Menerima Upah Melalui Ujian Pelayanan 1
Menerima upah melalui ujian pelayanan – Tuhan Yesus bukan saja menyelamatkan kita, tetapi juga mempercayakan pelayanan kepada kita. Dengan kata lain, kita diselamatkan dan dipercayakan untuk melakukan pekerjaan-Nya yang mulia yaitu melalui setiap pelayanan yang kita kerjakan. Setiap pelayanan ada ujiannya. Dan setiap ujian menentukan upah yang akan kita peroleh dari Tuhan Yesus. Berkaitan dengan menerima upah melalui ujian pelayanan, Tuhan Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30. Di sini diceritakan tentang perumpamaan talenta yang dipercayakan kepada tiga orang hamba. Hal ini menunjukkan bahwa kita tengah berada dalam keadaan bekerja dan berusaha, seperti perumpamaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kita sedang berada dalam keadaan menanti-nanti. Perumpamaan sebelumnya menunjukkan perlunya kita memiliki kebiasaan untuk selalu mempersiapkan diri, sedangkan perumpamaan ini memperlihatkan kerajinan nyata yang harus kita lakukan dalam pekerjaan dan pelayanan kita sekarang ini. Melalui perumpamaan pertama, kita didorong memelihara jiwa kita sebaik mungkin, melalui perumpamaan ini kita menyediakan diri menjadi alat bagi kemuliaan Allah dan kebaikan bagi orang lain.
Baca juga bahan khotbah Kristen ini: DAMPAK MENGUCAP SYUKUR SENANTIASA.
Penjelasan tentang tokoh dalam perumpamaan.
1. Tuan.
Istilah Tuan yang digunakan dalam perumpamaan tersebut menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus. Dialah Pemilik dan Penguasa mutlak dan sah atas semua orang dan harta benda, dan secara istimewa atas jemaat-Nya. Ke dalam tangan-Nya-lah segala sesuatu diserahkan.
2. Hamba-hamba.
Istilah hamba-hamba yang digunakan dalam perumaan tersebut menunjuk kepada orang-orang Kristen, hamba-hamba-Nya sendiri, demikianlah mereka disebut. Mereka dilahirkan di rumah-Nya, dibeli dengan uang-Nya, disediakan untuk menjadi kemuliaan-Nya, dan dipekerjakan dalam pekerjaan-Nya. Mungkin yang khususnya dimaksud di sini adalah para pelayan jemaat atau hamba Tuhan, yang lebih langsung mendampingi-Nya dan yang diutus oleh-Nya. Rasul Paulus sering menyebut dirinya sebagai hamba Kristus Yesus dalam surat-suratnya, misalnya dalam 2 Timotius 2:24.
Penjelasan tentang makna dari perumpamaan.
1. Kepercayaan yang diberikan kepada hamba-hamba ini.
Tuan mereka mempercayakan hartanya kepada mereka. Setelah memberi perintah untuk bekerja (karena Kristus tidak membiarkan seorang hamba pun menganggur), Ia meninggalkan sesuatu untuk mereka kerjakan. Ada beberapa hal berkaitan dengan tanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan, yaitu:
Pertama, Hamba-hamba Kristus memiliki dan menerima segala sesuatu dari Dia, karena mereka sendiri tidak mempunyai arti apa-apa, dan mereka juga tidak memiliki apa-apa yang dapat dikatakan sebagai milik mereka sendiri selain dosa.
Kedua, Apa yang kita terima dari Dia adalah untuk digunakan dalam pekerjaan-Nya. Hak-hak istimewa kita dimaksudkan untuk memampukan kita bekerja. Pernyataan Roh yang diberikan kepada tiap-tiap orang adalah untuk kepentingan bersama.
Baca juga bahan khotbah Kristen ini: APA YANG MENJADI PRIORITAS HIDUP KITA?
Ketiga, Apa pun yang kita terima adalah untuk dapat digunakan bagi kepentingan Kristus, karena hak milik itu masih tetap berada di tangan-Nya. Kita hanyalah para penyewa tanah yang menjadi milik-Nya, pengurus yang baik dari anugerah Allah – 1 Petrus 4:10.
