Translate

Menerima Upah Melalui Ujian Pelayanan 3

Menerima upah melalui ujian pelayanan – Tuhan Yesus bukan saja menyelamatkan kita, tetapi juga mempercayakan pelayanan kepada kita. Dengan kata lain, kita diselamatkan dan dipercayakan untuk melakukan pekerjaan-Nya yang mulia yaitu melalui setiap pelayanan yang kita kerjakan. Setiap pelayanan ada ujiannya.  Dan setiap ujian menentukan upah yang akan kita peroleh dari Tuhan Yesus. 

Berkaitan dengan menerima upah melalui ujian pelayanan, Tuhan Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30. Di sini diceritakan tentang perumpamaan talenta yang dipercayakan kepada tiga orang hamba. Hal ini menunjukkan bahwa kita tengah berada dalam keadaan bekerja dan berusaha, seperti perumpamaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kita sedang berada dalam keadaan menanti-nanti. 

Perumpamaan sebelumnya menunjukkan perlunya kita memiliki kebiasaan untuk selalu mempersiapkan diri, sedangkan perumpamaan ini memperlihatkan kerajinan nyata yang harus kita lakukan dalam pekerjaan dan pelayanan kita sekarang ini. Melalui perumpamaan pertama, kita didorong memelihara jiwa kita sebaik mungkin, melalui perumpamaan ini kita menyediakan diri menjadi alat bagi kemuliaan Allah dan kebaikan bagi orang lain.

3. Mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan.
Setiap kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang percaya, suatu saat akan diminta pertanggungjawabannya. Dalam perumpamaan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kita menemukan tentang hal itu dalam Matius 25:19.

Pertama, Perhitungan itu ditangguhkan. Lama sesudah itu diadakan perhitungan dengan mereka, bukan karena tuan itu mengabaikan urusannya, atau karena Allah lalai menepati janji-Nya – 2 Petrus 3:9, bukan, Ia telah siap menghakimi – 1 Petrus 4:5, tetapi segala sesuatu harus dilakukan sesuai waktu dan urutannya.


 
Kedua, Akhirnya hari perhitungan itu datang juga, pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Para pelayan yang menerima anugerah Allah yang beraneka ragam itu harus segera memberikan pertanggungan jawab atas urusan mereka. Kita semua harus memberi pertanggungjawaban sendiri tentang kebaikan apa yang kita dapatkan untuk jiwa kita dan kebaikan apa yang telah kita lakukan bagi orang lain melalui keuntungan yang telah kita nikmati – Roma 14:10-11.
Sekarang, di sini: (1) Pertanggungan jawab yang baik dari hamba-hamba yang setia.
Perhatikan baik-baik di sini: [a] Hamba-hamba itu memberikan pertanggungjawaban – Matius 25:20, 22: “Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku, dan kepadaku dua talenta, lihat, aku telah beroleh laba lima talenta, dan aku telah beroleh laba dua talenta”.

Pertama, hamba-hamba Kristus yang setia mengakui dengan rasa syukur kesediaan-Nya memberikan sesuatu kepada mereka, Tuan, hal-hal ini dan itu tuan percayakan kepadaku. Baik sekali jika kita membuat catatan khusus tentang apa saja yang telah kita terima dari Allah, supaya kita ingat yang telah diberikan-Nya kepada kita, agar dengan demikian kita dapat mengetahui apa saja yang diharapkan Allah dari kita, dan dapat mengerjakan manfaat yang diharapkan dari kita. Janganlah kita berbangga diri dengan keberhasilan, sebaliknya kita harus mengakui kebaikan dan kehormatan Allah bagi kita dengan mempercayakan harta benda-Nya kepada kita, yaitu anugerah-Nya, yang merupakan sumber dan mata air yang darinya keluar semua yang baik yang ada dalam diri kita atau yang dilakukan melalui kita. Karena sebenarnya, semakin banyak yang kita lakukan bagi Allah, semakin banyak pula kita berutang budi kepada-Nya atas kesediaan-Nya menggunakan dan memampukan kita dalam pekerjaan-Nya.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: DAMPAK ROH KUDUS MENDIAMI HIDUP KITA.

