Bangkit Dari Intimidasi Rasa Bersalah 4
Bangkit dari intimidasi rasa bersalah ~ Kecenderungan berdosa ini hanya dapat
dibersihkan dari kehidupan kita melalui penebusan di dalam Yesus Kristus yang
telah membayar, menebus kita dengan kematiannya di kayu salib dan oleh tuntunan
Roh Kudus.Kita membutuhkan pertolongan Tuhan, sebab usaha kita hanyalah sia-sia
jika bukan karena Tuhan yang menolong untuk membebaskan kita.Pengampunan yang
diberikan Tuhan itu akan memulihkan keadaan kita. Bersyukurlah kepada Tuhan
yang telah menyediakan pertolongan itu melalui kematianNya di kayu salib. Oleh
sebab itu siapa yang datang dan percaya kepadaNya akan diselamatkan.
4.
Penyerahan diri kepada Allah untuk dibaharui
Kita
sebagai orang percaya sangat memerlukan Roh Allah mendiami kita untuk
menciptakan di dalam diri kita hati yang selalu menjauhi dan membenci dosa. Roh
Kudus itu akan membaharui kita untuk selalu merindukan dan melakukan kehendak
Allah dalam hidup kita. Hanya Allah saja yang dapat membuat kita menjadi
ciptaan baru dan memulihkan kehidupan kita. “Jadikanlah aku tahir, ya Allah,
dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!”, Mazmur 51: 12.
Kita harus datang kepada Allah dan meminta pengampunanNya karena terhadap Allah kita telah berdosa. Daud mengakui kedalaman yang sebenarnya dari kesalahannya itu sebagai keadaan manusia sejak dilahirkan.Hanya Allah yang dapat membersihkan, hanya Allah pula yang dapat melaksanakan pemulihan jiwa dan tubuh secara sempurna dari kehancuran dan akibat dosa.“Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! (ayat 9-10).
Daud
tidak akan merasa tenang sebelum ia mengutarakan segala dosanya dihadapan
Allah. Perasaannya perih oleh penyesalannya atas keterlibatannya dalam
pembunuhan terhadap Uria, Daud membawa jiwanyayang hancur itu kepada Allah
sebagai persembahan yang sejati. “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa
yang hancur , hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina ya Allah”,
Mazmur 51:19. Tanpa jiwa yang hancur tampaknya segala korban itu tidak
bermakna.Setelah Daud membuat pengakuan dosanya, maka nabi Natan langsung
mengumumkan pengampunan dari Allah. Allah mengampuni Daud dan Daud sadar
tentang keajaiban kasih dan pengampunan yang begitu indah diberikan Allah
kepadanya atas kesalahannya yang sangat besar itu.
Tidak
mudah bagi Daud mengakui dosanya itu kepada Allah, namun ia berjuang melawan
ungkapan hati terdalamnya itu kepada Allah sekalipun diliputi oleh rasa malu,
direndahkan dan dipatahkan oleh rasa bersalahnya. Namun akhirnyaia
ditolong dari keputus-asan itu oleh iman penyesalannya di dalam kasih Allah.
Dampak
dari rasa bersalah itu memang sangat dalam seperti perasaan ditolak,
ketidakmampuan untuk mengatakan tidak, munculnya depresi, kecemasan, dan
kehilangan keintiman rohani dengan Allah. Kita bukanlah sebagai orang yang
pertama merasakannnya. Jangan lari dan menghukum diri menjadi korban rasa
bersalah, sebab jika ini dibiarkan maka keputus-asaan dan kegagalan akan
mendatangi kita. Alkitab telah mencatat dalam kitab Mazmur, tentang
gambaran keputus-asaan itu, “Sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya
seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku”, Mazmur 38:5. Saudaraku,
Allah mengerti beban berat itu, dan Ia menyediakan jalan untuk
mengatasinya. Oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib, Ia menyatakan
kita tidak bersalah dan ditebus dari dosa.
Jika
kita terus saja berpegang pada rasa bersalah itu, maka kita seolah-olah lebih
tahu dari pada-Nya, dan kita menyia-nyiakan pengorbananNya yang rela mati buat
kita.Tuhan meminta kita untuk memperbaharui pikiran kita dengan kebenaran FirmanNya
untuk membantu kita supaya terhindar dari ganjaran yang tidak menyenangkan. Keadaan
memang tidak berubah tapi Allah akan memperbaharui kita dengan memberi kekuatan
yang baru serta ia akan mengubah hidup kita menjadi manusia yang baru bagiNya,
karena walaupun kita berdosa tapi dapat dibenarkan olehNya karena iman kita
kepadaNya kepada kasihNya.