Sekarang, perhatikan baik-baik di sini. (1) Pada kesempatan apa kepercayaan ini diberikan kepada hamba-hamba ini: Ketika tuan itu mau bepergian ke luar negeri. Hal ini dijelaskan dalam – Efesus 4:8, tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia. Perhatikanlah: [a] Ketika Kristus naik ke sorga, Ia seperti seseorang yang bepergian ke luar negeri. Artinya, Ia pergi dengan maksud berada di tempat jauh dalam waktu yang sangat lama. [b] Tatkala Ia pergi, ia merasa perlu melengkapi jemaat-Nya dengan segala sesuatu yang dibutuhkan selama Ia sendiri tidak berada di tempat. Karena dan sehubungan dengan keberangkatan-Nya itu, Ia memberikan kebenaran, hukum, janji, dan kuasa kepada jemaat-Nya. Semua itu disebut parakatathÄ“kÄ“ -- harta yang indah (seperti yang disebut dalam – 1 Timotius 6:20; 2 Timotius 1:14, dan harta yang indah itulah yang diberikan kepada kita. Ia mengutus Roh-Nya untuk memampukan hamba-hamba-Nya mengajar dan mengakui semua kebenaran itu, menjalankan dan mengawasi semua hukum itu, memanfaatkan dan menerapkan semua janji itu, serta untuk menerapkan dan menggunakan semua kuasa itu, secara biasa ataupun luar biasa. Begitulah Kristus meninggalkan harta yang indah ini kepada jemaat-Nya pada saat kenaikan-Nya ke sorga.
Baca juga bahan khotbah Kristen ini: HIDUP ORANG PERCAYA MENURUT TUHAN.
(2) Dalam perbandingan yang bagaimana kepercayaan ini diberikan kepada masing-masing hamba. [a] Ia memberikan talenta. Satu talenta perak itu sangatlah mahal dalam ukuran uang kita sekarang ini. Perhatikanlah, betapa besar dan berharganya karunia-karunia yang diberikan Kristus itu, harga yang dibeli dengan darah-Nya sungguh tak ternilai, dan tidak ada yang tidak berarti.
[b] Ia memberikan lebih banyak kepada beberapa orang, dan lebih sedikit kepada yang lain. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua talenta dan yang seorang lain lagi satu talenta, masing-masing menurut kesanggupannya. Sang Pemelihara ilahi menetapkan adanya perbedaan dalam kemampuan manusia, seperti pada pikiran, tubuh, harta benda, hubungan, dan minat. Dan sesuai dengan perbedaan ini, Ia juga memberikan karunia-karunia rohani yang sesuai. Walaupun demikian, kemampuan itu tetap berasal dari Tuhan sendiri.
Perhatikan penjelasan tentang talenta:
Pertama, setiap orang paling kurang memiliki setidaknya satu talenta, dan jumlah itu bukanlah jumlah yang patut diremehkan oleh seorang hamba yang miskin untuk mulai berusaha. Jiwa kita sendiri merupakan satu talenta yang dipercayakan kepada kita masing-masing, dan membuat kita mampu bekerja. Hoc nempe ab homine exigiture, ut prosit hominibus; si fieri potest, multis; si minus, paucis; si minus, proximus, si minus, sibi: nam cum se utilem caeteris efficit, commune agit negotium. Et si quis bene de se meretur, hoc ipso aliis prodest quod aliis profuturum parat -- Sudah menjadi kewajiban seseorang untuk membuat dirinya berguna bagi orang-orang di sekelilingnya. Bila mungkin bagi banyak orang. Namun, bila tidak mungkin, bagi beberapa orang sudah cukup memadai, yakni orang-orang terdekat, atau setidaknya bagi dirinya sendiri. Orang yang berguna bagi orang lain boleh dianggap sebagai orang yang baik secara umum. Barangsiapa membuat dirinya bisa diterima dengan baik, berarti sudah melayani orang lain dengan cara membentuk diri sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menyenangkan mereka (dikutip dari filsuf Seneca).
Baca juga bahan khotbah Kristen ini: TANDA TANDA AKHIR ZAMAN MENURUT ALKITAB.
Kedua, semua tidak menerima jumlah yang sama, karena mereka tidak memiliki kesanggupan dan peluang yang sama. Allah adalah Pelaku yang bebas, Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya, beberapa orang cocok untuk suatu pelayanan tertentu, yang lain dalam bidang lain lagi, sama seperti anggota tubuh jasmani kita. Setelah tuan itu selesai membereskan urusannya, lalu ia berangkat. Setelah Tuhan Yesus kita memberikan perintah-perintah kepada rasul-rasul-Nya, Ia segera bergegas dan pergi naik ke sorga.
Baca juga bahan ini untuk menambah wawasan: GARIS BESAR INJIL LUKAS.
Post a Comment for "Menerima Upah Melalui Ujian Pelayanan 1"