Translate

Meraih Kelegaan Melalui Undangan Yesus 2

Meraih kelegaan melalui undangan Yesus – Kebutuhan akan kelegaan hidup semakin hari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya eskalasi masalah hidup yang semakin kompleks dalam kehidupan manusia. Permasalahan yang dialami oleh manusia acap kali disikapi dengan cara yang salah sebagai ekspresi dari ketidakberdayaan kita terhadap tekanan-tekanan atau masalah hidup yang dihadapi. Tuhan Yesus tahu masalah hidup yang bertubi-tubi menimpa hidup kita. Itu sebabnya Dia mengundang kita untuk menerima kelegaan hidup dari Tuhan Yesus. Dalam Matius 11:25-30, kita diundang untuk meraih kelegaan melalui undangan Yesus. Bagaimana supaya kita bisa meraih kelegaan melalui undangan Yesus? Untuk meraih kelegaan melalui undangan Yesus, maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

2. Tuhan Yesus berkuasa.
Di sini Kristus dengan murah hati menawarkan keuntungan-keuntungan Injil kepada semua orang, dan inilah hal-hal yang dinyatakan kepada orang kecil – Matius 11:25.

a. Mendapatkan motivasi dan pengharapan.
Kata-kata hikmat yang mengawali panggilan atau undangan-Nya ini, baik untuk menuntut perhatian kita terhadap panggilan itu maupun untuk mendorong kita untuk mematuhinya. Agar kita beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita, Kristus menyatakan terlebih dahulu apa yang merupakan wewenang dan kuasa-Nya. Kita akan melihat bahwa Ia diberi kuasa untuk memberikan tawaran ini. Ada dua hal yang Ia tunjukkan kepada kita dalam Matius 11:27, yaitu:


Pertama, Amanat yang diterima-Nya dari Bapa: semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku. Kristus, sebagai Allah, memiliki kuasa dan kemuliaan yang sama dengan Bapa, tetapi sebagai Pengantara Ia menerima kuasa dan kemuliaan-Nya dari Bapa; segala penghakiman diserahkan kepada-Nya. Ia diberi wewenang untuk mengurus suatu kovenan baru antara Allah dan manusia, dan untuk menawarkan damai sejahtera dan kebahagiaan kepada dunia yang ingkar ini, dengan persyaratan-persyaratan yang menurut-Nya sesuai. Ia dikuduskan dan dimeteraikan untuk menjadi Penguasa mutlak, untuk mengurus dan mengatur perkara yang luar biasa besar ini.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: CARA MENGHADAPI PENDERITAAN DALAM HIDUP.

Untuk melakukannya, Ia diberi segala kuasa baik di sorga maupun di bumi – Matius 28:18, kuasa atas segala yang hidup – Yohanes 17:2, dan kuasa untuk menghakimi – Yohanes 5:22, 27. Hal ini haruslah mendorong kita untuk datang kepada Kristus, karena Ia diberi tugas untuk menerima kita dan untuk memberi kita apa yang kita cari, dan segala sesuatu telah diserahkan kepada-Nya untuk maksud tersebut, diserahkan oleh Dia yang adalah Tuhan atas segala sesuatu. Segala kuasa dan segala kekayaan ada di tangan-Nya. Perhatikanlah, Bapa telah menyerahkan segala kepunyaan-Nya ke dalam tangan Tuhan Yesus, jadi marilah kita juga menyerahkan segala kepunyaan kita ke dalam tangan-Nya, supaya dengan demikian selesailah pekerjaan itu. Allah telah menjadikan Dia sebagai seorang Hakim yang agung dan Penjaga sehari-hari yang mulia, supaya Dia memberkati kita, dan yang harus kita lakukan hanyalah menuruti petunjuk yang ada serta tunduk kepada pendamaian Tuhan Yesus. Dengan jalan ini, Ia akan menyelesaikan pertentangan yang menyedihkan antara kita dengan Allah, dan kita akan masuk ke dalam ikatan untuk mendapat berkat-Nya.

