Translate

Misi Kristus Di Dalam Dan Melalui Gereja - Part 2

Misi Kristus di dalam dan melalui gereja ~ Landasan firman Tuhan untuk tema misi Kristus di dalam dan melalui gereja, diambil dari Injil Yohanes 4:1-42. Tulisan renungan ini merupakan lanjutan dari artikel yang sudah saya sajikan kemarin. Silahkan para pembaca membaca bagian pertamanya di blog ini juga agar bisa memperoleh pemahaman yang lengkap dan utuh serta komprehensif. 2. Memberitakan pembebasan kepada orang orang yang tertawan. Memberitakan pembebasan kepada orang orang tawanan? Tertawan dari apa? Tawanan atau perbudakan dari dosa dan (tentu saja) dari sesamanya. Misi Yesus adalah datang untuk membebaskan mereka yang berdosa, bukan mengucilkan atau memandang rendah mereka yang berbeda. Mari kita fokuskan pada satu kisah di Injil Yohanes pasal 4:1-42.
Saudara, Kita sering mendengar kisah ini. Bagaimana seorang perempuan Samaria yang terikat oleh dosa dibebaskan dari ikatan dosa nya dan bahkan menjadi pemberita Injil yang luar biasa. Akibat kesaksian hidupnya bagi banyak sekali orang orang Samaria menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, sehingga mereka berkata : "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia." (Yohanes 4:42) Wow… Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin seorang perempuan Samaria yang berdosa justru bisa dipakai oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil pembebasan kepada orang orang Samaria yang memiliki sejarah panjang perseteruan dengan bangsa Yahudi? Demikian kisahnya: - Yesus dan para muridNya sengaja melintasi daerah Samaria saat (dari Yudea) menuju Galilea. - Yesus sengaja duduk dipinggiran sumur Yakub di Sikhar salah satu daerah di Samaria, pukul 12 siang. Saat panas terik dan tak ada orang yang datang ke sumur, tiba tiba muncul seorang perempuan Samaria mau mengambil air. Ia tentu sangaja datang dibawah terik paling panas karena menghindar bertemu banyak orang. - Yesus memulai pembicaraan dengan meminta air kepada perempuan tsb. Dan dijawab : masakan Engkau, orang Yahudi meminta minum kepadaku, seorang Samaria? - Lalu Yesus berbicara tentang karunia Allah dengan menggunakan air sebagai media masuk kedalam percakapan yang mendalam soal kehausan dari perempuan tsb. Yesus menawarkan air hidup yang jikalau sekali diminum maka ia tidak akan haus lagi selama lamanya. Bahkan air itu bisa memancar dari dalam diri orang itu sampai kepada hidup yang kekal. - Tentu saja perempuan Samaria itu tertarik (atau bisa jadi sinis dan tidak percaya) lalu meminta air tsb. Nah, disinilah Tuhan Yesus mulai masuk kedalam kekosongan dan kehausan dari perempuan Samaria tsb, ia diminta pergi memanggil suaminya. Ia punya 5 suami dan bahkan yang hidup bersama dengan dia juga bukan suaminya. - Kagetlah perempuan Samaria itu, karena Tuhan Yesus bisa mengetahui semua hal yang ia sembunyikan selama ini. Ia terikat dan tertawan oleh keinginan dan dosanya. Ia tidak tahu bagaimana harus memuaskan kehausannya. Dan kini ada orang (nabi) yang membongkar semua kelemahan dan dosanya. Maka ia terbuka hatinya dan mulailah berbicara mengenai hal hal yang berkait dengan Allah, penyembahan dan keselamatan. Saat itu makin yakinlah dia bahwa pria yang berbicara kepadanya itu bukan hanya nabi melainkan Kristus atau Mesias (ayat 29). Maka dia segera meninggalkan tempayanya, berlari ke ke kota dan menceritakan perubahan hidupnya. - Segera berbondong bondong orang orang Samaria datang, mendengar pengajaran Yesus dan menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Juruselamat dunia (ayat 42). Saudara, Inilah berita pembebasan itu. 1. Injil membebaskan kita dari penggolongan orang berdasarkan suku, bangsa dan agama (Samaria atau Yahudi). 2. Injil membebaskan kita dari perdebatan mengenai cara dan tempat beribadah. Sebab akan tiba saatnya penyembah2 yang benar akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.3. Injil membebaskan kita dari penggolongan gender, perempuan atau laki laki. Sebab semua sama dihadapan Tuhan. Sama sama membutuhkan pembebasan dari ikatan dosa dan ketergantungan pada nafsu dunia. 