Prinsip Hidup Di Dalam Iman
Pertanyaan
penting harus diajukan yaitu: Bagaimana sesungguhnya prinsip hidup di dalam
iman itu? Berdasarkan Kejadian 6:9-22, ada beberapa jawaban yang kiranya dapat
memotivasi dan menginspirasi para pembaca setia blog ini. Doa dan harapan saya
ialah kiranya iman Anda dikuatkan dan diteguhkan oleh Tuhan.
1. Hidup dikuasai oleh iman bukan oleh logika.
Kejadian
6:9. Nuh dan keluarganya hidup dalam suatu generasi di mana kejahatan
mendominasi hidup orang-orang pada zamannya. Manusia kala itu hidup dalam pesta
pora, kesenangan duniawi. Sementara Nuh dan keluarganya dituntut untuk hidup
dalam etika moral yang benar. Secara logika, tentu sangat tertekan. Namun Nuh
hidup bukan dikuasai oleh logikanya, tetapi hidupnya dikuasai oleh iman kepada
Tuhan. Itulah yang menjadi landasan kuat dimana Nuh hidup tetap hidup tidak
bercacat baik secara etika, moral dan terlebih rohani berkualitas di hadapan
Tuhan.
Rasul
Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen di kota Roma, menulis demikian: “Janganlah
kita menjadi serupa dengan dunia…!” – Roma 12:2. Walaupun kita hidup di dunia
yang dipenuhi oleh sistem dan nilai-nilai yang kotor, najis dan berdosa,
biarlah hidup kita dikuasai oleh iman kepada Tuhan dan bukan dikuasai oleh
logika kita. Itulah prinsip hidup dalam iman yang harus kita tumbuh-kembangkan
dari hari ke hari sehingga hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan dan menjadi
berkat bagi sesama.
2. Tetaplah beriman walaupun kelihatannya mustahil.
2. Tetaplah beriman walaupun kelihatannya mustahil.
Kejadian
6:13-21. Mustahil itulah kata yang membuat kebanyakan gagal untuk mulihat
mujizat dari Tuhan. Mustahil itulah kata yang menyebabkan banyak orang
menyerah, putus asa dan kehilangan semangat hidup. Mustahil itulah yang menjadi
alasan bagi kebanyakan orang untuk berhenti berjuang dan kehilangan
pengharapan.
Nuh
tentu juga memiliki sejumlah alasan untuk tidak hidup dalam iman. Faktanya semua
yang dilakukan tidak masuk logika dan tentunya mustahil. Nuh melakukan sesuatu
yang menurut kebanyakan orang mustahil. Nuh memiliki segudang alasan untuk ragu
dan bimbang akan apa yang dilakukannya. Pertama, mengapa Tuhan mau menghukum
dunia? Kedua, mengapa hanya dia dan keluarganya yang diselamatkan? Ketiga,
bagaimana mungkin ia diperintahkan untuk membuat bahtera sedangkan ia tinggal
sangat jauh dari samudera bagaimana membawanya ke air?
Ada
masalah dalam mengumpulkan seluruh binatang dan kemudian memeliharanya. Dalam
membagun bahtera membutuhkan waktu yang lama, tentunya banyak hari yang
melemahkan dan melelahkan. Tidak ada hujan dan banyak dapat kritikan dari
orang-orang sekitar. Tetapi Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan.
Dia mempercayai Allah sepenuhnya dan hal tersebut menyenangkan hati Allah. Mempercayai sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Jadi, tetaplah beriman sekalipun kelihatannya mustahil karena iman melampaui fakta yang terlihat oleh mata jasmani. Pemazmur tegaskan bahwa: “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya” – Mazmur 147:11
3. Tetaplah ikuti Tuhan dan pimpinan-Nya.
Dia mempercayai Allah sepenuhnya dan hal tersebut menyenangkan hati Allah. Mempercayai sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Jadi, tetaplah beriman sekalipun kelihatannya mustahil karena iman melampaui fakta yang terlihat oleh mata jasmani. Pemazmur tegaskan bahwa: “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya” – Mazmur 147:11
3. Tetaplah ikuti Tuhan dan pimpinan-Nya.
Kejadian
6:22. Tuhan dan pimpinan-Nya sempurna dalam hidup kita. Tuhan dan pimpinan-Nya
tidak pernah salah dan gagal – Ayub 42:1-2. Nuh mengikuti Tuhan dan
pimpinan-Nya dalam totalitas hidupnya. Mengapa? Karena Tuhan memberi petunjuk
yang sangat rinci dalam hal ukuran, bentuk dan bahan baku bahtera itu serta
jumlah yang berbeda dari binatang-binatang yang akan dibawah dalam bahtera.
Bahtera
dari kayu gofir dengan panjang 300 hasta (1 hasta 45 cm) maka 45x300=13.500 cm
(1 meter = 100 cm), maka panjang bahtera 13.500:100=135 meter, lebarnya 23
meter dan tingginya 14 meter. Bahtera itu ada atap, pintu pada lambung bahtera
dan di dalam bahtera bertingkat 3 (bawah, tengah & atas).
Binatang-binatang satu pasang (jantan dan betina) dari segala jenis
burung, hewan, binatang melata dari seluruh muka bumi.
Respon
Nuh dalam ayat 22, “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” Nuh taat sepenuhnya
(tidak ada petunjuk yang diabaikan) dan Nuh menaati dengan tepat (dalam cara
dan waktu yang Tuhhan tetapkan)
Daud
mengatakan dalam Mazmur 119:33 “Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk
ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.” Dan Rasul
Yakobus katakan dalam Yakobus 2:24 “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan
karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.” Dan Yesus katakan dalam
Injil Yohanes 14:15: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku”.
Itulah
penjelasan saya tentang prinsip hidup dalam iman. Kiranya itu menjadi motivasi
dan inspirasi bagi Anda. Bila saat ini Anda sedang dalam pergumulan yang
kelihatannya mustahil, biarlah penjelasan tentang prinsip hidup dalam iman
memberi peneguhan bagi Anda yaitu bahwa tidak yang mustahil bagi Tuhan.