Ini Alasan Hidup Dalam Kemurahan Hati
Ini alasan hidup
dalam kemurahan hati ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari
Injil Matius 5:7: “Berbahagialah orang
yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. Kutipan firman
Tuhan tersebut merupakan salah satu dari ucapan bahagia yang disampaikan oleh
Tuhan Yesus sendiri ketika berkhotbah dan mengajar para murid di atas bukit.
Saat ini sukar untuk
menemukan orang yang murah hatinya. Rasanya sulit untuk
menemukan orang yang berbuat baik tanpa mengharakan imbalan. Tidak dapat
disagkal bahwa keadaanlah yang kadangkala membuat orang ragu untuk berbuat baik.
Terkadang kemurahan hati seseorang dibalas dengan kelicikan.
Baca juga: Keuntungan Ketika Kita Mengampuni.
Tidak sedikit pula
orang yang sudah menolong dengan maksud yang baik, tetapi harus menerima
akibat yang buruk. Tetapi Yesus berkata: “Berbahagialah orang yang murah
hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahann”.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita menemukan bahwa spirit dan motivasi dalam berbuat baik bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki dan siapa yang akan kita tolong. Namun, spirit dan motivasi hidup dalam kemurahan itu adalah bagian dari hidup yang bahagia. Jadi, kalau kita ingin supaya hidup kita bahagia, maka bermurah hatilah kepada sesama karena pasti kita juga akan mendapatkannya.
Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka kita menemukan bahwa spirit dan motivasi dalam berbuat baik bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki dan siapa yang akan kita tolong. Namun, spirit dan motivasi hidup dalam kemurahan itu adalah bagian dari hidup yang bahagia. Jadi, kalau kita ingin supaya hidup kita bahagia, maka bermurah hatilah kepada sesama karena pasti kita juga akan mendapatkannya.
Ada beberapa alasan
kuat yang mendorong kita untuk hidup dalam kemurahan hati, yaitu:
a. Apa yang kita tabur itu juga yang kita tuai.
Alkitab memberikana perumpamaan sebab akibat terhadap perbuatan setiap manusia. Dalam Galatia 6:7-10 diuraikan mengenai bagimana kita harus mengambil sikap terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama. “Karena apa yang ditabur orang itu juga yang akan dituainya”.
Baca juga: Carilah Tuhan Dengan Motivasi Yang Tulus.
Ada orang tua yang
pada masa tuanya kecewa terhadap perlakuan anak-anaknya, karena tidak
diperhatikan oleh mereka dengan baik. Keadaan ini terjadi karena orang tua
terlalu sering menyakiti hati anak-anaknya sehingga kebencian timbul didalam
hati mereka.
Namun, jika orang
tuanya memperlakukan anak-anaknya dengan baik dan mendidik mereka dalam
terang firman Tuhan, maka pada masa tuanya ia akan melihat kebahagiaan bersama
anak-anaknya. Alkitab menegaskan kembali: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apa bila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah”.
b. Kita telah mengalami kemurahan Allah.
b. Kita telah mengalami kemurahan Allah.
Banyak orang yang
ingin menjadi orang yang murah hati namun dalam diri mereka tidak
memiliki kesanggupan untuk merealisasikannya. Keadaan ini lebih banyak terjadi
karena adanya dendam, iri hati, dan kebencian dalam diri mereka.
Namun jika hidup kita
mengalami jamahan Allah, maka segala penghalang dalam diri kita akan runtuh dan
kita akan mengalami kemampuan untuk menunjukkan kemurahan hati kita kepada
sesama. Oleh sebab itu kita harus selalu sadar bahwa kita setiap hari selalu
mengalami kemurahan Allah dalam hidup kita.
c. Kemurahan hati Allah sebagai motor penggerak kemurahan hati kita
c. Kemurahan hati Allah sebagai motor penggerak kemurahan hati kita
Kemurahan hati Allah
merupakan dasar utama dari kasih dan pelayanan orang percaya. Kasih membuat
seseorang murah hatinya. Ia akan mampu mengasihi sesamanya dan mengasihi Allah.
Ketika hidupnya
dipenuhi oleh kasih Allah, maka seluruh hidupnya sehari-hari akan
diwarnai oleh kebaikan dan kemuraha hati. Dasar utama inilah yang harus tetap
terpelihara dalam diri orang percaya supaya kita tetap mampu menjadi orang yang
bermurah hati.
Post a Comment for "Ini Alasan Hidup Dalam Kemurahan Hati"