Kedua, Kedekatan-Nya dengan Bapa: tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak. Hal ini semakin membuat kita merasa lebih puas, sangat puas. Para duta bukan hanya memperoleh amanat, yang akan mereka lakukan, tetapi juga petunjuk, yang mereka simpan untuk mereka sendiri, untuk digunakan nanti ketika mereka memerlukannya ketika berunding dengan pihak lain. Tetapi Yesus Tuhan kita bukan hanya mempunyai wewenang, melainkan juga kemampuan untuk melakukan tugas-Nya. Dalam mengurusi perkara besar penebusan kita, Bapa dan Anak adalah pihak-pihak yang terutama terlibat; permufakatan tentang damai ada di antara mereka berdua – Zakharia 6:13. Oleh sebab itu, kita boleh merasa sangat yakin bahwa mereka mengerti satu sama lain dengan sangat baik dalam perkara ini, yaitu bahwa Bapa mengenal Anak, dan Anak mengenal Bapa, dan keduanya mengenal satu sama lain dengan sempurna (kita bisa menyebutnya dengan kesadaran timbal balik antara Bapa dan Anak).

Dengan demikian, tidak akan ada kesalahan dalam menyelesaikan perkara ini, seperti yang sering terjadi di antara manusia, yang karena kesalahpahaman satu sama lain kontrak diingkari dan persetujuan-persetujuan yang sudah diambil dilanggar begitu saja. Anak sudah ada di pangkuan Bapa dari kekekalan. Dialah satu-satunya yang dapat menyatakan-Nya – Yohanes 1:18. Bapa ada serta-Nya sebagai Anak kesayangan – Amsal 8:30, sehingga tidak seorang pun mengenal Bapa kecuali Anak, lalu ditambahkan-Nya, dan orang yang kepadanya Anak itu menyatakannya. Perhatikanlah,

Ketiga, Kebahagiaan manusia terletak pada pengenalan akan Allah. Itulah hidup yang kekal, itulah kesempurnaan dari ciptaan yang berakal.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: BAGAIMAN NERAKA MENURUT ALKITAB?.

Keempat, Orang yang ingin mengenal Allah harus datang kepada Yesus Kristus, karena terang pengetahuan akan kemuliaan Allah bersinar dalam wajah Kristus – 2 Korintus 4:6. Kita harus bersyukur kepada Kristus atas semua penyataan yang kita dapati tentang Allah, tentang kehendak dan kasih Bapa, sejak Adam jatuh ke dalam dosa. Tidak akan ada hubungan yang indah antara Allah yang kudus dengan manusia yang berdosa, kecuali di dalam dan melalui Sang Pengantara – Yohanes 14:6.

b. Datang pada Yesus karena Dia Imam, Raja dan Nabi kita.
Inilah tawaran yang diberikan kepada kita beserta undangan untuk menerimanya. Setelah diberi pengantar yang begitu khidmat, kita boleh mengharapkan sesuatu yang sangat luar biasa, sebab ini memang perkataan yang benar dan patut diterima sepenuhnya, perkataan yang melaluinya kita dapat diselamatkan. Di sini kita diundang untuk datang kepada Kristus sebagai Imam, Raja, dan Nabi kita agar kita diselamatkan, dan untuk itu, kita harus rela diperintah dan diajar oleh-Nya.

Pertama, Kita harus datang kepada Yesus Kristus sebagai Tempat Perteduhan kita dan beristirahat di dalam Dia – Matius 11:28, marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu:

1) Ciri-ciri orang yang diundang: semua yang letih lesu dan berbeban berat. Ini adalah perkataan yang tepat untuk orang yang sudah kepayahan – Yesaya 50:4. Orang-orang yang mengeluh akan beban hukum Taurat yang penuh dengan tata upacara, yang merupakan kuk yang tidak tertahankan, dan yang semakin dibuat lebih berat lagi dengan tradisi-tradisi nenek moyang – Lukas 11:46, marilah mereka datang kepada Kristus, maka mereka akan mendapat kelegaan. Ia datang untuk membebaskan gereja-Nya dari kuk ini, untuk menghapus beban berbagai aturan duniawi itu, dan untuk memperkenalkan cara menyembah yang lebih murni dan lebih rohani. Namun demikian, kata-kata Kristus ini lebih merujuk kepada beban dosa, baik itu rasa bersalah yang diakibatkan oleh dosa itu maupun kuasa yang ada dalamnya.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: RAHASIA HIDUP DALAM KASIH DAN DAMAI.

