ALKITAB SUMBER ATURAN BAGI KEHIDUPAN
Alkitab adalah firman Allah. Dikatakan demikian, "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah" - 2 Petrus 1:21. Sebagai firman Allah, memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Tentang manfaat Alkitab bagi kehidupan kita, rasul Paulus menulis demikian: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" - 2 Timotius 3:16.
Firman Allah bermanfaat untuk mengajarkan kepada kita tentang Allah, dan karya-Nya bagi manusia. Firman Allah bermanfaat untuk menyatakan kesalahan kita dan menyingkapkan tentang dosa dan kejahatan, sehingga mendorong kita untuk datang kepada Allah mengakui kesalahan dan menerima pengampunan dari-Nya. Firman Allah juga berguna untuk memperbaiki karakter kita, sehingga memiliki karakter ilahi. Firman Allah menuntun kita untuk senantiasa hidup dalam kebenaran di tengah dunia yang tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Itu sebabnya, Alkitab menjadi sumber aturan yang tepat bagi kehidupan kita. Namun, masih banyak dari antara kita yang belum sepenuhnya menjadikan Alkitab sumber aturan utama bagi kehidupan kita. Akibatnya, acap kali kita hidup menyimpang dari firman Tuhan. Keinginan kitalah yang mendominasi hidup kita.
Pertanyaan penting yang harus kita ajukan ialah: "Bagaimana sikap kita terhadap Alkitab sebagai sumber aturan bagi kehidupan kita?" Ada beberapa sikap yang harus kita lakukan, yaitu:
1. Jadikan Alkitab sumber dan sasaran hidup baru.
Sasaran hidup baru di dalam Kristus ialah supaya kita mencerminkan melodi dan harmoni dalam perilaku hidup keseharian kita. Melodi apa? Lagu keadilan Allah. Harmoni apa? Harmoni antara kebenaran Allah dan ketaatan kita. Rasul Paulus menulis demikian: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" - 2 Korintus 5:17. Ini bisa terwujud di dalam hidup kita, jika kita menjadikan Alkitab sumber dan sasaran dari pembentukan hidup baru kita di dalam Kristus.
Jantung kehidupan rohani kita bersumber dari firman Allah. Oleh karena itu, firman Allah menjadi kesukaan bagi hidup kita. Nabi Yeremia menulis tentang hal itu demikian: "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam" - Yeremia 15:16.
Yeremia menjadikan firman Allah segala-galanya. Ia mengasihi firman Allah, firman itu menjadi sukacita dan kegembiraan baginya. Salah satu tanda yang pasti bahwa kita ini anak-anak Allah ialah kasih yang kuat akan firman Allah yang diilhamkan. Yeremia tetap terpisah dari tindakan berdosa orang fasik; pengalaman pengasingan dan kesepian yang terjadi menjadi harga yang harus dibayar untuk kesetiaan kepada Allah dan kebenaran-Nya.
2. Jadikan Alkitab sumber makanan rohani.
Sebagai manusia daging, kita membutuhkan makanan bagi pertumbuhan dan kesehatan fisik manusiawi kita. Namun, jangan sampai makanan jasmani menjadi yang terutama bagi hidup kita. Selain kita sebagai makhluk jasmani, kita juga adalah makhluk rohani. Karena kita adalah makhluk rohani, maka kita membutuhkan makanan rohani supaya menguatkan iman dan spiritual kita.
Yesus ketika diperhadapkan dengan krisis akan makanan untuk tubuh jasmaninya, Dia dicobai oleh Iblis. Cobaan Iblis kepada Yesus tentang hal itu demikian: "Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti" - Matius 4:3. Iblis tahu bahwa Yesus sedang lapar secara fisik dan membutuhkan makanan untuk menguatkan tubuhnya. Itu sebabnya Iblis menggugat kewibawaan dan kekuasaan Yesus sebagai Anak Allah. Cara yang sama juga sering dipakai Iblis untuk menggugat posisi atau status kita di dalam Kristus. Ketika mengalami keadaan yang sukar, Iblis senantiasa menggoda kita untuk menjauh dari Kristus.
Namun, Yesus tidak terjebak dengan perkataan Iblis itu. Yesus tidak masuk ke dalam perangkap Iblis. Yesus dengan tegas menjawab: "Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" - Matius 4:4. Yesus memberi jawaban yang jelas dan tegas kepada Iblis bahwa sumber hidup manusia itu bukan saja dari makanan jasmani. Ada juga makanan lain, yaitu firman Allah yang memberi kekuatan dan pertumbuhan hidup bagi manusia.
Dengan demikian, Yesus ingin mendorong kita supaya menjadikan firman Allah sebagai menu makanan kita secara rohani setiap hari. Karena kita ini adalah makhluk rohani, maka kita membutuhkan makanan rohani yaitu firman Allah. Dengan demikian, kita memiliki sumber utama untuk mengalahkan tipu muslihat Iblis. Kita harus melawannya dengan iman yang kuat. Rasul Petrus menulis tentang perlawanan kita terhadap Iblis, demikian: "Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" - 1 Petrus 5:9.
Tanpa firman Allah, iman kita tidak akan bertumbuh. Tanpa firman Allah, kita tidak dapat kuat melawan musuh. Iman kita bisa teguh, hanya melalui firman Allah. Kita harus mencintai, mengasihi dan membaca serta mendengarkan firman Allah. Rasul Paulus menegaskan tentang iman kita bisa bertumbuh hanya oleh firman Allah demikian: "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" - Roma 10:17.
