Translate

Meraih Kelegaan Melalui Undangan Yesus Part 1

Meraih kelegaan melalui undangan Yesus – Kebutuhan akan kelegaan hidup semakin hari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya eskalasi masalah hidup yang semakin kompleks dalam kehidupan manusia. Permasalahan yang dialami oleh manusia acap kali disikapi dengan cara yang salah sebagai ekspresi dari ketidakberdayaan kita terhadap tekanan-tekanan atau masalah hidup yang dihadapi. 

Tuhan Yesus tahu masalah hidup yang bertubi-tubi menimpa hidup kita. Itu sebabnya Dia mengundang kita untuk menerima kelegaan hidup dari Tuhan Yesus. Dalam Matius 11:25-30, kita diundang untuk meraih kelegaan melalui undangan Yesus. Bagaimana supaya kita bisa meraih kelegaan melalui undangan Yesus? Untuk meraih kelegaan melalui undangan Yesus, maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:

1. Menaikan rasa syukur kepada Allah atas kebaikan-Nya.
Kristus di sini mengembalikan segala rasa syukur kepada Allah atas kebaikan-Nya terhadap orang-orang kecil yang kepada mereka dinyatakan rahasia-rahasia Injil – Matius 11:25-26.  Perhatikanlah, dengan menengadah kepada Allah, kita akan sangat dikuatkan, walaupun segala yang tampak di sekeliling kita sungguh mengecilkan hati. 

Sungguh sedih melihat bagaimana kebanyakan orang tidak peduli dengan kebahagiaan mereka sendiri, namun juga sungguh menghibur untuk mengetahui bahwa meskipun demikian, Allah yang bijaksana dan setia berhasil melindungi segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya sendiri. Yesus menjawab dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu." Perhatikanlah, ucapan syukur adalah jawaban yang sesuai bagi pikiran-pikiran yang gelap dan menggelisahkan, dan juga dapat berguna untuk mendiamkan pikiran-pikiran semacam itu.



Nyanyian puji-pujian adalah penghibur yang ampuh bagi jiwa yang letih, dan akan membantu menyembuhkan kesedihan. Apabila tidak ada cara lagi untuk menghilangkan perasaan-perasaan sedih dan takut, kita bisa mengucap syukur dan berkata, Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa. Marilah kita puji Allah agar keadaan kita tidak semakin bertambah buruk lagi. Nah, dalam ucapan syukur Kristus ini, kita dapat mengamati bahwa:

a. Sebutan yang diberikan-Nya kepada Allah: Bapa, Tuhan langit dan bumi.

Pertama, Setiap kali kita menghampiri Allah melalui pujian maupun doa baiklah kita memandang-Nya sebagai Bapa, dan bersandarlah pada-Nya atas dasar hubungan itu, bukan hanya untuk meminta belas kasihan-Nya, melainkan juga untuk mengucap syukur atas belas kasihan yang sudah kita terima dari-Nya. 

Dalam memuji, belas kasihan akan terasa lebih manis dan berkuasa untuk melapangkan hati, bila diterima sebagai tanda kasih Bapa dan sebagai pemberian tangan Bapa; mengucap syukurlah kepada Bapa – Kolose 1:12. Anak-anak haruslah berterima kasih, dan sama siapnya untuk mengucapkan, "Terima kasih, Bapa," seperti halnya mengatakan, "Kumohon, Bapa."

Kedua, Ketika datang kepada Allah sebagai Bapa, kita juga harus ingat bahwa Dia adalah Tuhan langit dan bumi. Hal ini mewajibkan kita untuk menghampiri-Nya dengan rasa hormat. Bukan hanya dengan rasa hormat terhadap Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu, tetapi juga dengan keyakinan, bahwa Dia sebagai Allah mampu melakukan apa pun yang kita perlukan atau yang dapat kita inginkan. 

