hal ini
sering terjadi di antara orang Kristen, terutama di generasi sekarang.
Banyak orang Kristen yang miskin tetapi berpikir
bahwa mereka kaya. Akan tetapi karena mereka berpikir bahwa mereka itu kaya,
mereka telah kehilangan berkat Tuhan. Karena Anda tidak saja harus miskin,
tetapi Anda juga harus tahu bahwa Anda miskin. Kalau tidak, maka Anda berpikir
bahwa Anda kaya dan Anda tidak menggolongkan diri Anda di antara orang miskin –
Wahyu 3:17. ‘Tidak tahu’ artinya mereka berpikir bahwa mereka kaya dan tidak
kekurangan apa-apa; tetapi mereka tidak tahu kemalangan dan kemelaratan mereka.
Orang-orang Farisi di Yoh. 9:40-41, “Apakah
itu berarti bahwa kami juga buta? Kami tidak buta.” Yesus berkata kepada
mereka, “Karena kamu berkata bahwa kamu tidak buta sedangkan sebenarnya kamu
buta, maka tetaplah dosamu”. Menjadi buta dan tidak mengetahui bahwa Anda
buta; menjadi miskin dan tidak mengetahui bahwa Anda miskin, ini merupakan
pembohongan diri sendiri. Hal ini sangat menyedihkan.
Ada orang yang berpikir bahwa mereka sehat
sedangkan sebenarnya mereka sakit. Mungkin mereka merasa sehat, akan tetapi
saat ini, di dalam diri beberapa orang, mungkin sudah ada benih kanker
mematikan, tetapi mereka merasa sehat. Orang sakit yang tahu bahwa dirinya
sakit hidup lebih lama. Aneh!
Sering kali saya memikirkannya di dalam Kitab
Suci, “Kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan
perjuangan bukan untuk yang kuat.” - Pengkhotbah 9:11. Tidak ada hal yang
begitu menyedihkan. Tentu saja, dalam hal ayah saya, tidak mungkin ia
mengetahui bahwa ia sekarat, bahwa penyakit kanker itu sudah ada di dalam
tubuhnya. Namun secara rohani kita bisa mengetahuinya, karena Roh Allah ada di
sini untuk menunjukkan kepada kita penyakit pembawa maut yang ada di dalam jiwa
kita.
Jadi, tahukah Anda apakah Anda miskin atau
tidak? Mungkin Anda merasa bahwa Anda tidak miskin, dan karena Anda tidak
merasa diri Anda miskin, maka Anda merasa bahwa kata-kata Yesus itu tidak
berkenaan dengan Anda. “Berbahagialah orang miskin” dan Anda berkata, “Aku
tidak miskin.” Jadi Anda bisa saja berpaling. Siapa perlu mendengar itu? Siapa
perlu mendengar Khotbah di Bukit? Ini adalah pesan untuk orang miskin.
Mengingat bahwa Anda kaya, atau Anda merasa Anda cukup berada, Anda tidak
memerlukannya. Kalau begitu mari kita bahas apakah itu kemiskinan. Apakah
artinya miskin itu? Bersambung .....!
Post a Comment for "Bahagia Dalam Perspektif Alkitab 1"