Perhatikanlah, yang diundang untuk beristirahat di dalam Kristus adalah mereka, dan hanya mereka, yang merasakan dosa sebagai beban dan yang merintih karenanya. Mereka yang bukan hanya yakin akan jahatnya dosa, dosa mereka sendiri, tetapi juga menyesal dalam jiwanya karena dosa itu. Mereka yang benar-benar muak dengan dosa-dosa mereka dan letih melayani keinginan dunia serta keinginan daging. Mereka yang melihat bahwa keadaan mereka sungguh menyedihkan dan berbahaya oleh karena dosa, dan menderita serta takut karenanya, seperti Efraim – Yeremia 31:18-20, si anak yang hilang – Lukas 15:17, si pemungut cukai – Lukas 18:13, orang-orang yang mendengarkan Petrus – Kisah Para Rasul 2:37, Paulus – Kisah Para Rasul 9:4,6,9, dan si kepala penjara – Kisah Para Rasul 16:29-30. Ini merupakan persiapan yang penting untuk menerima pengampunan dan kedamaian. Sang Penghibur harus menginsafkan terlebih dulu – Yohanes 16:8; Aku mengoyak dulu, lalu Aku akan menyembuhkan.

2) Undangan itu sendiri: Marilah kepada-Ku. Kebesaran Kristus yang sudah ditunjukkan kepada kita dengan mulia – Matius 11:27, sebagai Tuhan atas semua, dapat membuat kita takut akan Dia, tetapi lihatlah di sini bagaimana Dia mengulurkan tongkat emas supaya kita dapat menyentuh bagian atasnya dan bisa tetap hidup. Perhatikanlah, adalah kewajiban dan kepentingan orang-orang berdosa yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada Yesus Kristus. Setelah meninggalkan segala sesuatu yang menentang-Nya, atau yang bersaing dengan-Nya, kita harus menerima-Nya sebagai Tabib dan Pembela kita, dan harus menyerahkan diri kita kepada jalan dan perintah-Nya. Kita juga harus tanpa paksaan merelakan diri untuk diselamatkan oleh-Nya, dengan cara-Nya sendiri dan dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan-Nya sendiri. Marilahdan taruhlah beban berat yang kau pikul itu di atas-Nya. Inilah penggilan Injil, Roh berkata, "Marilah!" dan pengantin perempuan berkata, "Marilah!" Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia datang.

3) Berkat yang dijanjikan kepada mereka yang benar-benar datang: Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Kristus adalah Nuh bagi kita, yang namanya menandakan kelegaan dan penghiburan, karena dia akan memberi kepada kita penghiburan – Kejadian 5:29; 8:9. Sungguh perhentian itu baik – Kejadian 49:15, terutama bagi mereka yang letih lesu dan berbeban berat – Pengkhotbah 5:11.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: PRINSIP PERSEMBAHAN KRISTEN.

Perhatikanlah, Yesus Kristus pasti akan memberi kelegaan bagi jiwa-jiwa yang letih, yang dengan iman yang hidup datang kepada-Nya untuk mendapatkan kelegaan itu. Ia akan memberi kelegaan atas ketakutan yang ditimbulkan oleh dosa, dalam hati nurani yang damai teguh, kelegaan dari kuasa dosa, dalam jiwa yang teratur dan yang memerintah dirinya sendiri, kelegaan di dalam Allah, dan kepuasan jiwa, di dalam kasih-Nya – Mazmur 11:6-7. Inilah perhentian yang masih tersedia bagi umat Allah – Ibrani 4:9, yang dimulai dalam anugerah dan disempurnakan dalam kemuliaan.

