Translate

Apa Yang Menjadi Prioritas Hidup Kita?

Apa yang menjadi prioritas hidup kita – Tuhan berfirman kepada Musa untuk mendorong bangsa Israel menentukan sikap yang tepat terhadap apa yang menjadi prioritas hidup mereka. Dikatakan demikian: “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka” – Ulangan 30:19-20. Berdasarkan firman Tuhan di atas, nyata kepada kita bahwa betapa pentingnya kita menentukan prioritas yang harus dilakukan. Dikatakan demikian, karena apa yang menjadi prioritas hidup kita itu berdampak kepada kehidupan atau kematian, berkat atau kutuk.

Bicara tentang PRIORITAS menunjuk kepada suatu sikap hidup yang bisa mengutamakan yang terpenting di antara yang penting. Hal ini juga berkaitan dengan kebutuhan manusia yang sangat kompleks. Kita sering dihadapkan pada pilihan antara Tuhan, keluarga, pelayanan dan pekerjaan. Ditambah lagi dengan tawaran-tawaran dari dunia ini yang sangat menggoda dan berpotensi membuat kita bisa kehilangan fokus kehidupan. Kita dihadapkan kepada sebuah pilihan kehidupan, mana yang harus diprioritaskan.
Semua hal di atas, menuntut sikap hati yang tepat dalam menentukan keputusan yang tepat disaat yang tepat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini firman Tuhan akan menuntun kita menemukan apa yang menjadi prioritas hidup kita.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: HIDUP ORANG PERCAYA MENURUT TUHAN.

1. Tuhan dan kebenaran-Nya menjadi prioritas terutama.
Tuhan Yesus dalam khotbah-Nya di bukit ketika mebahas tentang apa yang membuat manusia kuatir, di bagian akhir dari khotbah-Nya dalam Matius 6, Tuhan Yesus mengatakan demikian: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” – Matius 6:33. Tekanan yang ingin Tuhan Yesus berikan kepada kita ialah bahwa:


Pertama, carilah dahulua Kerajaan Allah dan kebenarannya. Dalam totalitas hidup kita, biarlah kita selalu mengutamakan Tuhan dan kebenaran-Nya. Misalnya, ketika diperhadapkan dengan suatu kenyataan di mana biaya untuk pendidikan anak-anak sangat besar, di sisi lain kita dituntut juga untuk memberi persembahan persepuluhan dari penghasilan yang diperoleh setiap bulannya. Dalam kondisi dan situasi dilematis semacam itu, manakah yang menjadi prioritas kita? Respon atau tanggapan kita dalam situasi dan kondisi semacam itu ialah kebenaran Allahlah yang pertama dan terutama harus dilakukan, yaitu memberi persembahan persepuluhan. Ini merupakan prioritas hidup kita.

Kedua, semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Kata “semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” menunjuk kepada kebutuhan hidup kita secara komplit, yaitu sandang, pangan dan papan. Kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Semua kebutuhan tersebut akan ditambahkan kepada kita ketika kita memprioritas kebenaran firman Tuhan yaitu memberi persembahan persepuluhan. Artinya kebutuhan akan biaya sekolah anak-anak kita pasti ditambahkan oleh Tuhan, bukan dikurangi. Hal ini bisa terjadi dalam kehidupan kita bila kita sudah melakukan hal yang pertama, yaitu cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: CARA MENDAPATKAN KEKUATAN DALAM PENDERITAAN.

2. Keluarga yang berkenan kepada Tuhan.
Keluarga juga harus menjadi prioritas kita. Kenapa? Supaya keluarga kita menjadi keluarga yang berkenan kepada Tuhan. Yosua dalam Yosua 24, mengatakan demikian: “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Yosua 24:15. Di sini Yosua sebagai imam dalam rumah tangganya, ia tidak mengabaikan keluarganya walaupun Yosua sebagai pemimpin bangsa. Tanggung jawabnya sebagai pemimpin bangsa tidak membuat dia membiarkan atau menelantarkan keluarganya sendiri. Yosua punya komitmen kuat untuk mengawal keluarganya supaya berkenan kepada Tuhan.

