Cara Menghadapi Masa Sukar
Cara menghadapi masa yang sukar ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari kitab Mazmur 77:2-3: "Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku. Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan".
Masa yang sukar tidak bisa kita menebak kapan akan menimpa kita. Itulah yang dikatakan oleh penulis kitab Pengkhotbah: "... karena engkau tidak tahu malapetaka yang akan terjadi di atas bumi" - Pengkhotbah 11:2b. Jadi, masa sukar itu pasti dan selalu ada di jalan hidup kita. Persoalannya kita tidak mengetahui waktunya.
Pemasmur dalam mazmur 77 mengalami masa yang sulit dan sukar. Masa itu membuat dia merasakan kesesakan yang luar biasa. Namun, ada pelajaran penting yang bisa kita ambil sebagai pelajaran bagi kita dari penulis kitab Mazmur 77 itu tentang bagaimana caranya menghadapi dan mengatasi masa sukar yang dialaminya.
1. Berdoa dengan sungguh kepada Allah.
Penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan berdoa dengan kesungguhan hati kepada Allah, menulis: "Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku" - Mazmur 77:2.
Masa yang sukar dijadikan batu pijakan oleh pemazmur untuk berdoa, berseru dan berserah secara total kepada Allah. Dua kali diulang pernyataan pemazmur "... berseru-seru dengan nyaring kepada Allah ..." menunjukkan keseriusan dan sikap iman dari pemazmur kepada Allah.
Kita juga pada masa kini tentu sudah, sedang dan akan menghadapi serta mengalami masa sukar dalam hidup kita. Biarlah kita tidak mempersalahkan situasi dan kondisi serta mempersalahkan Tuhan ketika mengalami masa sukar. Mari kita gunakan energi rohani untuk berdoa dengan kesungguhan hati kepada Allah karena kita percaya bahwa Dia pasti mendengar seruan doa kita kepada-Nya.
2. Mencari dan mendahulukan Tuhan.
Penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan mencari dan mendahulukan Tuhan, menulis: "Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan" - Mazmur 77:3.
Masa sukar dan hari kesusahan acap kali membuat banyak orang menjadi panik. Dalam kepanikan sering salah dalam mengambil keputusan. Ditandai dengan mencari pertolongan kepada yang bukan Tuhan. Ketika kesusahan dan kesukaran menimpa hidup, mereka bukannya mencari dan mendahulukan Tuhan, melainkan pergi mencari dan mendahulukan manusia, orang pintar, dukun, para normal dan kekuatan-kekuatan kegelapan.
Ada ancaman serius ketika kita mengandalkan manusia. Nabi Yeremia dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan manusia yang mengandalkan sesamanya, menulis demikian: "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" - Yeremia 17:5.
Pemazmur dalam menghadapi kesusahan, ia tidak memperkeruh keadaan. Ia tidak lari kepada manusia dan mengandalkan manusia karena dia tahu bahwa manusia mustahil untuk bisa menghibur dia dalam kesusahannya. Itu sebabnya, dia mencari dan mendahulukan Tuhan karena dia tahu Tuhan itu penuh kasih dan kuasa serta sumber penghiburan yang sempurna.
Biarlah kita juga, ketika mengalami kesusahan dalam hidup kita di akhir zaman, ambil dan ikutilah teladan pemazmur yang selalu berdoa dengan kesungguhan hati dan senantiasa mencari dan mendahulukan Tuhan dalam hidupnya. Pada saat kita menempatkan Tuhan pada posisi yang terutama dalam hidup dan pergumulan kita, maka kita pasti mendapatkan pertolongan pada waktunya.
Nabi Yeremia dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita yang menempatkan Tuhan dan menaruh harapan kita kepada-Nya, menulis demikian: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" - Yeremia 17:7.Amin
Masa yang sukar tidak bisa kita menebak kapan akan menimpa kita. Itulah yang dikatakan oleh penulis kitab Pengkhotbah: "... karena engkau tidak tahu malapetaka yang akan terjadi di atas bumi" - Pengkhotbah 11:2b. Jadi, masa sukar itu pasti dan selalu ada di jalan hidup kita. Persoalannya kita tidak mengetahui waktunya.
Pemasmur dalam mazmur 77 mengalami masa yang sulit dan sukar. Masa itu membuat dia merasakan kesesakan yang luar biasa. Namun, ada pelajaran penting yang bisa kita ambil sebagai pelajaran bagi kita dari penulis kitab Mazmur 77 itu tentang bagaimana caranya menghadapi dan mengatasi masa sukar yang dialaminya.
1. Berdoa dengan sungguh kepada Allah.
Penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan berdoa dengan kesungguhan hati kepada Allah, menulis: "Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku" - Mazmur 77:2.
Masa yang sukar dijadikan batu pijakan oleh pemazmur untuk berdoa, berseru dan berserah secara total kepada Allah. Dua kali diulang pernyataan pemazmur "... berseru-seru dengan nyaring kepada Allah ..." menunjukkan keseriusan dan sikap iman dari pemazmur kepada Allah.
Kita juga pada masa kini tentu sudah, sedang dan akan menghadapi serta mengalami masa sukar dalam hidup kita. Biarlah kita tidak mempersalahkan situasi dan kondisi serta mempersalahkan Tuhan ketika mengalami masa sukar. Mari kita gunakan energi rohani untuk berdoa dengan kesungguhan hati kepada Allah karena kita percaya bahwa Dia pasti mendengar seruan doa kita kepada-Nya.
2. Mencari dan mendahulukan Tuhan.
Penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan mencari dan mendahulukan Tuhan, menulis: "Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan" - Mazmur 77:3.
Masa sukar dan hari kesusahan acap kali membuat banyak orang menjadi panik. Dalam kepanikan sering salah dalam mengambil keputusan. Ditandai dengan mencari pertolongan kepada yang bukan Tuhan. Ketika kesusahan dan kesukaran menimpa hidup, mereka bukannya mencari dan mendahulukan Tuhan, melainkan pergi mencari dan mendahulukan manusia, orang pintar, dukun, para normal dan kekuatan-kekuatan kegelapan.
Ada ancaman serius ketika kita mengandalkan manusia. Nabi Yeremia dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan manusia yang mengandalkan sesamanya, menulis demikian: "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" - Yeremia 17:5.
Pemazmur dalam menghadapi kesusahan, ia tidak memperkeruh keadaan. Ia tidak lari kepada manusia dan mengandalkan manusia karena dia tahu bahwa manusia mustahil untuk bisa menghibur dia dalam kesusahannya. Itu sebabnya, dia mencari dan mendahulukan Tuhan karena dia tahu Tuhan itu penuh kasih dan kuasa serta sumber penghiburan yang sempurna.
Biarlah kita juga, ketika mengalami kesusahan dalam hidup kita di akhir zaman, ambil dan ikutilah teladan pemazmur yang selalu berdoa dengan kesungguhan hati dan senantiasa mencari dan mendahulukan Tuhan dalam hidupnya. Pada saat kita menempatkan Tuhan pada posisi yang terutama dalam hidup dan pergumulan kita, maka kita pasti mendapatkan pertolongan pada waktunya.
Nabi Yeremia dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita yang menempatkan Tuhan dan menaruh harapan kita kepada-Nya, menulis demikian: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" - Yeremia 17:7.Amin