Translate

Penyembahan Yang Benar Dan Sejati

Penyembahan yang benar dan sejati – Manusia diciptakan untuk memuji dan menyembah Tuhan Allah dalam roh dan kebenaran. Namun, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, manusia tidak lagi menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Manusia cenderung untuk menyembah dewa-dewa atau ilah-ilah ciptaan mereka sendiri, jauh dari menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Inkarnasi Allah di dalam Yesus menjadi manusia untuk memulihkan penyembahan sejati kepada Tuhan Allah. Tuhan Yesus kembali menjembatani cara penyembahan sejati kita kepada Tuhan Allah. 

Rasul Yohanes dalam Injilnya menulis pernyataan Tuhan Yesus terkit dengan penyembahan sejati demikian: Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh  dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” – Yohanes 4:21-24.

Seorang penyembah sejati akan tetap dapat mempersembahkan sesuatu kepada Allah, sekalipun dalam kondisi yang sangat berat. Mengapa? Karena dia melakukannya bukan supaya diberkati, bukan supaya memperoleh sesuatu, atau bukan karena alasan lain apapun, selain hanya karena dia mengasihi Bapa. Berikut beberapa contoh penyembah sejati:

1. Nuh, menyembah dengan mengutamakan Tuhan – Kejadian 8:13-20.
Fakta bahwa hal pertama yang dilakukan Nuh setelah keluar dari bahtera dan mengalami masa-masa yang sulit dan ekstrem adalah mendirikan mezbah bagi Tuhan, menunjukkan bahwa Nuh adalah seorang penyembah sejati. Dalam ayat  sebelumnya tidak ditemukan perintah bahwa Allah menyuruh Nuh melakukannya, tapi sekalipun Allah tidak menyuruhnya, persembahan yang Nuh lakukan membawa efek yang sangat dahsyat. 


Musa menulis tentang hal itu dalam pimpinan Roh Kudus demikian: “Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam” – Kejadian 8:21-22. Pernahkah Anda berada di lingkungan yang sulit untuk mengutamakan Tuhan? Apa yang Anda lakukan?

2. Abraham, menyembah dengan ketaatan – Kejadian 22:1-18.
Abraham tidak ragu-ragu mempersembahkan Ishak, sekalipun dia diperhadapkan pada kondisi yang sulit, bahwa Ishak adalah anak satu-satunya. Itu membuktikan bahwa Abraham adalah seorang “penyembah sejati” dengan mentaati Tuhan. Hasil yang didapatkan dari ketaatannya tercatat pada Kejadian 22:15-18: Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku”.  Apakah yang membuat Anda sulit untuk mentaati Tuhan?

3. Paulus, menyembah dengan doa dan pujian – Kisah Para Rasul 16:23-26.
Dalam keadaan terbelenggu dalam penjara Paulus dan Silas masih bisa menyembah Tuhan. Hal itu menunjukkan bahwa mereka adalah penyembah-penyembah sejati. Kondisi secara fisik lemah dan sakit tidak menyurutkan kasih mereka kepada Tuhan. Hasil dari penyembahan Paulus dan Silas terdapat dalam Kisah Para Rasul 16 :26-33: Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan”. Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu. Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa. Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau  kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya”. Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas  berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.  Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis”. Dalam kondisi yang tidak memungkinkan, apa yang Anda lakukan agar tetap bisa memuji Tuhan? Penyembah-penyembah sejati tetap dapat memberikan persembahan yg terbaik bagi Tuhan sekalipun dalam keadaan sulit. Latihlah mulai dari hal-hal kecil.

1 comment for "Penyembahan Yang Benar Dan Sejati"