Penyembahan Yang Benar Dan Sejati
Rasul Yohanes dalam Injilnya menulis pernyataan Tuhan Yesus terkit dengan penyembahan sejati demikian: “Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” – Yohanes 4:21-24.
Seorang penyembah sejati akan tetap
dapat mempersembahkan sesuatu kepada Allah, sekalipun dalam kondisi yang sangat
berat. Mengapa? Karena dia melakukannya bukan supaya diberkati, bukan supaya
memperoleh sesuatu, atau bukan karena alasan lain apapun, selain hanya karena
dia mengasihi Bapa. Berikut beberapa contoh penyembah sejati:
1. Nuh, menyembah dengan
mengutamakan Tuhan – Kejadian 8:13-20.
Fakta bahwa hal pertama yang dilakukan
Nuh setelah keluar dari bahtera dan mengalami masa-masa yang sulit dan ekstrem
adalah mendirikan mezbah bagi Tuhan, menunjukkan bahwa Nuh adalah seorang
penyembah sejati. Dalam ayat sebelumnya tidak ditemukan perintah bahwa
Allah menyuruh Nuh melakukannya, tapi sekalipun Allah tidak menyuruhnya,
persembahan yang Nuh lakukan membawa efek yang sangat dahsyat.
Musa menulis tentang hal itu dalam pimpinan Roh Kudus demikian: “Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam” – Kejadian 8:21-22. Pernahkah Anda berada di lingkungan yang sulit untuk mengutamakan Tuhan? Apa yang Anda lakukan?
Musa menulis tentang hal itu dalam pimpinan Roh Kudus demikian: “Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam” – Kejadian 8:21-22. Pernahkah Anda berada di lingkungan yang sulit untuk mengutamakan Tuhan? Apa yang Anda lakukan?
2. Abraham, menyembah
dengan ketaatan – Kejadian 22:1-18.
Abraham tidak ragu-ragu mempersembahkan
Ishak, sekalipun dia diperhadapkan pada kondisi yang sulit, bahwa Ishak adalah
anak satu-satunya. Itu membuktikan bahwa Abraham adalah seorang “penyembah
sejati” dengan mentaati Tuhan. Hasil yang didapatkan dari ketaatannya tercatat
pada Kejadian 22:15-18: “Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat TUHAN dari
langit kepada Abraham, kata-Nya:
"Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah
firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku, maka Aku akan
memberkati engkau berlimpah-limpah
dan membuat keturunanmu sangat
banyak seperti bintang di langit dan
seperti pasir di tepi laut, dan
keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di
bumi akan mendapat berkat, karena
engkau mendengarkan firman-Ku”.
Apakah yang membuat Anda sulit untuk mentaati Tuhan?
3. Paulus, menyembah
dengan doa dan pujian – Kisah Para Rasul 16:23-26.
Dalam keadaan terbelenggu dalam penjara Paulus dan
Silas masih bisa menyembah Tuhan. Hal itu menunjukkan bahwa mereka adalah
penyembah-penyembah sejati. Kondisi secara fisik lemah dan sakit tidak
menyurutkan kasih mereka kepada Tuhan. Hasil dari penyembahan Paulus dan Silas
terdapat dalam Kisah Para Rasul 16 :26-33: “Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami
bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan
tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia
mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: “Orang-orang
ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan
kepada keselamatan”. Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi
ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata
kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari
perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu. Ketika
tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap,
mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk
menghadap penguasa. Setelah mereka membawa keduanya menghadap
pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini
mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, dan
mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh
menerimanya atau menurutinya”. Juga orang banyak bangkit menentang mereka.
Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka
dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka
dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga
mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara
memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki
mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus
dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan
orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa
bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu
juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika
kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara
terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka,
bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi
Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab
kami semuanya masih ada di sini!” Kepala penjara itu menyuruh membawa
suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus
dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah
yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada
Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Lalu
mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di
rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan
membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri
dibaptis”. Dalam kondisi yang tidak memungkinkan,
apa yang Anda lakukan agar tetap bisa memuji Tuhan? Penyembah-penyembah
sejati tetap dapat memberikan persembahan yg terbaik bagi Tuhan sekalipun dalam
keadaan sulit. Latihlah mulai dari hal-hal kecil.
Tuhan Yesus memberkati pelayanan anda. Salam
ReplyDelete