Kedua, mereka menghasilkan keuntungan sebagai bukti kesetiaan mereka. Perhatikanlah, hamba Allah yang baik memiliki sesuatu untuk ditunjukkan sebagai bukti kerajinan mereka. Tunjukkanlah kepadaku imanmu dari perbuatan-perbuatanmu. Biarlah orang yang baik menyatakan perbuatan-perbuatannya – Yakobus 3:13. Bila kita berhati-hati dengan urusan rohani kita, segera kita akan melihat hasilnya, dan segala perbuatan kita akan menyertai kita – Wahyu 14:13. Orang-orang kudus itu tidak akan menyebut sendiri perbuatan baik mereka pada hari yang mulia itu, sama sekali tidak, tetapi Kristus yang akan melakukannya untuk mereka – Matius 25:35. Hal itu menunjukkan bahwa mereka yang setia mengembangkan talenta mereka akan beroleh keberanian percaya pada hari kedatangan-Nya – 1 Yohanes 2:28; 4:17.
Jelas bahwa hamba yang hanya memiliki dua talenta menyerahkan hasil pertanggungjawabannya dengan penuh sukacita sama seperti hamba yang memiliki lima talenta. Sungguh menyenangkan bahwa pada hari perhitungan nanti, kita akan dinilai menurut kesetiaan kita dan bukan menurut kegunaan kita, menurut ketulusan kita dan bukan menurut keberhasilan kita, menurut kejujuran kita dan bukan menurut tingkat kesempatan kita. [b] Penerimaan dan pujian sang tuan atas pertanggungjawaban mereka – Matius 25:21, 23.

Pertama, tuan itu memuji mereka, Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia. Perhatikanlah, orang-orang yang membuktikan dirinya sebagai hamba-hamba Yesus Kristus yang baik dan setia dengan kerajinan dan kesetiaan mereka, akan menerima puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat Yesus Kristus menyatakan diri-Nya – 1 Petrus 1:7. Mereka yang sekarang mengakui dan menghormati Allah tidak lama lagi akan diakui dan diberi kehormatan oleh Allah.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: STRATEGI TUHAN YESUS MENGALAHKAN IBLIS.

Mereka akan diterima, hai hambaku yang baik dan setia. Kristus yang mengetahui kejujuran hamba-hamba-Nya sekarang akan bersaksi pada hari yang mulia itu, dan mereka yang didapati setia akan disebut demikian. Mungkin mereka dikecam banyak orang sebagai orang yang sok benar. Tetapi Kristus akan menunjukkan watak mereka yang sejati, yaitu baik dan setia. Pekerjaan mereka akan diterima, Baik sekali perbuatanmu itu. Kristus akan menyebut mereka, dan hanya mereka saja, sebagai hamba yang baik, yaitu mereka yang bekerja dengan baik sekali. Karena dengan tekun berbuat baik, kita mencari kemuliaan dan kehormatan ini, dan bila kita mencari, kita akan mendapatkannya. Jika kita melakukan apa yang baik dan mengerjakannya sebaik mungkin, kita akan beroleh pujian yang sama. Sebagian tuan-tuan begitu murung sehingga tidak mau memuji hamba-hamba mereka, meskipun mereka sudah melakukan pekerjaan dengan begitu baik. Hanya sedikit yang tidak menjadi marah atas perlakuan seperti itu. Tetapi Kristus akan memuji hamba-hamba-Nya yang bekerja dengan baik. Apakah manusia memberikan pujian atau tidak, Ia tetap memuji mereka. Dan apabila kita mendapat pujian dari Guru kita, maka tidak penting lagi apa yang dikatakan oleh sesama kita mengenai diri kita. Jika Ia berkata, “Baik sekali perbuatanmu itu”, kita merasa sangat senang, sehingga penilaian orang terhadap diri kita menjadi sesuatu yang kecil belaka. Sebaliknya, yang berkenan pada Tuhan bukanlah orang yang memuji dirinya sendiri atau orang yang dipuji oleh sesamanya, melainkan orang yang dipuji Tuhan.

