Cara Menjadi Jemaat Yang Tangguh Part 3
Cara menjadi jemaat
yang tangguh – Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan, tekanan beban hidup yang
berat, penderitaan dan ujian kehidupan dari hari ke hari semakin meningkat. Pergumulan-pergumulan
tersebut begitu kuat menghantan pertahanan kehidupan dari semua sisi. Semua orang
mengalaminya. Termasuk orang percaya yaitu jemaat Tuhan milik Tuhan mengalami
goncangan kehidupan.
Ada yang gamang menghadapinya. Ada juga yang galau luar biasa. Bahkan tidak sedikit yang putus asa dan menyerah begitu saja. Sebagai umat Tuhan, sebenarnya kita tidak usah takut dengan semua persoalan tersebut karena memang Alkitab sudah mengatakan demikian. Rasul Paulus menulis kepada anak Rohaninya Timotius terkait dengan sikap dalam mengikut Tuhan Yesus demikian: “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” – 2 Timotius 2:3.
Ada yang gamang menghadapinya. Ada juga yang galau luar biasa. Bahkan tidak sedikit yang putus asa dan menyerah begitu saja. Sebagai umat Tuhan, sebenarnya kita tidak usah takut dengan semua persoalan tersebut karena memang Alkitab sudah mengatakan demikian. Rasul Paulus menulis kepada anak Rohaninya Timotius terkait dengan sikap dalam mengikut Tuhan Yesus demikian: “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” – 2 Timotius 2:3.
Oeh karena itu, kita harus siap menghadapi ragam penderitaan apa pun
juga bentuknya. Kita harus menjadi jemaat yang tangguh menghadapi berbagai
persoalan dan dampak dari keikut-sertaan kita di dalam mengiring Tuhan Yesus. Ada
konsekuensi logis ketika menjadi pengikut Kristus. Patut diakui bahwa menjadi
jemaat yang tangguh tidaklah mudah. Kendati demikian, bukan berarti tidak bisa.
Ada cara menjadi jemaat yang tangguh berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.
Dalam Efesus 6:12, rasul Paulus menegaskan
bahwa arena kehidupan kita bukan saja yang kelihatan/nyata, yang bisa diraba,
dilihat dan dirasakanyaitu alam jasmani/materi. Tetapi juga ada wilayah yang
tidak kelihatan, tidak dapat diraba, tidak bisa dilihat yaitu alam roh.
Di alam roh, ada kekuatan jahat, penghulu-penghulu dunia yang gelap yaitu pemerintahan Iblis, Setan dan para pasukannya. Iblis memiliki strategi yang sangat jahat dan cermat guna memenangkan pertempuran melawan kita. Iblis melaksanan strategi jahatnya jahatnya melalui berbagai macam masalah dan cobaan bahkan melalui kenikmatan dunia untuk dapat menjatuhkan umat Tuhan. Tanpa ada perlawanan dari umat Tuhan, maka umat-Nya akan terseret jatuh dalam dosa.
Itu sebabnya, kita dituntut untuk menjadi jemaat yang tangguh, sehingga mampu mengalahkan strategi Iblis dan memenangkan pertempuran rohani bersama Tuhan Yesus. Patut diakui bahwa ada harga yang harus kita bayar demi menjadi jemaat yang tangguh. Harga yang harus dibayar itu memang kompleks dimana kita harus berjuang dan memiliki komitmen yang kuat serta melakukan tindakan konkret dalam upaya menjadi jemaat yang tangguh.
Di alam roh, ada kekuatan jahat, penghulu-penghulu dunia yang gelap yaitu pemerintahan Iblis, Setan dan para pasukannya. Iblis memiliki strategi yang sangat jahat dan cermat guna memenangkan pertempuran melawan kita. Iblis melaksanan strategi jahatnya jahatnya melalui berbagai macam masalah dan cobaan bahkan melalui kenikmatan dunia untuk dapat menjatuhkan umat Tuhan. Tanpa ada perlawanan dari umat Tuhan, maka umat-Nya akan terseret jatuh dalam dosa.
Itu sebabnya, kita dituntut untuk menjadi jemaat yang tangguh, sehingga mampu mengalahkan strategi Iblis dan memenangkan pertempuran rohani bersama Tuhan Yesus. Patut diakui bahwa ada harga yang harus kita bayar demi menjadi jemaat yang tangguh. Harga yang harus dibayar itu memang kompleks dimana kita harus berjuang dan memiliki komitmen yang kuat serta melakukan tindakan konkret dalam upaya menjadi jemaat yang tangguh.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Bagaimana caranya supaya
kita menjadi jemaat yang tangguh?” Berikut ini ada beberapa cara yang harus
kita lakukan agar kita bisa menjadi jemaat yang tangguh, yaitu:
3. Kehidupan yang dikembangkan dalam ketekunan.
Rasul Paulus terkait dengan kehidupan yang
dikembangkan dalam ketekunan dalam suratnya kepada Timotius menulis demikian: “Seorang petani
yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya” – 2 Timotius 2:6.
