Persiapkan Jalan Bagi Tuhan 1
Persiapkan jalan bagi Tuhan – Tema
ini diangkat dari seruan Yohanes Pembaptis: “Luruskanlah jalan bagi Tuhan”, yang dinubuatkan oleh nabi
Yesaya dalam Yesaya 40:3. Mengapa
seruan ini disampaikan atau dinyatakan demikian? Yang
pertama adalah, berkaitan dengan keadaan manusia secara umum dan keadaan umat
Tuhan secara khsusus. Dan yang kedua berkaitan dengan rencana Allah yang akan
menyelamatkan dunia dan umat-Nya melalui Anak-Nya Yesus Kristus.
Bagaimana keadaan hidup
manusia secara umum dan keadaan rohani umat Tuhan secara khusus? Bahwa karena dosa, semua
manusia telah kehilangan kemilaan Allah (Roma 3:23). Nabi Yesaya menggambarkan keadaan manusia
seperti ini ibarat rumput dan bunga di padang yang sebentar saja kelihatan
indah namun seketika menjadi kering dan layu /binasa (Yesaya 40:6b-8a).
Kemudian keadaan
rohani atau keadaan keberagamaan umat Tuhan baik pada zaman nabi Yesaya maupun pada zaman
Yohanes Pembaptis. Sikap hidup dan ibadah mereka kepada Allah tidak benar.
Secara kasat mata seolah olah mereka kelihatan sebagai orang yang beragama,
mereka adalah orang yang beribadah, tetapi ternyata hati mereka tidak menempatkan
Allah sebagai TUHAN. Dan ibadah mereka bukanlah untuk Tuhan, tetapi untuk
memenuhi ketentuan yang dibuat oleh manusia. Karenanya Firman Tuhan berkata:
“..... Oleh karena bangsa ini datang
mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku,
hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, (Yesaya 29:13).
Kondisi seperti ini
juga yang terjadi pada zaman Yohanes Pembaptis, sehingga Yohanes Pembaptis berseru: ”Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu
bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah
buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira bahwa kamu dapat
berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu:
Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah
tersedia pada akar pohon, dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang
baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (Matius 3:7-10).
Baik kehidupan
manusia secara umum maupun kehidupan orang yang menyatakan diri sebagai orang
yang beragama, sama-sama memiliki sikap hidup yang menyimpang; hidup berdosa
dan sementara berjalan di bawah ancaman hukuman karena dosa. Karenanya atas
dasar inilah, dan oleh karena kasih-Nya yang besar, Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia supaya
manusia yang percaya dapat hidup berkenan kepada Allah dan diselamatkan
(Yohanes 3:16).
Persiapkanlah jalan
bagi Tuhan adalah seruan Firman Allah, bagaiman seharusnya manusia bersikap
dalam menyambut pernyataan kasih Allah melalui kelahiran Yesus Kristus
Juruselamat dunia. Ada
dua sikap yang menunjukan dua golongan manusia dalam menyambut kelahiran Tuhan
Yesus, yaitu:
1. Yang
tidak siap.
Pertama,
Herodes
Agung (Matius 2:1-18).
Herodes adalah simbol
orang yang merasa tidak membutuhkan Allah dalam hidupnya, karena dia sendiri
merasa memiliki kekuasaan. Dan dengan kekuasaan itu, ia menempatkan diri
sebagai pribadi yang harus ditakuti, disegani ditinggikan dan dihormati.
Karenanya ketika dia mendengar bahwa ada seorang raja yang baru lahir, ia
terkejut dan dengan diam-diam merencanakan pembunuhan terhadap Yesus. Herodes
menganggap Yesus sebagai pesaing dalam hidupnya ia tidak mau takluk di bawah
kekuasaan Yesus.
Kedua,
para rohaniawan Yahudi, (Yohanes 8:30-59).
Golongan rohaniawan
Yuhudi adalah golongan yang merasa tidak membutuhkan Yesus, karena mereka
meyakini bahwa mereka adalah umat pilihan Allah melalui nenek moyang mereka
Abraham, namun Yesus menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak Iblis, karena
mereka mengerjakan pekerjaan Iblis, yaitu; mereka tidak hidup dalam kebenaran, mereka
membunuh dan berdusta, (Yohanes 8:44).
Ketiga,
Golongan
yang tidak memiliki sikap.
Dalam pelayanan Yesus
banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti dia hanya untuk mendengar dan
menyaksikan Yesus berkhotbah dan melakukan mujizat, tetapi tidak mau menerima
ajara-Nya dan melakukan Firman-Nya, (Matius 4:23-25; 7:15-27).