Kedua, Kita harus datang kepada Yesus Kristus sebagai Penguasa kita dan tunduk kepada-Nya – Matius 11:29. Pikullah kuk yang Kupasang. Ini harus dilakukan bersama-sama dengan hal sebelumnya, karena Kristus ditinggikan sebagai Pemimpin dan Juruselamat, Imam yang memerintah di atas takhta-Nya. Kelegaan yang dijanjikan-Nya adalah kelegaan dari tekanan dosa, bukan dari pelayanan kepada Allah, dan ini merupakan utang kita kepada-Nya yang wajib kita bayar. Perhatikanlah, Kristus mempunyai kuk untuk leher kita, seperti halnya Ia mempunyai mahkota untuk kepala kita, dan Ia berharap agar kita memikul kuk ini dan berjalan dengannya.
Memanggil orang yang letih lesu dan berbeban berat, lalumemasangkan kuk pada mereka tampaknya hanya menambah penderitaan kepada orang yang sudah menderita, namun demikian ketepatan perkataan ini terletak pada kata “(kuk-)Ku”. “Kamu sedang berada di bawah kuk yang membuatmu letih, lepaskanlah kuk itu dan cobalah kuk-Ku, yang akan membuatmu merasa lega”.

Budak dikatakan menanggung beban atau kuk – 1 Timotius 6:1, begitu pula dengan hamba-hamba – 1 Raja-Raja 12:10. Dengan memasangkan kuk Kristus pada kita berarti kita menempatkan diri sebagai budak dan hamba-Nya. Karena itu kita harus berlaku sesuai dengan kedudukan kita itu, yaitu dengan sadar mematuhi semua perintah-Nya, dan dengan sukacita tunduk di bawah segala peraturan-Nya. Menyerahkan diri kita kepada Tuhan berarti mematuhi Injil Kristus. Kuk itu adalah kuk Kristus, kuk yang telah dipilih-Nya, kuk yang ditarik-Nya sendiri untuk kita, karena Ia belajar untuk patuh. 

Bersama kita Dia menarik kuk itu dengan Roh-Nya, karena Dia membantu kita dalam kelemahan kita – Roma 8:26. Kuk berbicara tentang kesusahan, namun jika seekor binatang harus menarik sesuatu, maka kuk itu justru sangat membantunya. Perintah-perintah Kristus adalah untuk kebaikan kita sendiri, kita harusmemasang kuk ini dan menariknya. Kita diberi kuk untuk bekerja, dan karena itu kita harus rajin. Kita diberi kuk untuk patuh, dan karena itu kita harus rendah hati serta sabar. Kita diberi kuk bersama-sama dengan rekan-rekan sesama hamba, dan karena itu kita harus memelihara persekutuan dengan orang-orang kudus. Dengan demikian, kata-kata orang berhikmat seperti kusa bagi mereka yang diberi kuk seperti itu.

Bagian yang di atas ini merupakan bagian yang paling berat dari pelajaran kita ini, dan oleh sebab itu ada tambahan yang menghibur, yaitu: Kuk yang Kupasang itu enak, dan beban-Ku pun ringan – Matius 11:30. Kamu tidak perlu takut dengan kuk-Ku ini.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: DAMPAK HIDUP OLEH ROH KUDUS.