Baca juga materi khotbah ini:
Firman Allah bermanfaat untuk mengajarkan kepada kita tentang Allah, dan karya-Nya bagi manusia. Firman Allah bermanfaat untuk menyatakan kesalahan kita dan menyingkapkan tentang dosa dan kejahatan, sehingga mendorong kita untuk datang kepada Allah mengakui kesalahan dan menerima pengampunan dari-Nya. Firman Allah juga berguna untuk memperbaiki karakter kita, sehingga memiliki karakter ilahi. Firman Allah menuntun kita untuk senantiasa hidup dalam kebenaran di tengah dunia yang tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Itu sebabnya, Alkitab menjadi sumber aturan yang tepat bagi kehidupan kita. Namun, masih banyak dari antara kita yang belum sepenuhnya menjadikan Alkitab sumber aturan utama bagi kehidupan kita. Akibatnya, acap kali kita hidup menyimpang dari firman Tuhan. Keinginan kitalah yang mendominasi hidup kita.
Pertanyaan penting yang harus kita ajukan ialah: "Bagaimana sikap kita terhadap Alkitab sebagai sumber aturan bagi kehidupan kita?" Ada beberapa sikap yang harus kita lakukan, yaitu:
1. Jadikan Alkitab sumber dan sasaran hidup baru.
Sasaran hidup baru di dalam Kristus ialah supaya kita mencerminkan melodi dan harmoni dalam perilaku hidup keseharian kita. Melodi apa? Lagu keadilan Allah. Harmoni apa? Harmoni antara kebenaran Allah dan ketaatan kita. Rasul Paulus menulis demikian: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" - 2 Korintus 5:17. Ini bisa terwujud di dalam hidup kita, jika kita menjadikan Alkitab sumber dan sasaran dari pembentukan hidup baru kita di dalam Kristus.
Jantung kehidupan rohani kita bersumber dari firman Allah. Oleh karena itu, firman Allah menjadi kesukaan bagi hidup kita. Nabi Yeremia menulis tentang hal itu demikian: "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam" - Yeremia 15:16.
Yeremia menjadikan firman Allah segala-galanya. Ia mengasihi firman Allah, firman itu menjadi sukacita dan kegembiraan baginya. Salah satu tanda yang pasti bahwa kita ini anak-anak Allah ialah kasih yang kuat akan firman Allah yang diilhamkan. Yeremia tetap terpisah dari tindakan berdosa orang fasik; pengalaman pengasingan dan kesepian yang terjadi menjadi harga yang harus dibayar untuk kesetiaan kepada Allah dan kebenaran-Nya.
2. Jadikan Alkitab sumber makanan rohani.
Sebagai manusia daging, kita membutuhkan makanan bagi pertumbuhan dan kesehatan fisik manusiawi kita. Namun, jangan sampai makanan jasmani menjadi yang terutama bagi hidup kita. Selain kita sebagai makhluk jasmani, kita juga adalah makhluk rohani. Karena kita adalah makhluk rohani, maka kita membutuhkan makanan rohani supaya menguatkan iman dan spiritual kita.
Yesus ketika diperhadapkan dengan krisis akan makanan untuk tubuh jasmaninya, Dia dicobai oleh Iblis. Cobaan Iblis kepada Yesus tentang hal itu demikian: "Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti" - Matius 4:3. Iblis tahu bahwa Yesus sedang lapar secara fisik dan membutuhkan makanan untuk menguatkan tubuhnya. Itu sebabnya Iblis menggugat kewibawaan dan kekuasaan Yesus sebagai Anak Allah. Cara yang sama juga sering dipakai Iblis untuk menggugat posisi atau status kita di dalam Kristus. Ketika mengalami keadaan yang sukar, Iblis senantiasa menggoda kita untuk menjauh dari Kristus.
Namun, Yesus tidak terjebak dengan perkataan Iblis itu. Yesus tidak masuk ke dalam perangkap Iblis. Yesus dengan tegas menjawab: "Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" - Matius 4:4. Yesus memberi jawaban yang jelas dan tegas kepada Iblis bahwa sumber hidup manusia itu bukan saja dari makanan jasmani. Ada juga makanan lain, yaitu firman Allah yang memberi kekuatan dan pertumbuhan hidup bagi manusia.
Dengan demikian, Yesus ingin mendorong kita supaya menjadikan firman Allah sebagai menu makanan kita secara rohani setiap hari. Karena kita ini adalah makhluk rohani, maka kita membutuhkan makanan rohani yaitu firman Allah. Dengan demikian, kita memiliki sumber utama untuk mengalahkan tipu muslihat Iblis. Kita harus melawannya dengan iman yang kuat. Rasul Petrus menulis tentang perlawanan kita terhadap Iblis, demikian: "Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" - 1 Petrus 5:9.
Tanpa firman Allah, iman kita tidak akan bertumbuh. Tanpa firman Allah, kita tidak dapat kuat melawan musuh. Iman kita bisa teguh, hanya melalui firman Allah. Kita harus mencintai, mengasihi dan membaca serta mendengarkan firman Allah. Rasul Paulus menegaskan tentang iman kita bisa bertumbuh hanya oleh firman Allah demikian: "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" - Roma 10:17.
Baca juga materi khotbah ini:
Post a Comment for "ALKITAB SUMBER ATURAN BAGI KEHIDUPAN"