Menjadi jemaat yang tangguh bukan saja ditentukan oleh kehidupan
yang terfokus dan terpusat kepada Kristus; bukan oleh kehidupan yang dibangun
dalam sikap disiplin tinggi, tetapi juga kehidupan yang dikembangkan dalam
ketekunan.
Setiap petani dalam melakukan pekerjaannya,
ia bekerja keras, bekerja cerdas dan membangun dirinya dalam ketekunan untuk
melakukan pekerjaannya. Semua proses untuk menanam benih dilakukan dengan
cermat. Dimulai dengan menyiapkan lahan untuk bertani, lalu membajak lahan itu,
menyiapkan benih yang unggul, menanam bibit unggul itu, selanjutnya mengairi
lahan pertaniannya, memberi pupuk, merawat, mengusir hama yang menggangu,
hingga pada akhir musim dia akan menuai hasilnya. Sebelum hasil panen dijual,
sang petani akan menikmati terlebih dahulu hasil yang dia dapat. Dia layak
menikmati hasil kerja kerasnya selama satu musim tersebut.
Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan, karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya dan keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau ditempa dengan panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak menentu, mungkin juga gangguan hama yang dapat merusak tanaman dan lain sebagainya. Sang petani yakin bahwa apa yang yang dikerjakannya akan membuahkan hasil pada akhirnya.
Pekerjaan yang dia lakukan ini tidak membuat dia bosan, karena dari pekerjaan inilah dia mendapatkan penghidupan bagi dirinya dan keluarganya. Dia senantiasa tekun menjalankan pekerjaannya walau ditempa dengan panas terik tiap harinya, atau bahkan hujan yang tak menentu, mungkin juga gangguan hama yang dapat merusak tanaman dan lain sebagainya. Sang petani yakin bahwa apa yang yang dikerjakannya akan membuahkan hasil pada akhirnya.
Hubungan kita dengan Tuhan yang kita bangun
setiap harinya. Firman Tuhan yang kita baca tiap hari dan kita praktekkan, doa
yang kita naikkan tiap hari, ibadah yang senantiasa kita ikuti baik pada hari Minggu
maupun tengah minggu, semuanya itu adalah sama dengan lahan pertanian yang
sedang kita olah dan kita tanami dengan tanaman, yang kemudian kita pelihara
hingga akhirnya kita panen hasil buahnya.
Mungkin ada waktunya pembacaan Firman Tuhan
menjadi sangat membosankan atau bahkan doa-doa yang kita panjatkan terasa tidak
terdengar oleh Tuhan. Mungkin juga kita merasa sia-sia datang ke ibadah atau
persekutuan. Tetapi ketika kita tetap tekun melakukan semuanya itu, tanpa
menghiraukan kejenuhan dan kelelahan yang kita rasakan, maka pada akhirnya kita
akan menuai hasilnya.
Dengan tekun membina hubungan dengan Tuhan, maka kita sedang membangun
kehidupan rohani yang kuat dan bertumbuh terus hingga pada akhirnya hidup kita
akan menghasilkan buah pada waktunya. Hidup kita pasti akan menjadi berkat bagi
orang lain. Kita akan terbentuk menjadi prajurit Tuhan yang kuat dan handal,
yang siap menolong dan membantu setiap orang yang kesusahan atau sedang dalam
masalah.
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah
teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” –
1 Korintus 15:58.
Menjadi jemaat
yang tangguh merupakan dambaan kita semua. Itu juga yang merupakan kehendak
Kristus dalam hidup kita. Kita akan sanggup mematahkan segala tipu daya si Iblis,
memenangkan setiap masalah yang kita hadapi dan bahkan menjadi berkat bagi
banyak orang. Dengan memfokuskan kehidupan kita kepada Tuhan, mendisiplinkan
diri di hadapan-Nya dan tekun membina hubungan dengan-Nya, maka kita dapat
menjadi jemaat yang tangguh bagi kemuliaan nama Yesus.
Baca juga: MERAIH KEMENAGAN DENGAN MENJAGA KEHIDUPAN PART 2.
Baca juga: MERAIH KEMENAGAN DENGAN MENJAGA KEHIDUPAN PART 2.
Post a Comment for "Cara Menjadi Jemaat Yang Tangguh Part 3"