Translate

Mendorong Jemaat Untuk Berbuat Baik Menurut Alkitab: Sebuah Perspektif Yang Menyeluruh

Mendorong Jemaat untuk Berbuat Baik Menurut Alkitab: Sebuah Perspektif yang Menyeluruh ~ Sebagai panduan moral dan spiritual bagi umat Kristen, Alkitab memberikan banyak ajaran dan panduan mengenai pentingnya berbuat baik. Bagi jemaat, hal ini merupakan panggilan yang harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana Alkitab mendorong jemaat untuk berbuat baik, serta implikasi dan signifikansinya dalam kehidupan modern.

 Baca juga ini: Pentingnya Keluarga Yang Bergaul Akrab Dengan Tuhan Menurut Alkitab

Satu, menjaga dan merawat nilai solidaritas dan kasih sayang dalam komunitas eksternal dan internal gereja.

Salah satu ayat yang sering dikutip adalah dalam Galatia 6:10, yang menyatakan, “Jadi selama kita masih punya kesempatan, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada rekan-rekan seiman kita.” Ada dua hal utama yang harus menjadi fokus kita dalam berbuat baik. Kedua hal dimaksud yaitu:

 


Pertama, berbuat baik kepada semua orang secara eksternal. Ini adalah realita hidup sosial yang mestinya kita harus jaga dan rawat dengan sekuat tenaga. Gereja adalah bagian dari komunitas dunia yang luas dan beragam. Ayat firman Tuhan mengajak kita dengan sebuah seruan, “… marilah kita berbuat baik kepada semua orang,… (Galatia 6:10a). Di sini, Tuhan memberi penekanan tentang urgentnya berbuat baik kepada semua orang. Artinya gereja diberi kesempatan dan juga sekaligus misi atau tugas kemanusiaan bagi sesamanya. Gereja harus melepaskan diri dari sikap egosenstrisnya. Gereja harus menjadi gereka yang murah hati sama seperti Bapanya adalah murah hati (Matius 6:16).

 Baca juga ini: Strategi Rahasia Meraih Keuntungan Menurut Alkitab Di Tahun 2024

Kedua, berbuat baik kepada sesama tubuh Kristus secara internal. Gereja bukan saja menjadi bagian dari komunitas dunia yang luas dan beragam, tetapi juga gereja merupakan bagian yang menyatu dengan tubuhnya sendiri. Kita tidak hanya menjaga dan merawat solidaris dan kasih sayang secara eksternal, namun juga berusaha untuk menjaga dan merawat solidaritas dan kasih sayang secara internal.

 

Gereja tidak bisa hanya terlihat baik di luar dan dari luar, tetapi juga gereja harus baik dalam dirinya sendiri. Mengapa? Karena kalau gereja hanya terlihat baik di luar dan dari luar, sementara di dalam gontok-gontokan, maka gereja sedang menjalankan kehidupan yang munafik. Dan gereja dengan hidup yang munafik sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu, gereja harus berusaha untuk menjaga dan merawat nilai solidaritas dan kasih sayang baik secara eksternal maupun secara internal. Ayat firman Tuhan di atas memberi penekanan secara khusus untuk berbuat baik kepada sesama jemaat. Hal ini mencerminkan nilai solidaritas dan kasih sayang di dalam komunitas gereja. Sehingga gereja menjadi gereja yang sehat baik secara eksternal maupun secara internal.

 Baca juga ini: Rahasia Sukses Di Tahun 2024: Menghadapi Tantangan Dan Mencapai Tujuan Anda

Selain itu, dalam Matius 5:16, Yesus menegaskan, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Ayat ini menyoroti pentingnya kesaksian melalui perbuatan baik, yang dapat menginspirasi orang lain dan memuliakan Allah. Dengan demikian, berbuat baik bukan hanya tentang tindakan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menyatakan iman dan kasih Kristus kepada dunia.

 

Namun, mendorong jemaat untuk berbuat baik juga melibatkan tantangan dan pertimbangan yang mendalam. Beberapa pertanyaan yang muncul termasuk, bagaimana cara menjaga keseimbangan antara berbuat baik secara pribadi dan sebagai komunitas gereja? Bagaimana mengatasi hambatan internal dan eksternal yang mungkin menghalangi niat baik tersebut? Bagaimana menjaga motivasi yang benar dan tulus dalam berbuat baik tanpa jatuh ke dalam kesombongan atau pencitraan?

 Baca juga ini: Bagaimana Menghadirkan Damai Sejahtera Di Bumi ?

Dua, menjaga dan merawat nilai kerja dengan semangat yang tinggi.

Salah satu bagian firman Allah yang dicatat oleh rasul Paulus, terkait dengan nilai kerja dengan semangat yang tinggi, menegaskan demikian, “Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia” (Kolose 3:23 – versi BIMK).

 

Kebenaran firman Tuhan di atas, memberikan beberapa hal mendasar yang mestinya kita harus pahami, yaitu:

Pertama, pekerjaan harus diterima dan dipahami sebagai pemberian anugerah dari Tuhan. Dikatakan bahwa, “pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu…”. Artinya pekerjaan, usaha, bisnis, pelayanan dan lain sebagainya yang bermanfaat itu diberikan oleh Allah sebagai pemberian anugerah bagi kita. Karena semua itu adalah pemberian anugerah dari Allah, maka kita harus mengerjakan seperti untuk Tuhan.

 Baca juga ini: Kemuliaan Bagi Allah Di Tempat Maha Tinggi Dan Damai Di Bumi

Kedua, pekerjaan harus dikerjakan secara total. Dikatakan bahwa, “… hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati,…”. Artinya dalam bekerja, apapun bentuk pekerjaannya kita harus total mengerjakannya. Bukan karena upah atau gaji tetapi sebagai bentuk syukur dan terimakasih kita kepada Allah yang telah memberikan pekerjaan sesuai dengan kasih karunia atau anugerah-Nya bagi kita.

Post a Comment for "Mendorong Jemaat Untuk Berbuat Baik Menurut Alkitab: Sebuah Perspektif Yang Menyeluruh"