Natal Menghadirkan Jawaban Bagi Manusia
3. Orang
beriman digerakkan – Lukas 2:6-7.
Hanya orang-orang-orang yang sungguh-sungguh percayakepada firman Tuhan yang mampu melihat kemuliaan yang ada dalam diri Bayi di palungan. Hanya iman yang dapat melihat keindahannya. Dunia akan segera kecewa akan Juruslamat yang demikian. Tetapi bagi orang percaya hanya satu hal yang ia lihat yaituTuhan dan Rajanya yang sudah mendatangi dunia. Itulah yang dilihat oleh:
Hanya orang-orang-orang yang sungguh-sungguh percayakepada firman Tuhan yang mampu melihat kemuliaan yang ada dalam diri Bayi di palungan. Hanya iman yang dapat melihat keindahannya. Dunia akan segera kecewa akan Juruslamat yang demikian. Tetapi bagi orang percaya hanya satu hal yang ia lihat yaituTuhan dan Rajanya yang sudah mendatangi dunia. Itulah yang dilihat oleh:
a. Maria dan Yusuf.
Maria
percaya pada Firman Allah sebelum natal, pada saat natal, dan sesudah natal.
Maria adalah gambar iman yang bekerja. Firman Allah seantiasa menjadi makanan
jiwanya. Maria menghubungkan perkataan malaekat waktu ia masih di Nasaret,
dicocokan dengan kata-kata para gembala waktu Yesus lahir dan menghubungkan
dengan nubuatan nabi-nabi dalam PL tentang Mesias.
Maria
adalah wanita yang rendah hati dan sederhana. Ia mau menginap di tempat yang
kotor dan hina. Ia tidak merasa bangga atau hebat karena suaminya adalah
keturunan raja Daud yang disegani. Juga tidak ada petunjuk sedikitpun bahwa
Maria membanggakan anaknya Yesus yang akan menjadi raja, Anak Allah yang
Mahatinggi sesuai pemberitaan malaekat dan para gembala. Ia jujur, polos dan
terbuka. Ia menjadi berkat bagi dunia. Itulah yang dikatakan Elisabet….diberkatilah
Engkau diantara semua perempuan.
Di awal Perjanjian Baru, Marialah yang memperbaiki dampak serta peran Hawa ditaman Eden dan semua wanita yang lemah sepenjang sejarah, sehingga bukan lagi kutuk tapi berkat.....bukan lagi beban, tapi kelegaan yang tersedia bagi semua orang yang datang pada Yesus. Ia menjadi ibu teladan sejagat dalam hal kesetiaan, kesederhanaan, kejujuran, keterbukaan serta kepercayaannya kepada Firman Tuhan. (khusus dalam merayakan hari ibu tanggal 22 Desember).
b. Para
Gembala.
Para
gembala digerakan ke Betlehem setelah mereka percaya kepada Firman Tuhan yang
disampaikan oleh malaekat Tuhan. Merekalah orang beriman yang melihat kemuliaan
Juruslamat dalam kesederhanaan-Nya. Mereka menyembah Yesus dan membawa
persembahan yang terbaik bagi Yesus. Setelah berjumpa secara pribadi,mereka
menyaksikan Yesus kepada orang yang mereka temui.
c. Para Majus.
Orang-orang
Majus juga percaya kepada petunjuk yang Tuhan nyatakan kepada mereka melalui
bintang. Mereka datang mencari Raja yang baru dilahirkan di Betlehem. Mereka
membawa persembahan mereka yang terbaik untuk Tuhan dan Juruslamatnya. Mereka
pulang dengan penuh sukacita, karena sudah berjumpa dengan Juruslamat.
d. Bagaimana dengan kita?
Jika Yusuf
dan Maria menjadi teladan bagi kehidupan Rumah Tangga, kiranya keluarga kita
sebagai orang-orang beriman juga digerakan supaya menjadi teladan bagi
keluarga-keluarga kita yang belum percaya khususnya para ibu dalam mendidik dan
mengasu anak-anak. Jika para gembala menyembah Yesus dengan kesungguhan hati,
kiranya kita juga dapat menyembah Yesus dengan setulus hati kita serta
menyaksikan Yesus kepada semua orang yang belum diselamatkan seperti para
gembala. Jika para majus sudah mengorbankan harta, tenaga, waktu dan milik
mereka untuk Yesus, maka kita sebagai orang-orang beriman juga harus digerakan
dalam mengorbankan waktu, tenaga, harta, dan milik kita untuk melayani Yesus.
Jika
pemerintah dunia, Umat pilihan Allah, serta Orang-orang beriman digerakan
dalam menyambut natal, maka marilah kita sebagai orang-orang beriman bergerak dalam menyambut natal. Kita harus bergerak untuk menjadi teladan, menjadi saksi serta berkorban untuk Krstus. Di samping itu, kita juga tidak melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Juruslamat yang berulang tahun. Dengan demikian kita sebagai orang-orang beriman dapat menjadi berkat bagi dunia dalam menyambut dan merayakan Natal dengan sederhana dan ketulusan.
Selamat Natal.
dalam menyambut natal, maka marilah kita sebagai orang-orang beriman bergerak dalam menyambut natal. Kita harus bergerak untuk menjadi teladan, menjadi saksi serta berkorban untuk Krstus. Di samping itu, kita juga tidak melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Juruslamat yang berulang tahun. Dengan demikian kita sebagai orang-orang beriman dapat menjadi berkat bagi dunia dalam menyambut dan merayakan Natal dengan sederhana dan ketulusan.
Selamat Natal.