Sebab, Dialah Allah yang melindungi kita dari segala kejahatan dan memberi kita segala kebaikan. Kristus, dalam rupa Melkisedek, sudah sejak dulu memuji Allah sebagai Pemilik atau Tuhan langit dan bumi. Oleh karena itu, dalam semua ucapan syukur kita atas banyak belas kasihan yang mengalir, kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah atas mata air kecukupan yang telah disediakan-Nya bagi kita.


b. Apa yang membuat-Nya mengucap syukur?
Karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Semuanya itu: Ia tidak mengatakan apa saja semuanya itu, namun yang dimaksudkan-Nya di sini adalah perkara-perkara besar Injil, apa yang perlu untuk damai sejahtera kita – Lukas 19:42. Ia berbicara dengan sungguh-sungguh mengenai ini, semuanya itu, karena semuanya itu adalah hal-hal yang memenuhi-Nya, dan yang seharusnya juga memenuhi kita. Semua hal lain tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan semuanya itu.

Pertama, Perkara-perkara besar dari Injil yang kekal itu sejak dulu dan sampai sekarang ini masih tersembunyi dari para bijak dan cendekia, yang terkenal dengan pengetahuan dan hikmat duniawi. Sebagian cendekiawan dan negarawan terbesar sekalipun masih merupakan orang-orang yang paling tidak mengenal rahasia-rahasia Injil. Dunia tidak mengenal Allah oleh hikmatnya – 1 Korintus 1:21. 

Bahkan Injil ditentang oleh apa yang disebut pengetahuan – 1 Timotius 6:20. Orang yang paling ahli dalam hal-hal yang bersifat kasat mata dan duniawi biasanya adalah orang yang paling tidak berpengalaman dalam hal-hal rohani. Manusia bisa saja menyelami sampai dalam rahasia-rahasia ilmu pengetahuan, namun tetap bodoh dan keliru tentang rahasia-rahasia Kerajaan Sorga, karena mereka tidak pernah mengalami kuasanya.

Kedua, Orang bijak dan cendekia dari dunia ini sama sekali buta akan rahasia-rahasia Injil, sedangkan orang-orang kecil dalam Kristus mempunyai pengetahuan akan rahasia-rahasia itu, yang menguduskan dan yang menyelamatkan mereka; Engkau menyatakannya kepada orang kecil. Seperti itulah murid-murid Kristus, dari lahirnya mereka hanyalah orang hina dan berpendidikan rendah, bukan cendekiawan, bukan seniman, bukan ahli politik, tetapi hanya orang biasa dan tidak terpelajar – Kisah Para Rasul 4:13. 

Demikianlah rahasia-rahasia hikmat, yang ajaib bagi pengertian – Ayub 11:6, diberitahukan kepada bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu, supaya dari mulut mereka dasar kekuatan dapat diletakkan – Mazmur 8:3, dan dengan demikian pujian bagi Allah disempurnakan. Bukan orang-orang dunia yang terpelajar yang dipilih sebagai pengabar-pengabar Injil, melainkan mereka yang bodoh bagi dunia – 1 Korintus 2:6,8,10.


c. Allah sendirilah yang membuat perbedaan antara orang pandai dan orang kecil ini.

Pertama, Dialah yang telah menyembunyikan semuanya ini dari orang bijak dan cendekia. Ia memberi mereka apa yang menjadi bagian mereka seperti pengetahuan dan banyak pengertian manusia yang melebihi orang lain, dan mereka bangga dengan semuanya itu dan mengandalkan diri kepadanya, dan tidak mencari-cari lebih jauh lagi. 

Oleh karena itu, Allah dengan adil tidak memberi mereka Roh hikmat dan penyataan, sehingga meskipun mereka mendengar suara kabar sukacita Injil, kabar itu terdengar asingdi telinga mereka. Allah bukanlah Penyebab dari ketidaktahuan dan kesalahan mereka, melainkan Ia membiarkan mereka berbuat sesuka hati, dan dosa mereka sendirilah yang menjadi hukuman bagi mereka, dan Tuhan bertindak benar dalam hal ini – Yohanes 12:39-40; Roma 11:7-8; Kisah Para Rasul 28:26-27. 