Berdasarkan firman Tuhan di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh keluarga supaya bisa berkenan kepada Tuhan, yaitu:

Pertama, keluarga harus memiliki pendirian. Artinya tidak mudah terombang ambing, tidak mudah terpengaruh, tidak ikut-ikutan dengan cara hidup duniawi. Yosua dan keluarganya hidup di antara bangsa yang selalu ingin melakukan ibadah kepada dewa-dewa, penyembahan berhala. Kendati demikian, Yosua dan keluarganya tidak ikut-ikutan. Tegas Yousa katakana: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”. Jadi, kita melihat bahwa keluarga yang berkenan kepada Tuhan adalah keluarga yang memiliki pendirian.

Kedua, keluarga harus menjaga kesatuan. Artinya, tidak terpecah-belah, tidak gampang terprovokasi, dan tidak mudah dirusakkan. Ini bisa terjadi hanya ketika keluarga komit untuk menjaga kesatuan. Memang ada perbedaan selera, dan cara pandang di antara anggota keluarga. Namun, semua perbedaan itu bisa disatu-padukan demi keutuhan keluarga. Kesatuan di sini bukan saja soal kesatuan fisik, tetapi juga kesatuan rohani. Yosua katakana, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”. Di sini jelas bisa kita temukan bahwa Yosua bukan bersatu secara fisik dengan keluarganya, tetapi juga mereka memiliki kesatuan dalam hal-hal rohani.

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: TANDA TANDA AKHIR ZAMAN MENURUT ALKITAB.

Hal kesatuan rohani dalam keluarga sangat penting. Kenapa? Karena kita ada dalam arena peperangan. Musuh kita bukan darah dan daging. Artinya lawan kita itu bukan suami kita, bukan istri kita, bukan anak-anak kita, bukan rekan sepelayanan kita, bukan juga rekan kerja kita dan bahkan bukan juga mereka yang berbeda agama dan kepercayaan dengan kita. Tetapi musuh kita, menurut tulisan rasul Paulus kepada jemaat di kota Efesus, yaitu: “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,  melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” – Efesus 6:12. Hanya keluarga yang menjaga kesatuan rohanilah yang bisa mengalahkan Iblis dan antek-anteknya.   

3. Pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Dalam anugerah Tuhan, kita diberi pekerjaan masing-masing sesuai dengan bidang pengetahuan, skill yang kita miliki. Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di kota Kolose demikian: “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya” – Kolose 3:22-24.

Berdasarkan apa yang dikatakan firman Tuhan di atas, kita mengetahui bahwa dalam pekerjaan yang kita lakukan ada visi pertanggung-jawaban iman dari setiap kita yang bekerja. Walaupun bentuk pekerjaannya sama dengan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak seiman dengan kita, namun spirit dan motivasinya sangat berbeda.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan terkait dengan pekerjaan yang Tuhan berikan untuk kita kerjakan, yaitu:

Pertama, bekerjalah dengan tulus dan taat. Artinya, baik diawasi atau tidak diawasi, ada pemimpin atau tidak ada pemimpin, kita tetap harus bekerja dengan tulus hati dan taat. Kenapa? Karena ada Tuhan yang mengawasi kita. Dan ketika kita menyadari akan kehadiran Tuhan dalam pekerjaan yang kita lakukan, maka kita tidak akan bertindak menyimpang, tidak akan melakukan korupsi, tidak akan berbuat curang. Sebaliknya kita bekerja dengan sepenuh hati karena kita tahu bahwa yang kita kerjakan itu adalah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Dampaknya ialah kita akan menerima upah dari Tuhan.

Kedua, jagalah kepercayaan yang Tuhan berikan. Pekerjaan apapun yang kita lakukan, usaha dan bisnis apapun yang kita sedang lakukan serta pelayanan apapun yang sedang kita tangani, camkan dengan sungguh bahwa itu adalah sebuah kepercayaan dari Tuhan. Itu sebabnya kita harus menjaganya dengan sepenuh hati. Mengapa? Karena kalau kita tidak menjaga kepercayaan tersebut, maka kepercayaan itu akan diambil dari pada kita.

Marilah kita menjadikan Tuhan dan kebenaran-Nya sebagai yang terutama dalam hidup kita; lalu diikuti oleh upaya menjadikan keluarga kita berkenan kepada Tuhan dan bekerjalah dengan visi pertanggung-jawaban iman kepada Tuhan. Tiga hal tersebut bagaikan mata rantai yang tidak bisa dilepaskan. Tiga hal itu jugalah yang menjadi prioritas terutama dalam hidup kita.  

Baca juga bahan khotbah Kristen ini: DAMPAK MENGUCAP SYUKUR SENANTIASA.

Post a Comment for "Apa Yang Menjadi Prioritas Hidup Kita?"