Translate

Prinsip Hidup Di Dalam Iman

Prinsip hidup didalam iman – Iman menjadi salah satu kata penting, sentral dan strategis di dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Itulah sebabnya, kehidupan setiap orang percaya harus memiliki prinsip yang kuat di dalam iman. Dikatakan demikian, karena fakta empiris menunjukkan bahwa ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan begitu kuat menghadang jalan hidup kita. Selain itu, fakta kehidupan pun menunjukkan bahwa ada banyak orang Kristen yang gugur imannya dan mengikuti kesenangan dunia ini.

Pertanyaan penting harus diajukan yaitu: Bagaimana sesungguhnya prinsip hidup di dalam iman itu? Berdasarkan Kejadian 6:9-22, ada beberapa jawaban yang kiranya dapat memotivasi dan menginspirasi para pembaca setia blog ini. Doa dan harapan saya ialah kiranya iman Anda dikuatkan dan diteguhkan oleh Tuhan.

1.    Hidup dikuasai oleh iman bukan oleh logika.
Kejadian 6:9. Nuh dan keluarganya hidup dalam suatu generasi di mana kejahatan mendominasi hidup orang-orang pada zamannya. Manusia kala itu hidup dalam pesta pora, kesenangan duniawi. Sementara Nuh dan keluarganya dituntut untuk hidup dalam etika moral yang benar. Secara logika, tentu sangat tertekan. Namun Nuh hidup bukan dikuasai oleh logikanya, tetapi hidupnya dikuasai oleh iman kepada Tuhan. Itulah yang menjadi landasan kuat dimana Nuh hidup tetap hidup tidak bercacat baik secara etika, moral dan terlebih rohani berkualitas di hadapan Tuhan.


Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Kristen di kota Roma, menulis demikian: “Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia…!” – Roma 12:2. Walaupun kita hidup di dunia yang dipenuhi oleh sistem dan nilai-nilai yang kotor, najis dan berdosa, biarlah hidup kita dikuasai oleh iman kepada Tuhan dan bukan dikuasai oleh logika kita. Itulah prinsip hidup dalam iman yang harus kita tumbuh-kembangkan dari hari ke hari sehingga hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.

2.    Tetaplah beriman walaupun kelihatannya mustahil.
Kejadian 6:13-21. Mustahil itulah kata yang membuat kebanyakan gagal untuk mulihat mujizat dari Tuhan. Mustahil itulah kata yang menyebabkan banyak orang menyerah, putus asa dan kehilangan semangat hidup. Mustahil itulah yang menjadi alasan bagi kebanyakan orang untuk berhenti berjuang dan kehilangan pengharapan.

Nuh tentu juga memiliki sejumlah alasan untuk tidak hidup dalam iman. Faktanya semua yang dilakukan tidak masuk logika dan tentunya mustahil. Nuh melakukan sesuatu yang menurut kebanyakan orang mustahil. Nuh memiliki segudang alasan untuk ragu dan bimbang akan apa yang dilakukannya. Pertama, mengapa Tuhan mau menghukum dunia? Kedua, mengapa hanya dia dan keluarganya yang diselamatkan? Ketiga, bagaimana mungkin ia diperintahkan untuk membuat bahtera sedangkan ia tinggal sangat jauh dari samudera bagaimana membawanya ke air?

Ada masalah dalam mengumpulkan seluruh binatang dan kemudian memeliharanya. Dalam membagun bahtera membutuhkan waktu yang lama, tentunya banyak hari yang melemahkan dan melelahkan. Tidak ada hujan dan banyak dapat kritikan dari orang-orang sekitar. Tetapi Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan. 

Dia mempercayai Allah sepenuhnya dan hal tersebut menyenangkan hati Allah. Mempercayai sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Jadi, tetaplah beriman sekalipun kelihatannya mustahil karena iman melampaui fakta yang terlihat oleh mata jasmani. Pemazmur tegaskan bahwa: “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya” – Mazmur 147:11

3.    Tetaplah ikuti Tuhan dan pimpinan-Nya.
Kejadian 6:22. Tuhan dan pimpinan-Nya sempurna dalam hidup kita. Tuhan dan pimpinan-Nya tidak pernah salah dan gagal – Ayub 42:1-2. Nuh mengikuti Tuhan dan pimpinan-Nya dalam totalitas hidupnya. Mengapa? Karena Tuhan memberi petunjuk yang sangat rinci dalam hal ukuran, bentuk dan bahan baku bahtera itu serta jumlah yang berbeda dari binatang-binatang yang akan dibawah dalam bahtera.

Bahtera dari kayu gofir dengan panjang 300 hasta (1 hasta 45 cm) maka 45x300=13.500 cm (1 meter = 100 cm), maka panjang bahtera 13.500:100=135 meter, lebarnya 23 meter dan tingginya 14 meter. Bahtera itu ada atap, pintu pada lambung bahtera dan di dalam bahtera bertingkat 3 (bawah, tengah & atas).  Binatang-binatang satu pasang (jantan dan betina) dari segala jenis burung, hewan, binatang melata dari seluruh muka bumi.

Respon Nuh dalam ayat 22, “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” Nuh taat sepenuhnya (tidak ada petunjuk yang diabaikan) dan Nuh menaati dengan tepat (dalam cara dan waktu yang Tuhhan tetapkan)
    
Daud mengatakan dalam Mazmur 119:33 “Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.” Dan Rasul Yakobus katakan dalam Yakobus 2:24 “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.” Dan Yesus katakan dalam Injil Yohanes 14:15: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”.


Itulah penjelasan saya tentang prinsip hidup dalam iman. Kiranya itu menjadi motivasi dan inspirasi bagi Anda. Bila saat ini Anda sedang dalam pergumulan yang kelihatannya mustahil, biarlah penjelasan tentang prinsip hidup dalam iman memberi peneguhan bagi Anda yaitu bahwa tidak yang mustahil bagi Tuhan.