Bagaimana Kita Memberi Persembahan?
Bagaimana kita memberi persembahan – Salah satu pengajaran
penting yang diajarkan di dalam Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru ialah tentang PERSEMBAHAN. Para nabi, Tuhan Yesus dan para rasul konsisten
mengajarkan tentang persembahan kepada umat Tuhan. Berdasarkan fakta tersebut,
maka secara teologis PERSEMBAHAN kita PENTING bagi Allah.
Dikatakan demikian, karena baik dalam konteks jauh pada masa lalu maupun dalam konteks dekat pada masa kini, pekerjaan Tuhan bisa berkembang salah satu dukungannya ialah dari persembahan yang diberikan oleh umat Tuhan ketika melakukan ibadah pada setiap hari minggu dan hari-hari besar agama Kristen.
Oleh sebab itu, baik secara pribadi maupun secara kelompok atau kolektif, ritual pemberian persembahan selalu dilakukan dalam setiap momen ibadah yang diselenggarakan oleh umat umat Allah, sehingga pemberian persembahan punya sejarah yang panjang. Diawali oleh Kain dan Habel, Nuh, Abraham dan bangsa Israel serta gereja. Dengan demikian, pemberian persembahan merupakan ikatan perjanjian suci antara Allah dan umat-Nya.
Dikatakan demikian, karena baik dalam konteks jauh pada masa lalu maupun dalam konteks dekat pada masa kini, pekerjaan Tuhan bisa berkembang salah satu dukungannya ialah dari persembahan yang diberikan oleh umat Tuhan ketika melakukan ibadah pada setiap hari minggu dan hari-hari besar agama Kristen.
Oleh sebab itu, baik secara pribadi maupun secara kelompok atau kolektif, ritual pemberian persembahan selalu dilakukan dalam setiap momen ibadah yang diselenggarakan oleh umat umat Allah, sehingga pemberian persembahan punya sejarah yang panjang. Diawali oleh Kain dan Habel, Nuh, Abraham dan bangsa Israel serta gereja. Dengan demikian, pemberian persembahan merupakan ikatan perjanjian suci antara Allah dan umat-Nya.
Kalimat tanya: “Bagaimana
seharusnya kita memberi persembahan kepada Tuhan berdasarkan Lukas 21:1-4?”
Kalimat peralihan: Ada beberapa
prinsip persembahan Kristen yang harus dilakukan.
1.
Tuhan Yesus MELIHAT persembahan yang kita berikan.
Hal pertama yang
harus kita mengerti dan pahami bahwa pada saat kita memberi persembahan,
ingatlah selalu bahwa Tuhan Yesus melihat persembahan yang kita berikan. Tuhan
Yesus bukan saja melihat fisik, tetapi juga melihat melampaui yang tidak
dilihat oleh mata jasmani. Dokter Lukas tentang hal tersebut dalam Injilnya
menulis demikian: “Ketika Yesus
mengangkat muka-Nya, IA MELIHAT
orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. IA
MELIHAT juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu” –
Lukas 21:1-2.
Berdasarkan bagian
firman Tuhan di atas, maka kita bisa mengetahui bahwa: Pertama, Tuhan Yesus
melihat semua kalangan pada saat ritual memberi persembahan di Bait Allah. Dari
kelas orang kaya (kelas atas), kelas menengah sampai kepada level hidup ekonomi
terendah, Tuhan Yesus melihat semuanya, tidak ada yang luput dari perhatian Tuhan
Yesus. Dengan demikian, Tuhan Yesus yang dahulu melihat semua kalangan di Bait
Suci pada saat memberi persembahan, Tuhan Yesus yang sama juga melihat setiap
kita dari semua kelas dan golongan ketika ada di gereja dan saat ritual memberi
persembahan. Kedua, Tuhan Yesus bukan saja melihat orangnya tetapi juga
melihat wujud dari persembahan yang diberikan oleh umat Allah di Bait Allah.
