Translate

Penderitaan Dalam Perspektif Biblical

Penderitaan dalam perspektif biblical ~ Ada beberapa pertanyaan mendasar tentang penderitaan yang sering diajukan banyak orang, baik sebagai pengikut Kristus maupun yang bukan pengikut Kristus. Pertanyaan-pertanyaan dimaksud ialah era kemajuan teknologi yang begitu pesat saat ini yang sudah memudahkan hidup manusia, buat apa lagi menderita? Apa tujuan dari penderitaan itu? Haruskah orang Kristen yang notabene adalah pengikut Kristus mengalami penderitaan? Alkitabiahkah penderitaan itu?

Secara umum, penderitaan dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mengapa demikian? Karena penderitaan itu membuat hidup manusia sengsara. Pada hal sebagian besar manusia punya gelar akademik yang memadai, seharusnya manusia tidak lagi mengalami penderitaan. Sebagian besar manusia bekerja dan memiliki kekayaan yang berlimpah seharusnya manusia tidak lagi menderita. Dunia pada umumnya menolak penderitaan.

Dalam perspektif sebagian para pemimpin Kristen, mengatakan bahwa penderitaan dipicu oleh tiga faktor, yaitu: pertama, kesalahan manusia mengambil keputusan, misalnya soal memilih jodoh, memilih pekerjaan dan lain sebagainya. Karena salah memilih itulah ada yang menderita; kedua, karena dosa sehingga Tuhan mendisiplin orang Kristen; ketiga, ujian Tuhan seperti Ayub, Abraham, Yusuf yang mengalami ujian Tuhan.


Pertanyaannya ialah apakah hanya sebatas tiga itu sajakah yang menjadi pemicu orang Kristen menderita? Bagaimana Alkitab menjelaskan tentang penderitaan yang sesungguhnya? Sebagai orang yang mengasihi dan mengakui bahwa Alkitab adalah firman Allah yang tanpa salah, maka sudah sepatutnyalah kita menyelidiki tentang pandangan Alkitab tentang penderitaan. Berikut perspektif Alkitab tentang penderitaan, selain yang sudah dikemukakan di atas.

1. Penderitaan sebagai karunia dari Allah.
Rasul Paulus menulis kepada jemaat atau orang Kristen di kota Filipi, demikian: "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia" - Filipi 1:29. Konsep orang-orang Kristen di Filipi yaitu bahwa mereka sudah percaya kepada Yesus dan meneriman Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Tapi mereka bertanya mengapa kami masih mengalami penderitaan? Menurut logika orang Kristen di kota Filipi setelah percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, mereka harusnya hidup senang, diberkati dan penuh damai sejahtera. Itu sebabnya rasul Paulus harus memberikan pengajaran yang benar kepada orang-orang Kristen di kota Filipi bahwa Allah sudah mengaruniakan kepada mereka iman, yang oleh iman itu mereka dapat meresponi keselamatan di dalam Yesus Kristus. Tapi tidak stop atau berhenti hanya sampai di situ saja, rasul Paulus tegaskan bahwa dalam kasih karunia yang sama Allah juga mengaruniakan kepada setiap orang percaya bahwa mereka juga akan menderita untuk Kristus. 

Jadi, penderitaan ada di jalan hidup kita merupakan bagian dari kasih karunia Allah kepada kita dan untuk kebaikan kita dan bagi kemuliaan-Nya. Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa Allah bukan saja mengaruniakan segala berkat rohani, materi dan jasmani kepada kita, Dia juga mengaruniakan penderitaan demi kebaikan kita dan untuk kepentingan Kerajaan-Nya.

2. Penderitaan sebagai bagian dari kepercayaan kepada Yesus Kristus.
Dokter Lukas dalam Injilnya menulis demikian: "Barangsiapa mau mengikut Aku, Dia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku" - Lukas 9:23.

Apa yang dikatakan langsung oleh Tuhan Yesus di atas, memberi penegasan kepada kita bahwa karena kepercayaan kepada Yesus Kristus, maka kita harus bersedia menderita sebagai harga yang harus kita bayar karena mengikut atau menjadi pengikut Kristus. Dalam hal ini kita harus menyangkal diri yang menunjuk kepada keinginan daging, kesombongan atau keangkuhan hidup dan keinginan mata. Semua hal itu harus kita lawan dan taklukkan karena daging kita secara natural menuntut supaya kita menikmatinya.

Selain itu, kita juga dituntut untuk memikul salib kita setiap hari. Dalam hal ini, kita harus memahami bahwa bukan kita lagi yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Itu sebabnya kita selalu mengalami penolakan dari dunia, dianiaya oleh dunia, dihambat oleh dunia, dikucilkan oleh dunia, dibunuh oleh dunia karena Yesus Kristus pun sudah mengalami semuanya itu.

3. Penderitaan sebagai keharusan.
Kisah Para Rasul 14:22, "Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara".

Roma 8:18, "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia".

Filipi 3:10-11, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati".

2 Timotius 3:12, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya".

1 Petrus 3:14, "Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takut apa yang mereka takuti dan janganlah gentar".

Post a Comment for "Penderitaan Dalam Perspektif Biblical"