1) Kuk dari perintah-perintah Kristus adalah kuk yang enak, malah bukan saja enak, tetapi juga chrēstos -- penuh anugerah. Kuk ini manis dan menyenangkan, tidak akan menggores leher yang patuh dan tidak dapat menyakiti kita, malah sebaliknya, kuk ini akan menyegarkan kita. Ini adalah kuk yang dipasang dengan kasih. Demikianlah sifat dari perintah-perintah Kristus, begitu masuk akal dengan sendirinya serta begitu menguntungkan bagi kita, dan semuanya ini bisa diringkas dalam satu kata, dan kata itu adalah kata yang begitu manis: kasih. Pertolongan-Nya yang penuh kuasa, dorongan-Nya yang menguatkan, dan penghiburan-Nya yang kuat, semuanya ini dapat kita alami ketika kita melakukan kewajiban kita, sehingga kita benar-benar dapat berkata bahwa kuk ini adalah kuk yang sungguh menyenangkan. Kuk itu enak bagi orang yang baru memasangnya, dan sangat mudah bagi orang yang berpengertian – Amsal 14:6. Mungkin terasa agak sukar pada waktu pertama kali mencobanya, tetapi sesudahnya pasti akan terasa mudah. Kasih Allah dan harapan sorgawi akan membuatnya mudah.

2) Beban salib Kristus adalah beban yang ringan, sangat ringan. Penderitaan-penderitaan dari Kristus menimpa kita semua sebagai manusia, sedangkan penderitaan-penderitaan bagi Kristus menimpa kita sebagai orang-orang Kristen. Penderitaan yang disebut terakhir inilah yang terutama dimaksudkan di sini. Beban ini dengan sendirinyatidak mengenakkan, melainkan mendukakan, namun karena ini adalah penderitaan Kristus, maka penderitaan itu ringan. Sebagai manusia, Paulus sangat mengetahuinya, sehingga ia menyebutnya penderitaan ringan – 2 Korintus 4:17. Kehadiran Allah – Yesaya 43:2, rasa simpati Kristus di dalam penderitaan orang lain – Yesaya 63:9; Daniel 3:25, dan terutama pertolongan serta penghiburan Roh – 2 Korintus 1:5, membuat penderitaan bagi Kristus terasa ringan dan mudah. Semakin melimpah dan semakin lama penderitaan, semakin melimpah dan semakin lama pula penghiburannya.

Oleh karena itu, biarlah hal ini membuat kita mau menerima kesulitan-kesulitan dan membantu kita mengatasi ketawaran hati yang akan kita jumpai, baik itu dalam melakukan pekerjaan maupun dalam menderita karena pekerjaan itu, sebab kita bisa saja menderita kerugian bagiKristus, tetapi kita tidak akan dirugikan oleh Dia.

Ketiga, Kita harus datang kepada Yesus Kristus sebagai Guru kita, dan harus mempersiapkan diri kita untuk belajar dari-Nya – Matius 11:29. Kristus telah mendirikan sebuah sekolah yang luar biasa, dan telah mengundang kita untuk menjadi sarjana-sarjana-Nya. Kita harus masuk ke sana sendiri, berhubungan dengan para sarjana-Nya, dan setiap hari melaksanakan perintah-perintah yang diberikan-Nya melalui firman dan Roh-Nya. Kita harus banyak mempelajari apa yang dikatakan-Nya, dan siap sedia menggunakannya pada segala kesempatan. Kita harus mencontoh perbuatan-Nya dan mengikuti langkah-langkah-Nya – 1 Petrus 2:21.

Sebagian orang memakai perkataan karena Aku lemah lembut dan rendah hatisebagai pelajaran khusus yang harus kita pelajari dari teladan Kristus. Kita harus belajar dari Dia untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati, dan kita harus mematikan kesombongan serta nafsu kita yang membuat kita begitu tidak serupa dengan-Nya. Kita harus belajar dari Kristus seperti juga kita harus belajar mengenal Kristus – Efesus 4:20, karena Dia adalah Guru sekaligus Pelajaran, Pemandu sekaligus Jalan, dan Semua di dalam Semua.