Seandainya mereka memuliakan Allah dengan hikmat dan kepandaian yang mereka miliki, Ia pasti sudah memberi mereka pengetahuan mengenai hal-hal yang lebih baik ini. Namun karena mereka hanya melayani nafsu mereka sendiri dengan apa yang mereka miliki itu, Ia menyembunyikan pengertian ini dari hati mereka.

Kedua, Dialah yang telah menyatakannya kepada orang kecil. Hal-hal yang dinyatakan ialah bagi anak-anak kita – Ulangan 29:29, dan kepada mereka Ia memberikan pengertian untuk menerima semuanya ini serta kemampuan untuk menangkap kesan-kesan yang ditimbulkannya. Dengan demikian, Ia menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati – Yakobus 4:6.

d. Ketentuan ini harus dipulangkan kembali kepada kedaulatan ilahi.
Kristus sendiri merujuknya demikian, "Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu." Dengan berkata, "itulah yang berkenan ...," Kristus tunduk kepada kehendak Bapa-Nya. Biarlah Allah menempuh cara-cara yang dikehendaki-Nya untuk kemuliaan-Nya sendiri, dan biarlah Ia menjadikan kita alat-alat yang dikehendaki-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. 

Anugerah-Nya adalah milik-Nya sendiri, dan Dia dapat memberikan atau menahannya sesuai dengan keinginan-Nya sendiri. Kita tidak tahu alasan mengapa Petrus, seorang nelayan, dijadikan seorang rasul, dan bukan Nikodemus, yang adalah seorang Farisi dan pemimpin orang Yahudi, meskipun ia juga percaya kepada Kristus. 

Tetapi itulah yang berkenan kepada Allah. Kristus mengatakan ini di hadapan para murid-Nya, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa bukan karena kebaikan mereka sendiri mereka diberi kehormatan dan dipilih demikian, melainkan hanya karena kehendak baik dan perkenanan Allah. Dialah yang membuat mereka menjadi berbeda.


e. Penganugerahan anugerah ilahi seperti ini haruslah kita akui.
Seperti dilakukan juga oleh Yesus Tuhan kita, dengan segala rasa syukur. Kita harus bersyukur kepada Allah:
Pertama, Bahwa semuanya ini dinyatakan. Rahasia-rahasia yang telah tersembunyi selama berabad-abad dan untuk banyak angkatan sekarang diungkapkan. Bahwa semuanya itudinyatakan bukan kepada segelintir orang, melainkan akan diberitakan kepada seluruh dunia.
Kedua, Bahwa semuanya itu dinyatakan kepada orang kecil; bahwa orang yang lemah lembut dan rendah hati dihiasi dengan keselamatan ini, dan kehormatan ini diberikan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh dunia.

Ketiga, Belas kasihan kepada mereka semakin bertambah dengan disembunyikannya semuanya ini dari orang bijak dan orang pandai: kebaikan yang istimewa adalah kebaikan yang paling membawa manfaat. Seperti Ayub yang memuji nama TUHAN  dalam mengambil maupun dalam memberi, demikian pula kita bisa memuji nama-Nya dalammenyembunyikan semuanya ini baik dari orang bijak dan orang pandai maupun dalam menyatakannya kepada orang kecil. Karena dengan memuji, kita menundukkan sifat mementingkan diri, merendahkan pikiran-pikiran congkak, menenangkan segala nafsu kedagingan, dan kita akan menyaksikan kuasa serta hikmat ilahi bersinar semakin terang – 1 Korintus 1:27, 31.

Post a Comment for "Meraih Kelegaan Melalui Undangan Yesus Part 1"