Puasa Dalam Perspektif Agama Kristen
Puasa
dalam perspektif agama Kristen ~ Berpuasa? Apa itu
puasa? Apakah orang Kristen berpuasa? Untuk apa berpuasa? Bagaimana cara
berpuasa? Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini pernah terlintas di hati kita.
Mungkin ada banyak
jawaban yang akan kita dapatkan jika kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan in
kepada orang Kristen. Bagaimana sebenarnya Akitab mencatat seputar puasa?
Mari kita simak Alkitab kita. Sediakan Alkitab dan bukalah setiap ayat
demi ayat langsung dari Alkitab kita.
Baca juga: Puasa Yang Benar Menurut Nabi Yesaya.
Baca juga: Puasa Yang Benar Menurut Nabi Yesaya.
Puasa ditinjau dari iman Kristen.
Benarkah Tuhan mengharapkan agar kita berpuasa Jawabannya Ya. Hal ini jelas tertulis dalam beberapa ayat Kitab Suci. Puasa, jika kita tinjau dari iman Kristen adalah merupakan kebiasaan Alkitabiah yang bermanfaat. Dalam Matius 6:16 Tuhan Yesus berkata: “Dan apabila kamu berpuasa...”.
Arti puasa itu sendiri
dalam perkataan Yunani “nesteia” yang artinya berpantang makan secara sukarela.
Arti perkataan Ibrani yang berhubungan dengan puasa adalah menghilangkan
kesenangan tubuh secara sukarela dan merendahkan hati/jiwa untuk maksud-maksud
rohani.
Puasa
merupakan bagian dari trilogi pelayanan.
Tuhan menghendaki kita bersedekah (berbelas kasihan), berdoa (hubungan akrab dengan Tuhan), dan berpuasa (disiplin pribadi); dengan kesadaran bahwa hanyaTuhanlah yang mengetahui apa dan mengapa kita berbuat demikian.(Matius 6:4,18).
Tuhan menghendaki kita bersedekah (berbelas kasihan), berdoa (hubungan akrab dengan Tuhan), dan berpuasa (disiplin pribadi); dengan kesadaran bahwa hanyaTuhanlah yang mengetahui apa dan mengapa kita berbuat demikian.(Matius 6:4,18).
Dalam menjalankan
pelayanan-pelayanan ini, kita harus memusatkan hati kita hanya kepada Tuhan
Yesus dan bukan kepada siapapun. Doa dan puasa sebaiknya dimulai dengan
pertanyaan. Apa kesalahan saya?, Apa yang perlu diubah dalam hati saya?
Baca juga: Puasa Yang Berkenan Dihadapan Tuhan.
Baca juga: Puasa Yang Berkenan Dihadapan Tuhan.
Di dalam seluruh Alkitab terdapat satu prinsip untuk menggambarkan kebenaran; yang alamiah menggambarkan yang rohaniah (I Korintus 15:46). Sebagian besar Perjanjian Lama berisi gambaran untuk melukiskan perkara yang akan terjadi dan bersifat rohani. Kerajaan Sorga tidak dapat dilihat dengan mata jasmani. Alam dimana Yesus memerintah perlu diselami lebih dalam secara rohani (2 Korintus 4:18, Yohanes 3:3-6).
Hanya Roh Kudus atau Roh Yesus sendiri yang memungkinkan kita memahami apa yang dilakukan Tuhan melalui bentuk-bentuk alamiah seperti air baptisan, roti dan anggur perjamuan, dan tidak adanya makanan pada waktu berpuasa. Puasa memungkinkan kita beralih dari pemahaman alamiah kepada pemahaman rohaniah. “Sebab kerajaan Sorga bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 14:17).
Jenis-jenis puasa
Alkitab membicarakan cukup jelas, bagaimana seharusnya kita berpuasa, tetapi lebih banyak dengan cara menarik kesimpulan dan contoh-contoh daripada dengan perintah yang nyata. Di dalam Alkitab banyak terekam bagaimana puasa dilakukan, baik dalam Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru dan semuanya memiliki tujuan rohani untuk kemuliaan Tuhan semata, bukan untuk kepentingan diri sendiri.
Puasa total
Artinya tidak makan dan tidak minum sama sekali. Saulus dari Tarsus pernah melakukan hal ini, berpuasa total selama tiga hari setelah ia bertemu dengan Tuhan Yesus di jalan menuju Damsyik ( Kisah 9:9). Ratu Ester beserta bangsanya bepuasa total selama tiga hari tiga malam ketika ia hendak menghadap raja untuk membela bangsanya (Ester 4:16).
Post a Comment for "Puasa Dalam Perspektif Agama Kristen"