Makna Hidup Di Bawah Matahari
Makna hidup di bawah matahari ~ Landasan firman Tuhan untuk tema makna hidup di bawah matahari diambil dari kitab Pengkhotbah 1:1-11. Kehidupan di bawah matahari adalah sia-sia. Segala sesuatu yang dikerjakan manusia di bawah matahari adalah sia-sia. Ini merupakan realita hidup yang diungkapkan oleh Pengkhotbah.
Ada beberapa fakta yang diajukan oleh Pengkhotbah yang berkaitan dengan kesia-siaan hidup di bawah matahari, diantaranya:
1. Hidup itu Tidak ada Gunanya (ayat 3).
Usaha yang dilakukan manusia dalam hidup ini, apapun kegiatan atau usahanya akhirnya akan membuat manusia merasa jenuh karena yang dilakukan hanyalah rutinitas belaka.
2. Hidup itu Sangat Rapuh (ayat 4).
Tidak ada yang kekal di bawah matahari. Hari ini ada besok bisa tiada. Manusia menjadi tua, kecelakaan, penderitaan dan kematian gampang sekali datang dan hal itu selalu menjadi bagian dari kehidupan manusia.
3. Hidup itu Hanya Suatu Pengulangan (ayat 5 dan 6).
Kehidupan manusia berada dalam siklus pengulangan, seperti: Matahari yang selalu terbit di Timur dan terbenam di Barat dan seolah-olah tidak ada tujuannya. Begitu pula juga dengan angin yang selalu bertiup ke segala arah tanpa ada sasaran yang pasti.
Demikian pula halnya dengan air sungai yang mengalir ke laut namun laut tidak menjadi penuh.
Bila manusia hidup tanpa sasaran, tidak ada prioritas, dan hanya mengalami pengulangan maka akan terjebak dalam rutinitas yang dapat membuat manusia tidak produktif dan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
4. Hidup itu Tidak pernah Puas (ayat 8).
Manusia tidak pernah puas dengan apa yang dia dapat. Dan bila manusia tidak puas terkadang ia tidak mau mengoreksi diri, sebaliknya mulai menyalahkan lingkungan dan situasi yang ia hadapi pada saat itu.
5. Hidup itu Tidak pernah Berubah (ayat 9 dan 10).
Apa yang manusia alami sekarang bukanlah hal baru tapi merupakan hal yang pernah ada sebelumnya. Misalnya: Penyakit, Perilaku seks yang menyimpang, Mode pakaian atau rambut dan masih banyak lagi yang lainnya.
6. Hidup itu Tidak ada Kenangan (ayat 11).
Mengapa? Karena segala sesuatu yang dialami dan diperbuat manusia dapat dengan mudah dilupakan. Lambat laun yang dialami dan dilakukan manusia akan menjadi suatu hal yang biasa dikemudian hari. Contohnya: Orang naik ke bulan; pada masa sekarang hal tersebut bukan lagi merupakan hal yang istimewa yang pernah dilakukan pertama kali oleh manusia pada masa sebelumnya.
Bila kita membaca enam fakta di atas, pasti kita sepakat dengan Pengkhotbah yang menilai atau memandang bahwa hidup Horizontal yaitu hidup di bawah matahari, sia-sia belaka. Hidup di bawah matahari memang membosankan, menjemukan dan bahkan sering tidak dapat dimengerti.
Namun, jika kita memandang secara Vertikal yaitu hubungan manusia dengan Tuhan maka hidup SANGAT BISA dimengerti. Dan bila kita memberi ruang untuk Tuhan bekerja dalam hidup kita maka enam fakta di atas tidak membuat hidup kita SIA-SIA DI BAWAH MATAHARI (BUMI).
"Akhir kata dari semua yang didengar ialah takutlah akan Allah yang adalah Pencipta dan Penguasa hidup, serta berpeganglah pada perintah-perintah-Nya karena ini adalah KEWAJIBAN setiap orang" (Pengkhotbah 12:13).
Pdt. Sius Sephinartows
Post a Comment for "Makna Hidup Di Bawah Matahari"