Translate

Pola Hidup Orang Kristen

Pola hidup orang Kristen Orang Kristen selalu hidup dalam situasi kritis melalui perjalanan sejarahnya. Kenyataan ini ditandai  pengalaman-pengalaman sulit yang akan terus dialami gereja dalam siarah hidup dan pengabdiannya kepada TUHAN Yesus Kristus,  Kepala Gereja. 

Perngalaman-pengalaman sulit ini sudah diberitahukan TUHAN Yesus jauh hari sebelunya, tatkala IA bersabda, “Waspadalah supaya jangan ada yang menyesatkan kamu. ........ Akan ada Mesias palsu ...... Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan semakin dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai kepada kesudahannya akan selamat” (Matius 24:4-14; Lihat: Ibrani 4:12; II Timotius 3:1-5). 

Kenyattan pengalaman kritis gereja dan tantangan eksternal yang keras menyebabkan situasi internal gereja bisa rapuh dan terpengaruh, sehingga orang Kristen bisa saja terpecah, serta gagal menjalankan peran misionernya memberkati dunia. Dalam upaya menolong gereja untuk teguh berdiri dan tidak goyah menghadapi penderitaan (I Petrus 5:6-11) serta tetap menjadi alat berkat di tangan TUHAN, maka Rasul Petrus secara khusus mengambil peluang memberikan nasihat kepada mereka untuk mempertahankan pola hidup Kristen yang benar di tengah tantangan dunia yagn dihadapinya. Pola hidup Kristen yagn dianjurkan oleh Rasul Petrus (1 Petrus 4:7-11) itu dibangun di atas kebenaran berikut:


1. Membangun kehidupan rohani yang serius meneguhkan gereja menghadapi tantangan.
Apa makna dari kebenaran tentang membangun kehidupan rohani yagn serius ini bagi gereja serta orang-orang Kristen? Pertama, hidup dalam kesadaran penuh bahwa dunia sedang menuju kepada suatu akhir yang mengerikan. Dalam suratnya, rasul Petrus menulis tentang hal itu demikian: “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa” – 1 Petrus 4:7

Hidup secara sadar bahwa Gereja dipanggil untuk menjadi berkat di dalam dunia yang tidak menentu, meneguhkan pola hidup mandiri di dalam TUHAN. Kedua, menguasai atau mengotrol diri secara serius yang ditandai oleh kehidupan doa yang konsisten. Rasul Petrus dalam suratnya menulis demikian: ““Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa” – 1 Petrus 4:7. Menguasai atau mengotrol diri seperti ini adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari cara-cara hidup duni ayang menghancurkan. Cara hidup terbaik ini ditandai oleh adanya kehidupan doa yang menjelaskan tentang pola hidup Kristen yang dekat dengan Allah dan mengandalkan TUHAN.

Implikkasi:
Pola hidup gereja yang kuat diawali dari kesadaran diri orang Kristen tentang siapa ia sebagai bagian dari gereja, di mana, dan mengapa ia ada kini di sini, yang menyebabkannya bersikap mandiri menjalankan peran gerejawinya. Pola hidup gereja yang teguh di isi dan ditandai oleh adanya “kehidupan rohani yang dekat dengan TUHAN” melalui ibadah dan doa yang konsisten, sehingga orang Kristen menjadi kuat menghadapi tantangan yang mengancamnya.

2. Mengamalkan kasih sebagai cara hidup terbaik meneguhkan persekutuan dalam melayani bersama.
Mengapa gereja harus mengamalkan kasih dan pelayanan menyeluruh sebagai landasan untuk menjalankan kehidupannya di bumi dalam mewujudkan racangan misi TUHAN Allah-nya? Pertama, hidup dalam kasih mengasihi adalah cara hidup terbaik yang mengokohkan persekutuan, menguatkan kehidupan bersama mengahadapi ancaman dari dunia

Rasul Petrus menulis dalam suratnya demikian: Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa” – 1 Petrus 4:8. Kasih mengasihi merupakan cara hidup terbaik yang meneguhkan orang Kristen untuk menangkal dosa yang mengancam dan memecahkan Jemaat dari dalam

Kedua, mengasihi sesama dengan saling melayani adalah cara terbaik untuk saling mempererat diri menguatkan persekutuan, melancarkan pelayanan bersama yang saling menguatkan kehidupan bersama. Rasul Paulus dalam suratnya menulis demikian: Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.  Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” – 1 Petrus 4:9-10. Gereja yang saling mengasihi dengan melayani sesama mengamalkan pola kehidupan terbaik yang mengikat persekutuan melalui sikap yang mempedulikan

Implikasi:
Kasih merupakan landasan kokoh bagi cara hidup terbaik yang memperart hubungan sesama orang Kristen di dalam gereja. Kasih yang melayani adalah cara hidup terbaik yang saling meneguhkan dan menguatkan untuk menjalani kehidupan bersama, memperarat persekutuan, memenangkan tantangan bersama yang datang dari luar

Penutup
Berdasarkan nasihat Rasul Peterus bagi orang Kristen dalam gereja mula-mula yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa orang Kristen dapat hidup dalam pola hidup terbaik yang saling meneguhkan. Pola hidup terbaik yang saling meneguhkan ini antara lain adalah: Pertama, membangun kehidupan rohani yang serius, mewadahkan kehidupan doa gereja yangmenjelaskan tentang keintiman hubungan dengan TUHAN dan kesadaran pentingnya mengandalkan Allah dalam menyiarahi kehidupan bersama (Galatia 6:1-10). Kedua, mengamalkan kasih persaudaraan dengan saling meneguhkan dan saling membantu sesama sesuai kasih karunia TUHAN, akan meneguhakn persekutuan serta  ketahanan gereja sehingga oarng Kristen teguh secara internal dankuat menghadapi tantangan dunia, setia menjawab panggilan pelayanan misioner dari TUHAN-nya untuk memberkati dunia (Yohanes 13:34-35; 17:18; 20:21) Selamat menghidupi pola hidup terbaik yang yang tidak dapat berakhir sehingga gereja dapat memberkati sesama dan dunia, menjalankan misi TUHAN Allah-Nya. 

Baca juga: RAHASI HIDUP BAHAGIA MENURUT MAZMUR 1.

Jakarta, 26 Juli 2015
Pendeta Yakob Tomatala