MENGIKUT YESUS TANPA RASA MALU DAN TAKUT
Kata “malu” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah: “Merasa sangat tidak enak hati
karena berbuat sesuatu yang kurang baik”. Sedangkan kata “takut” juga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: “Merasa gentar menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan
bencana”.
Bila pengertian di atas dihubungkan dengan reaksi Petrus
terhadap pernyataan Yesus dalam ayat 31 dari Injil Markus 8, maka kita bisa memahami suasana
kebatinan dari Petrus. Suasana kebatinan Petrus menunjukkan bahwa ia sangat takut dan gentar menghadapi kenyataan yang akan mendatangkan bencana. Bagi Yesus, pernyatan-Nya bahwa: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" - Markus 8:31, tidak menggentarkan bagi-Nya karena memang itulah jalan yang dilalui demi menyelamatkan manusia berdosa.
Namun, bagi Petrus dan murid-murid yang lain, mereka tidak siap untuk menghadapi dan mengalami kenyataan yang menggentarkan itu dan yang akan menimbulkan bencana besar bagi mereka. Itu sebabnya, Petrus karena sangat dekat dengan Yesus menarik-Nya ke samping dan menegor Yesus - Markus 8:31.
Suasana kebatinan yang dialami oleh Petrus, acap kali kita juga
mengalaminya dan akan merasakan kegentaran – Yohanes 16:1-4a – seperti yang
dirasakan oleh Petrus. Waktu Yesus ditangkap dan Petrus mengikut dari jauh –
Lukas 22:54-60 – apa yang dikatakan Petrus? Karena Petrus tidak siap dan juga tidak peka dengan apa yang Yesus katakan, ia menyangkal Yesus tiga kali. Kenapa demikian? Karena ia malu mengakui bahwa ia adalah murid Yesus dan juga takut atau gentar untuk menghadapi bencana yang sedang dialami oleh Yesus. Kata Petrus: "Bukan, aku tidak kenal Dia!" dan "Bukan, aku tidak!" serta "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan".
Kalimat tanya: “Bagaimana supaya
mengikut Yesus tanpa rasa malu dan takut?”
Kalimat peralihan: Ada beberapa hal yang
membuat kita mengikut Yesus tanpa rasa malu dan takut.
I. Kesediaan untuk mati
dan bangkit – Markus 8:34-37.
“Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan
berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” – Markus 8:34.
II.
Kesediaan untuk
bertumbuh kuat di dalam Yesus – Kolose 2:6-7.
“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah
diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur”.
III.
Kesediaan untuk
menyatakan Yesus kepada orang berdosa – Markus 8:38.
“Sebab barangsiapa malu karena aku dan karena perkataan-Ku di
tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan
malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya,
diiringi malaikat-malaikat kudus”.
Mengikut Yesus tanpa rasa malu dan takut adalah sebuah keharusan
bagi kita. Hal tersebut bisa dilakukan apabila kita: pertama, bersedia untuk
mati dan bangkit; kedua, bersedia untuk bertumbuh kuat di dalam Yesus; ketiga,
bersedia untuk menyatakan Yesus kepada orang berdosa. Baca juga artikel ini: Yesus Kristus Sumber Kesembuhan.
Post a Comment for "MENGIKUT YESUS TANPA RASA MALU DAN TAKUT"