Kedua, ia memberi mereka penghargaan. Hamba-hamba Kristus yang setia tidak dibiarkan begitu saja dengan pujian kosong. Tidak, semua pekerjaan dan upaya kasih mereka akan diberi penghargaan. Sekarang, penghargaan ini diungkapkan dengan dua cara di sini. Dalam satu ungkapan yang sesuai dengan perumpamaan itu, engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Merupakan suatu kebiasaan umum dalam sidang putra-putra raja dan keluarga orang-orang bangsawan untuk mengangkat mereka yang setia dalam perkara kecil ke kedudukan yang lebih tinggi. Perhatikanlah, Kristus adalah Tuan yang lebih menyukai hamba-hamba-Nya yang berkelakuan baik. Kristus akan memberikan kemuliaan kepada mereka yang memuliakan Dia dalam bentuk mahkota – 2 Timotius 4:8, sebuah takhta – Wahyu 3:21, sebuah Kerajaan – Matius 25:34. Di dunia ini mereka menjadi pengemis, tetapi di sorga mereka akan menjadi orang-orang yang memerintah. Orang-orang yang jujur akan memiliki kekuasaan; hamba-hamba Kristus semuanya adalah putra-putra raja.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: CARA MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI DALAM TUHAN.

Perhatikan baik-baik tentang tidak sebandingnya pekerjaan dan penghargaan yang diberikan. Hanya sedikit hal dalam diri orang-orang kudus yang dapat digunakan bagi kemuliaan Allah, tetapi ada banyak hal yang membuat mereka akan dimuliakan bersama Allah. Beban tanggung jawab apa yang kita terima dari Allah, pekerjaan apa yang kita kerjakan bagi Allah di dunia ini, hanya sedikit, sangat sedikit, dibandingkan dengan sukacita yang disediakan bagi kita. Kumpulkanlah semua jasa kita, semua penderitaan kita, semua keberhasilan kita, semua perbuatan baik kita bagi sesama, semua yang kita dapatkan bagi diri sendiri, semuanya itu hanya sedikit sekali, hampir-hampir tidak ada apa-apanya, tidak berharga untuk dibandingkan, tidak layak disebut-sebut pada hari yang sama ketika kemuliaan itu dinyatakan. Dalam ungkapan lain yang tersirat dalam perumpamaan ini, Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Perhatikanlah:
(1) Keadaan orang-orang yang diberkati adalah keadaan penuh sukacita. Bukan hanya karena segala air mata akan dihapuskan, tetapi karena semua sumber penghiburan akan dibukakan, dan semua mata air sukacita akan memancar bagi mereka. Bilamana ada keindahan dan hasil yang baik dari Allah, penyempurnaan kesucian, persahabatan di antara orang-orang yang diberkati, tidak bisa tidak, akan ada sukacita yang berlimpah.

(2) Sukacita ini adalah sukacita Tuhan mereka, sukacita yang Ia dapatkan dan sediakan bagi mereka, sukacita orang-orang yang ditebus, yang dibeli dengan penderitaan Sang Penebus itu sendiri. Itu adalah sukacita yang menjadi milik-Nya sendiri, yang diperoleh dengan mata yang tertuju pada sukacita itu tatkala Ia mengabaikan kehinaan dengan tekun memikul salib – Ibrani 12:2. Itu adalah sukacita yang menjadikan diri-Nya sendiri sebagai sumber dan pusat sukacita itu. Itu adalah sukacita Tuhan kita, karena itu adalah sukacita di dalam Tuhan, yang menjadi sukacita kita yang melimpah. Abraham tidak menghendaki pengawas rumah tangganya, meskipun setia, sebagai ahli warisnya – Kejadian 15:3. Tetapi Kristus menerima hamba-hamba-Nya yang setia ke dalam sukacita-Nya sendiri, untuk menjadi ahli waris bersama Dia.


(3) Orang-orang kudus yang dipermuliakan akan memasuki sukacita ini, akan memilikinya sepenuh-penuhnya, seperti seorang ahli waris yang cukup umur untuk mendapatkan hak warisnya, atau seperti mereka yang sudah siap untuk memasuki perjamuan kawin. Di sini sukacita Tuhan kita memasuki orang-orang kudus, oleh Roh Kudus. Tidak lama lagi mereka akan masuk ke dalam sukacita itu, akan berada di dalamnya sampai selamanya dan dengan sepenuh-penuhnya.

Baca juga ini untuk menambah wawasan: GARIS BESAR INJIL YOHANES.

Post a Comment for "Menerima Upah Melalui Ujian Pelayanan 3"