Dokter Lukas mencatat bahwa Tuhan Yesus melihat orang-orang kaya memasukan
persembahan ke dalam peti persembahan dan juga Tuhan Yesus melihat orang-orang
miskin memasukan persembahan ke dalam peti persembahan, yaitu dua peser yang
diberikan oleh janda miskin. Jadi, ketika kita memberi persembahan ingatlah
bahwa Tuhan Yesus melihat bukan saja diri kita, tetapi juga wujud persembahan
yang kita berikan dan masukan ke dalam kantong persembahan dan peti
persembahan.
2.
Tuhan Yesus MENILAI persembahan yang kita berikan.
Hal kedua yang juga harus kita perhatikan pada saat kita akan memberikan
persembahan, ingatlah bahwa Tuhan Yesus menilai setiap persembahan yang kita
masukan ke dalam kantong persembahan maupun ke dalam peti persembahan. Dokter Lukas
berkaitan dengan hal itu menulis dalam Injilnya demikian: “Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu” –
Lukas 21:3.
Berdasarkan bagian firman Tuhan di atas, maka
kita bisa mengerti dan mengetahui bahwa: Pertama, Tuhan Yesus menilai bukan
berdasarkan kepada besarnya jumlah persembahan yang diberikan. Mengapa dikatakan
demikian? Karena jika Tuhan Yesus menilai persembahan itu didasarkan kepada
jumlah, maka seharusnya orang-orang kayalah yang lebih besar pemberiannya jika
dibandingkan dengan janda miskin itu. Tetapi faktanya Tuhan Yesus justru
sebaliknya menegaskan bahwa janda miskin itulah yang telah memberikan jumlah
persembahan yang lebih besar dibandingkan dengan persembahan yang diberikan
oleh orang-orang kaya. Kedua, Tuhan Yesus menilai
berdasarkan respon pribadi kepada perbuatan Allah. Orang-orang kaya memberi
persembahan bukan lagi didasarkan pada respon pribadi kepada perbuatan Allah,
melainkan mereka memberi persembahan karena mereka menganggap bahwa mereka bisa
memberi. Selain itu, mereka menganggap bahwa kekayaan yang mereka miliki itu
adalah hasil dari usaha dan kerja mereka semata-mata. Mereka tidak lagi melihat
bahwa kekayaan mereka peroleh itu adalah berasal dari Tuhan. Berbeda dengan
janda miskin ini. Ketika dia memberi persembahan, dia tahu bahwa hukum Taurat
mengajarkan bahwa semiskin apapun dia, ketika ia datang ke rumah Tuhan, ke Bait
Allah tidak boleh dengan tangan kosong. Selain itu, janda miskin ini juga tahu
bahwa Yahweh Elohim – TUHAN Allah Israel bertanggung-jawab penuh atas hidupnya
sehingga ketika dia memberi persembahan, ada penyerahan diri secara total
kepada Allah dan menanda-buktikan kasih dan ketaatannya kepada Tuhan.
Demikian juga dengan kita. Pada saat kita
memberi persembahan hendaklah kita mengingat bahwa hal itu merupakan tanggapan
pribadi kepada perbuatan Allah yang penuh kasih. Di mana Allah telah
menyelamatkan kita, menolong kita di dalam setiap usaha dan pekerjaan kita dan
juga di dalam memberkati kehidupan kita. Jadi, ketika memberi persembahan ada
nilai pengorbanan, kasih, ketaatan dan iman serta penyerahan diri sepenuhnya
kepada Allah. Dalam konteks tersebut kita yain bahwa ada providensia (pemeliharaan)
yang sempurna dari Allah kepada kita. Injil Matius menegaskan bahwa: “Carilah
dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu” – Matius 6:33.
3. Tuhan Yesus MENGHARGAI penyerahan diri dalam
persembahan yang kita berikan.
