Tugas Gembala Dalam Perspektif Kisah Para Rasul 20 : 28
Tugas gembala dalam perspektif Kisah Para Rasul 20:28 ~ Seorang memiliki tugas dan fungsi yang tidak sedikit. Ia berperan untuk menjaga diri dan keluarganya agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang dilayaninya. Pada sisi lain, gembala juga bertugas dan berfungsi untuk menjaga kawanan domba Allah yang dipercayakan kepadanya.
1. Jaga diri sendiri
Dalam ay 28 ‘menjaga diri sendiri’ didahulukan dari ‘menjaga kawanan. menjaga diri sendiri adalah sesuatu yang penting supaya kita bisa menjaga kawanan. Analogi: bagaimana seorang Gembala dapat menjaga domba-dombanya kalau dia tidak bisa menjaga kesehatannya, makanan dan minumnya. Seorang gembala harus memastikan dirinya siap terlebih dahulu, barulah dia bisa mengembalakan dombanya.
Karena Gembala mempunyai tanggung jawab ekstra terhadap dirinya dan domba-dombanya. Bukan saja masalah kesehatan yang harus di perhatikan tetapi aspek intelektual dan ketrampilan diri juga harus dimiliki oleh seorang gembala. Karena situasi yang akan di hadapi oleh Gembala sebentar nanti sangatlah kompelks dan berbahaya. Dia harus berhadapan dengan medan yang berbahaya, berhadapan dengan binatang buas, dan juga dia harus bisa mengetahui tempat dimana domba-dombanya dapat memperoleh rumput yang hijau dan air yang melimpah.
Seorang Gembala harus bisa menjaga kerohanian sendiri, imannya sendiri. Pertumbuhan pengertian kita tentang firman Tuhan, hubungan / persekutuan kita dengan Tuhan, kesucian hidup kita harus benar-benar diperhatikan.Kalau tidak, kita tidak akan bisa berguna untuk orang lain. Aspek- aspek ini sangat berguna dalam mengangkat orang untuk menduduki jabatan yang harus menggembalakan orang, seperti pendeta, majelis / tua-tua, guru sekolah minggu, bahkan pengurus komisi, kita harus mencari orang yang menjaga dirinya sendiri, dalam arti bisa menjaga kualitas hidupnya dihadapan Tuhan dan manusia.
2. Menjaga seluruh kawanan
Dalam melaksanakan tanggung jawab untuk menjaga kewanan ini, perlu memperhatikan beberapa faktor, yaitu : Satu, seorang gembala harus mengenal domba-dombanya. Sebagagai seorang Gembala kita harus bisa mengenal semua anggota jemaat kita, dengan cara selalu mendekati jemat pada saat sebelum atau sesudah ibadah, melakukan kegiatan
pemahaman alkitab secara rutin, mengunjungi rumah-rumah jemat untuk mendoakan serta menanyakan keadaan mereka. Dalam hal ini kedua bela pihak harus bisa bekerja sama. Jemaat harus mau untuk dikunjungi atau didekati oleh Gemala atau Tim penggrmbalaan Gereja. Dua, seorang Gembala harus bisa memgawasi jemaatnya.
Dalam fungsi pengawasan ini seorang Gembala dituntut untuk selalu aktif dalam setiap kegiatan gerejawi, agar bisa mengawasi jematnya. Tiga, seorang Gembala harus menjaga seluruh kawanan domba, bukan sebagian atau yang disenangi saja. Grmbala harus bisa memjaga kenetralan dalam pelayanan, dan pelayanan yang dilakukan harus merata ke semua jemat, bukan hanya untuk yang ganteng atau cantik, untuk yang kaya, untuk yang dekat saja, tapi untuk semua jemat tanpa pandang bulu.
Empat, seorang Gembala harus yang mengasihi Tuhan. Kalau gembala tidak memiliki hati memgasihi Tuhan bagaimana dia bisa mengasihi jemat?. Gembala yang tidak memiliki kasih adalah gembala yang jahat (Yeh. 34:1-6) serta gembala upahan (Yoh. 10: 12-13). Lima, seorang Gembala harus bisa menjaga makanan kawanan dombanya. Ini merupakan hal yang paling prinsip dalam pelayanan. Makan yang dimaksud dimaksud adalah makanan rohani.
Untuk itu ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu 1) menjaga jemat dari makanan yang salah.Gembala harus bisa menjaga mimbar gerejanya dari nabi- nabi palsu dengan ajaran dan doktrin yang menyesatkan. 2) Memberikan mereka makanan yang baik, yaitu Firman Tuhan.
Kedua hal diatas harus bisa diperkenalkan kepada jemat. Mereka harus bisa mengetahui mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang salah. Jangan hanya salah satunya saja yang disampaikan, agar mereka tidak tersesat ketika medengar ajaran yang salah dan menyesatkan.
Seorang Gembala harus bisa memahami bahwa jemat yang dia gembalakan bukan milik Gereja atau milik gembala. Tetapi adalah milik Tuhan yang diperoleh dengan darahNya sendiri. Sehingga tanggung jawab ini harus dilakukan dengan penuh rasa takut akan Tuhan. Dan bukan dengan menakut-nakuti jemat. Rasul Paulus telah memberikan contoh bagaimana
dia mengembalakan Jemat di Efesus. Itu adalah tolak ukur kita dalam menggembalakan jemat saat ini.
Post a Comment for "Tugas Gembala Dalam Perspektif Kisah Para Rasul 20 : 28"