4. Injil membebaskan kita dari kekosongan dan kehausan jiwa yang akut. Uang, seks, jabatan dan ketenaran tak bisa memuaskan hasrat kita. Kita memerlukan keselamatan kekal yang dimulai dari rasa damai sejahtera dari rasa bersalah dan dosa. 5. Injil memberikan pengalaman rohani yang otentik dan riil, sehingga membebaskan ketakutan kita untuk bersaksi dan memberitakan tentang siapa Mesias dan juruselamat kita yang sesungguhnya. Jika kelima hal itu kita alami, maka sungguh penuaian besar telah terjadi. Sebab sikap keterbukaan akan Injil ada pada diri kita. Hanya orang yang mengalami perubahan besar dalam dirinya yang bisa membawa perubahan disekitarnya dan bisa memahami apa arti perkataan Tuhan Yesus: "Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." (Yoh 4:35) 3. Penglihatan bagi orang orang buta. Injil banyak sekali mengisahkan bagaimana Yesus mencelikkan/menyembuhkan orang orang yang buta. Sungguh tidak ada orang yang mengalami kesepian yang mendalam melebihi orang orang yang cacat secara inderawi, baik buta, bisu maupun tuli. Panca indera adalah jendela dan pintu bagi orang untuk melihat dan menjelajah dunia serta menikmati rasa. Orang yang mengalami kecacatan inderawi akan terkurung selamanya dalam ruang sepinya sendiri. Namun Yesus dengan jelas mengatakan bahwa misi kedatangan-Nya ke dunia (salah satunya) adalah memberi penglihatan kepada orang orang yang buta. Ya.. buta secara fisik maupun buta secara hati. Ijinkan saya sampaikan dua contoh kebutaan tersebut seturut dengan apa yang ditulis dalam Yohanes 9:1-41 A. Buta Secara Fisik. Dikisah sebelumnya, Yesus memperkenalkan diri sebagai Terang Dunia. Yesus berkata: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh 8:12) Lalu setelah itu Ia berjumpa dengan seorang yang buta sejak lahir. Dan para murid bertanya: siapakah yang berdosa sehingga orang ini lahir dalam kebutaan. Apakah salah orang tuanya? Atau salah dia sendiri? Alih alih menjawab pertanyaan yang sulit bin dilematis ini, Yesus menjawab : "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." (Yoh 9:3) Lalu Yesus mencelikkan mata orang itu dengan cara meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, mengoleskannya pada mata orang buta tadi, serta menyuruhnya membasuh dirinya di kolam Siloam (yang artinya "yang di utus"). Dan celiklah mata anak itu. Ya, Yesus diutus untuk misi penglihatan kepada orang orang buta. Sebab Dialah Terang Dunia. B. Buta Secara Hati. Maka gegerlah tetangga tetangga anak itu, hingga dibawanya orang itu kepada orang orang Farisi. Mereka bertanya bagaimana cara Yesus menyembuhkan orang tsb, dan alih alih bersyukur gembira, orang orang Farisi justru (cepat) menarik kesimpulan bahwa Yesus bukan datang dari Allah karena menyembuhkan orang pada hari Sabath. Sebagian tidak percaya bahwa orang tsb dulunya buta, sebagian menganggap Yesus adalah orang berdosa karena melanggar kekudusan hari Sabath. Lalu mereka membuat kesepakatan bahwa yang mengakui bahwa Yesus memelekkan mata orang itu maupun mengakui bahwa Yesus adalah Mesias akan dikucilkan. Bahkan mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa." (Yoh 9:24). Bayangkan betapa gelap dan degilnya hati mereka ini. Mereka melihat kenyataan, mereka melihat mujizat, mereka menyaksikan kuasa Allah bekerja, dan mereka mendengar kabar bahwa Yesus adalah Mesias, namun mereka menolak mengakuinya. Sebab mereka mengalami kebutaan pikir dan hati! Gelap dan kesepiaan. Alasan mereka konyol : Dari dahulu (jaman Musa) sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Karena itu sekarang pun juga tidak mungkin terjadi. Yesus bukan dari Allah. Titik! Lalu orang itu malah diusir. Ketika Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Yesus menemuinya dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." Yup, Inilah poin pentingnya. Orang yang buta (mata) kini bisa melihat (dari hati), tetapi orang yang bisa melihat (dari mata), malah mengalami kebutaan (hati). Ironis bukan? Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?" Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu" (Yoh 9:40-41). Saudara, sungguh ini menjadi cermin buat kita.. jangan sampai kita merasa melek mata, namun sesungguhnya buta hati! Buta yang diakibatkan oleh keyakinan agama yang jauh dari praktek kasih buat sesamanya. Kebutaan yang demikian ini yang jauh lebih mengerikan gelap dan sepi dari kebenaran!

Post a Comment for "Misi Kristus Di Dalam Dan Melalui Gereja - Part 2"