Karunia Roh Kudus Dan Pertumbuhan Gereja 1
Karunia Roh Kudus dan
pertumbuhan gereja ~ Setelah peristiwa kenaikan Kristus ke sorga, maka menurut catatan
Alkitab sepuluh hari kemudian Roh Kudus yang dijanjikan oleh Kristus diutus
untuk menyertai, menolong dan menghibur para murid dalam rangka melanjutkan
misi penyelamatan Allah bagi manusia berdosa. Peristiwa turunya Roh Kudus, Anda
dapat membacanya di Kisah Para Rasul 2:1-13.
Pekerjaan Roh Kudus selain menyertai, menolong dan
menghibur kita, Roh Kudus juga memberikan karunia-karunia kepada setiap orang
percaya supaya setiap orang percaya dapat berfungsi dengan baik di dalam
membangun tubuh Kristus dan juga dalam membawa jiwa-jiwa kepada Kristus melalui
pemberitaan Injil. Ketika setiap dan semua orang percaya berfungsi dengan baik
melalui penerapan karunia-karunia rohani secara benar dan bertanggung jawab,
maka akan berimplikasi kepada terjadinya pertumbuhan gereja, baik secara
kualitas maupun kuantitas – Kisah Para Rasul 2:41-47.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Apa
saja karunia Roh Kudus yang diberikan kepada setiap orang percaya dan
sejauhmana pengaruhnya bagi pertumbuhan gereja?” Berdasarkan catatan rasul
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus yaitu dalam 1 Korintus
12:1-11, maka berikut ini saya sajikan:
1. Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat.
Yunani λογος σοφια – ‘LOGOS SOPHIA’, perkataan “bijak”, “arif”. Dalam konteks
1 Korintus 12:8 berhubungan dengan kebijakan ilahi, kemampuan untuk mengatur
hubungan seseorang dengan Allah berbeda dengan kata φρονεσις - 'PHRONESIS', "pengertian" yaitu kemampuan
mengenal, memahami, dan beradaptasi dengan seseorang.
λογος σοφια - 'LOGOS SOPHIA' merupakan ucapan yang berhikmat melalui pekerjaan Roh Kudus. Inilah penerapan penyataan firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan atau masalah yang khusus (Kisah Para Rasul 6:10; 15:13-22). Akan tetapi, ini tidak sama dengan memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari. Hikmat itu dicapai dengan belajar yang rajin dan merenungkan jalan Allah dan firman-Nya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).
λογος σοφια - 'LOGOS SOPHIA' merupakan ucapan yang berhikmat melalui pekerjaan Roh Kudus. Inilah penerapan penyataan firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan atau masalah yang khusus (Kisah Para Rasul 6:10; 15:13-22). Akan tetapi, ini tidak sama dengan memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari. Hikmat itu dicapai dengan belajar yang rajin dan merenungkan jalan Allah dan firman-Nya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).
2. Karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan.
Yunani, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS',
perkataan "pengetahuan". Kata γνωσεως - 'GNOSEÔS' adalah
bentuk genitif (menyatakan sumber atau milik) dari kata γνωσις - 'GNÔSIS', sedangkan kata γνωσις - 'GNÔSIS' adalah nomina berasal dari γινωσκω - 'GINOSKO', "mengetahui", sehingga kata γνωσις - 'GNÔSIS'diterjemahkan menjadi "pengetahuan"
yaitu cabang pengetahuan tertentu bukan pengetahuan dalam arti luas.
Dalam konteks 1 Korintus 12:8, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS' berarti kecakapan membentangkan dan menerangkan secara teoritis prinsip-prinsip mendasar atau pengetahuan yang lebih dalam dari doktrin Kristen. γνωσις - 'GNÔSIS', "pengetahuan" berbeda dengan 'SOPHIA', "hikmat". γνωσις - 'GNÔSIS' merujuk kepada pengetahuan itu sendiri, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' merujuk kepada kebijaksanaan yang diterapkan dalam tindakan. γνωσις - 'GNÔSIS'menerapkan secara ringkas pengertian tentang kebenaran, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' menerangkan lebih rinci makna kebenaran dalam segala aspeknya.
Dalam konteks 1 Korintus 12:8, λογος γνωσεως - 'LOGOS GNOSEÔS' berarti kecakapan membentangkan dan menerangkan secara teoritis prinsip-prinsip mendasar atau pengetahuan yang lebih dalam dari doktrin Kristen. γνωσις - 'GNÔSIS', "pengetahuan" berbeda dengan 'SOPHIA', "hikmat". γνωσις - 'GNÔSIS' merujuk kepada pengetahuan itu sendiri, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' merujuk kepada kebijaksanaan yang diterapkan dalam tindakan. γνωσις - 'GNÔSIS'menerapkan secara ringkas pengertian tentang kebenaran, sedangkan σοφια - 'SOPHIA' menerangkan lebih rinci makna kebenaran dalam segala aspeknya.