Translate

Kristus Bangkit Berilah Dirimu Diperdamaikan

Kristus bangkit berilah dirimu diperdamaikan ~ Ini adalah tema paskah yang telah dicanangkan oleh Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia. Tema tersebut tentu sangat relevan dengan situasi dan kondisi dunia saat ini. Peperangan, pembunuhan, perampokan, pertikaian antar warga dan lain sebagainya merupakan situasi dan kondisi yang terus berpotensi terjadinya permusuhan. Konflik horisontal atau konflik sosial tentu berdampak buruk bagi tananan kehidupan manusia. Dalam situasi dan kondisi dunia yang semacam itu, kebangkitan Kristus bagaikan oase yang bisa memberi kesejukan dan kedamaian.

Jika kita menelusuri kembali perjalanan sejarah peradaban manusia, maka kita menemukan bahwa dosa merupakan akar permasalahannya. Manusia yang satu membunuh manusia yang lain, bangsa yang satu bangkit melawan bangsa yang lain, suku yang satu menyerang suku yang lain dan seterusnya, itu penyebabnya ialah dosa.

Dosa telah merusak tatanan sosial kemanusiaan. Dosa telah merusak relasi sosial manusia. Dosa telah memicu kebencian dan kesadisan dalam diri manusia. Dosa membuat manusia hidup dalam dendam, iri hati, perselisihan dan lain sebagainya. Dosa telah membuat relasi manusia dengan sesamanya menjadi rusak. Dosa membuat manusia merusak lingkungan hidupnya. Dosa telah membuat murka Allah begitu hebat atas manusia.


Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang utama, mendasar dan primer bagi manusia ialah damai sejahtera. Manusia membutuhkan pemulihan relasi. Pemulihan relasi dengan dirinya. Pemulihan relasi dengan sesamanya. Pemulihan relasi dengan lingkungannya. Dan yang paling penting ialah pemulihan hubungan/relasi dengan Allah.

Rencana Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus ialah agar manusia yang dikasihi-Nya memiliki keselamatan dan kelimpahan yang Allah sudah sediakan. Semuanya ini dari Allah, prakarsa Allah agar manusia dapat berdamai dengan diri-Nya.

Sebab masalah utama manusia ialah keterpisahan. Manusia terpisah dari Allah karena dosa. Jadi jalan keluar yang Allah sediakan agar manusia dapat berdamai dengan diri-Nya ialah dengan cara melalui Kristus. Kenapa harus berdamai? Karena jika tidak berdamai berarti yang ada ialah perang dingin, perseteruan, permusuhan. Apa jadinya jika kita berseteru, bermusuhan dengan Allah. Habislah kita. Kita tidak akan mampu bertahan jika kita bermusuhan dengan Tuhan. Itu sebabnya Allah yang berinisiatif untuk berdamai dengan kita. Yang Maha kuasa mau berdamai dengan manusia yang hanya berasal dari debu.

Apa yang kita dapatkan ketika berdamai dengan Allah?
Jawaban secara umum atas pertanyaan di atas ialah tentu semuanya. Kita mendapatkan semuanya karena Kristus menjaminnya. Namun secara spesifik, pada kesempatan ini saya akan memberi beberapa jawaban yang kiranya dapat menjawab pertanyaan di atas. Anda juga bisa menambahkannya.

1. Mendapatkan penghiburan dari Allah ketika mengalami kesulitan.
Rasul Paulus menulis: "Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah" - 2 Korintus 1:3-5.

2. Mendapatkan kasih karunia Allah.
Rasul Paulus menulis: "Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah" - 2 Korintus 1:12.

3. Mendapatkan kemenangan dari Allah.
Rasul Paulus menulis: "Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementata" - 2 Korintus 3:12.