Ada dua alasan yang diberikan mengapa kita harus belajar pada Kristus.
1) Aku lemah lembut dan rendah hati, dan karena itu pantas untuk mengajar kamu.
Yesus lemah lembut, dan mempunyai belas kasihan kepada orang yang tidak tahu, sementara orang lain akan lekas dibuat marah oleh orang-orang semacam itu. Banyak guru yang mempunyai kemampuan, namun mempunyai sifat pemarah dan terburu-buru, dan guru-guru seperti ini akan mudah mematahkan semangat orang yang lamban dalam berpikir. Tetapi Kristus tahu bagaimana bersabar menghadapi orang-orang seperti itu, dan bagaimana membuka pengertian mereka. Sikap-Nya terhadap kedua belas murid-Nya merupakan contoh untuk hal ini. Ia lembut dan sabar terhadap mereka, dan Ia memanfaatkan apa yang terbaik dari mereka. Meskipun mereka kurang perhatian dan cepat lupa, Ia tidak bertindak berlebihan dalam menunjukkan kebodohan mereka.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: DAMPAK MENGUCAP SYUKUR SENANTIASA.

Yesus rendah hati. Ia merendahkan diri-Nya untuk mengajar sarjana-sarjana yang miskin, untuk mengajar para pemula. Ia memilih murid-murid-Nya bukan dari istana, bukan juga dari sekolah, melainkan dari pinggir pantai. Ia mengajarkan prinsip-prinsip yang utama kepada mereka, seperti memberikan susu untuk bayi. Ia membungkuk untuk mereka yang mempunyai kemampuan paling rendah; Ia mengajar Efraim untuk berjalan – Hosea 11:3. Siapakah yang mengajar seperti Dia? Ini sangat membesarkan hati kita untuk bergabung dengan sekolah yang memiliki Guru seperti ini. Kerendahan hati dan kelemahlembutan ini, yang membuat-Nya memenuhi syarat untuk menjadi seorang Guru, juga merupakan persyaratan terbaik bagi mereka yang ingin diajar oleh-Nya, karena Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati – Mazmur 25:9.

2) Jiwamu akan mendapat ketenangan. Janji ini diambil dari – Yeremia 6:16, karena Kristus senang mengungkapkan diri-Nya dalam bahasa para nabi, untuk menunjukkan keselarasan di antara kedua Perjanjian itu. Perhatikanlah, ketenangan jiwa adalah ketenangan yang paling diinginkan. Kita ingin jiwa kita diam dengan tenang. Satu-satunya cara, dan cara yang pasti untuk mendapat ketenangan bagi jiwa kita adalah dengan duduk di kaki Kristus dan mendengarkan firman-Nya. Dengan memenuhi kewajiban, kita akan mendapatkan ketenangan. Pengertian akan mendapatkan ketenangan dalam pengetahuan akan Allah dan Yesus Kristus, dan di dalamnya pengertian akan dipuaskan dengan berlimpah-limpah karena memperoleh hikmat itu, yang ada di dalam Injil, yang sudah lama dicari-cari dengan sia-sia sejak penciptaan seluruh alam raya – Ayub 28:12.

Kebenaran-kebenaran yang diajarkan Kristus sungguhlah sedemikian benar adanya sehingga kita dapat mempertaruhkan jiwa kita di atasnya. Perasaan-perasaan kita mendapat ketenangan dalam kasih Allah dan Yesus Kristus, dan karena bertemu dengan kasih itu, perasaan-perasaan kita pun mendapatkan kepuasan yang sangat berlimpah; kita mendapatkan ketenangan dan kepastian untuk selama-lamanya. Dan kepuasan-kepuasan itu akan disempurnakan dan diabadikan di sorga, tempat di mana kita akan melihat dan menikmati Allah secara langsung, akan melihat Dia sebagaimana adanya Dia, dan akan menikmati kebersamaan dengan-Nya sebab Dia milik kita. Ketenangan ini akan dirasakan bersama Kristus bagi semua orang yang belajar pada-Nya. Demikianlah, puncak dan inti dari panggilan dan tawaran Injil: kita diberitahukan di sini, dengan sepatah dua patah kata, apa yang dikehendaki Tuhan Yesus dari kita, dan hal ini sekali lagi sesuai dengan apa yang dikatakan Allah tentang Dia, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia".

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: MENERIMA UPAH MELALUI UJIAN PELAYANAN PART 3.