Translate

Mengasihi Sesama dengan Tulus

Mengasihi Sesama dengan Tulus

Ayat Referensi:

- Matius 22:37-39: “Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

- 1 Yohanes 4:7-8: “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”

- Lukas 6:35: “Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka, dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan; maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.”

Pendahuluan

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita akan merenungkan sebuah topik yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, yaitu tentang mengasihi sesama dengan tulus. Kasih adalah inti dari ajaran Kristus dan merupakan cerminan dari kasih Allah kepada kita. Tetapi, bagaimana kita dapat mengasihi sesama dengan tulus di tengah dunia yang sering kali penuh dengan kepentingan pribadi dan keegoisan?

Poin 1: Kasih yang Berasal dari Allah

Kasih sejati hanya dapat berasal dari Allah, karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:7-8). Ketika kita mengasihi sesama, kita sebenarnya sedang mencerminkan kasih Allah yang telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. Kasih ini bukanlah kasih yang bersyarat, tetapi kasih yang mengalir dengan tulus, tanpa mengharapkan imbalan. Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk mengasihi seperti Dia, yaitu dengan kasih yang murni dan tulus.

Poin 2: Mengasihi Sesama Seperti Diri Sendiri

Yesus mengajarkan bahwa hukum yang kedua, yang sama pentingnya dengan mengasihi Allah, adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 22:37-39). Kasih ini tidak terbatas pada keluarga atau teman dekat kita, tetapi mencakup semua orang yang kita temui, bahkan mereka yang mungkin sulit kita kasihi. Mengasihi sesama seperti diri sendiri berarti kita peduli terhadap kesejahteraan mereka, menghormati mereka, dan berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi mereka, sama seperti kita menginginkan hal itu bagi diri kita sendiri.

Poin 3: Mengasihi dengan Tindakan Nyata

Kasih bukan hanya sebuah perasaan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Dalam Lukas 6:35, Yesus menantang kita untuk mengasihi musuh-musuh kita, berbuat baik kepada mereka, dan memberi tanpa mengharapkan balasan. Ini adalah bentuk kasih yang paling tulus dan tanpa pamrih, karena tidak didasarkan pada apa yang dapat kita peroleh, tetapi semata-mata untuk kebaikan orang lain. Ketika kita melakukan ini, kita meneladani kasih Allah yang tidak pandang bulu dan mengasihi semua orang tanpa syarat.

Poin 4: Mengasihi dengan Pengampunan

Seringkali, hal yang menghalangi kita untuk mengasihi sesama dengan tulus adalah luka atau kekecewaan yang pernah kita alami. Namun, Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni seperti Dia mengampuni kita. Mengasihi dengan tulus berarti kita harus bersedia mengampuni mereka yang telah menyakiti kita, dan melepaskan kepahitan yang ada di hati kita. Kasih dan pengampunan berjalan seiring, karena tanpa pengampunan, kasih tidak akan pernah bisa benar-benar tulus.

Kesimpulan

Saudara-saudara, mengasihi sesama dengan tulus adalah panggilan kita sebagai murid-murid Kristus. Ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat melakukannya. Marilah kita memohon kepada Tuhan agar Dia memenuhi hati kita dengan kasih-Nya, sehingga kita dapat mengasihi sesama kita tanpa syarat, dengan tulus, dan dengan hati yang murni. Ketika kita mengasihi dengan cara ini, kita memuliakan Tuhan dan menjadi saksi hidup dari kasih-Nya di dunia ini. Amin.

Post a Comment for "Mengasihi Sesama dengan Tulus"