Hal ketiga yang harus kita perhatikan pada saat memberi persembahan
ialah bahwa Tuhan Yesus menghargai setiap penyerahan diri kita kepada Tuhan
pada saat kita memberi persembahan. Dokter Lukas berkaitan dengan hal itu dalam
Injilnya menulis demikian: “Sebab mereka semua memberi persembahannya
dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia
memberi seluruh nafkahnya” – Lukas 21:4.
Berdasarkan bagian firman Tuhan di atas, maka kita harus mengerti dan
mengetahui bahwa: Pertama, Tuhan Yesus menghargai orang yang menghormati Tuhan
ketika memberi persembahan. Orang-orang kaya dan janda miskin sama-sama memberi
persembahan, tetapi ada perbedaan sikap pada saat memberi persembahan. Janda miskin
ini menghormati Tuhan dan menyerahkan dirinya secara total kepada Tuhan. Di mata
manusia memang janda ini miskin, tetapi di mata Tuhan dia itu kaya. Secara materi
dia miskin tetapi secara rohani dia kaya. Karena itu Tuhan Yesus menghargai
pemberian janda itu dan memuji dia bahwa dia telah menyerahkan seluruh hidupnya
kepada Tuhan.
Baca juga: KEUNTUNGAN HIDUP DALAM PENGGEMBALAAN TUHAN.
Salah satu jemaat miskin yang ada di Asia yang dicatat dalam Alkitab
yaitu jemaat Smirna. Dikatakan demikian: “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau
kaya--dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis” – Wahyu 2:9. Kemiskinan
(Yun. “ptocheia”) berarti “tidak memiliki apa pun”. Kemiskinan orang Kristen di
Smirna begitu parah dan meluas; secara ekonomi mereka itu melarat, namun Yesus
mengatakan bahwa secara rohani mereka itu kaya.
Kedua,
Tuhan Yesus menghargai penyerahan diri total kepada Tuhan ketika memberi
persembahan. Banyak orang yang menganggap bahwa ketika mereka memberi
persembahan, maka antara dirinya dengan persembahan itu terpisah. Konsep demikian
sangat keliru. Ajaran Alkitab menegaskan bahwa antara persembahan dan pemberi
persembahan itu satu yang dipersembahkan secara total kepada Sang Pemilik
Kehidupan yaitu Yahweh Elohim – TUHAN Allah kita. Janda miskin itu memberi
persembahan seutuhnya ke dalam ribaan Tuhan pemilik dan pemelihara hidupnya. Itu
sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa “janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh
nafkahnya”. Atas dasar
itulah Tuhan Yesus menghargai janda ini.
Demikian juga dengan kita. Pada saat kita memberi persembahan, berikan
persembahan dengan sikap yang menghormati Tuhan bahwa Dialah segala-galanya
bagi kita dan tanpa Dia kita tidak ada apa-apanya. Akuilah bahwa semua yang ada
pada kita termasuk diri kita semua itu milik Tuhan dan harus dipersembahkan
sepenuh kepada Dia. Selain itu, pada saat memberi persembahan ingatlah bahwa
itu tanda penyerahan diri kita secara total kepada Allah dan ke dalam
pemeliharaan-Nya yang sempurna atas hidup kita.
Marilah kita memberi
persembahan kepada Tuhan dengan sebuah prinsip yang benar berdasarkan ajaran
firman Tuhan. Pada saat kita memberi persembahan kepada Tuhan biarlah kita
ingat prinsipnya yaitu: pertama, Tuhan Yesus melihat persembahan yang kita
berikan; kedua, Tuhan Yesus menilai persembahan yang kita berikan; ketiga,
Tuhan Yesus menghargai setiap persembahan yang kita berikan. Biarlah kita
memberi persembahan dengan satu motivasi tertinggi yaitu untuk kemuliaan Tuhan
Yesus. Amin
Baca juga: MENEMUKAN MAKSUD ALLAH MELALUI DERITA AYUB.
Post a Comment for "Bagaimana Kita Memberi Persembahan?"