Translate

Mengalami Kuasa Allah Melalui Doa Puasa

Mengalami kuasa Allah melalui doa puasa – Doa puasa bagi Gereja mula-mula adalah suatu cara hidup. Artinya doa puasa itu menjadi kebutuhan yang esensial dalam hidup mereka. Kita menemukan dalam catatan Alkitab bagaimana kuasa Tuhan secara luar biasa dinyatakan dalam hidup dan pelayanan gereja mula-mula. Roh Kudus dan karya-Nya juga begitu dahsyat didemonstrasikan melalui pelayanan para rasul dan gereja mula-mula. Dampaknya sangat fantastis, banyak jiwa diselamatkan oleh Tuhan melalui pemberitaan Injil yang dialkukan oleh para murid. Sekali Petrus berkhotbah 3000 orang member diri dibaptis – Kisah Para Rasul 2. Dikatakan bahwa tiap-tiap hari jumlah mereka bertambah karena ada saja jiwa-jiwa yang menyerahkan diri kepada Tuhan – Kisah Para Rasul 2:47. Berdasarkan fakta-fakta itu kita melihat bahwa sesungguhnya gereja mengalami kuasa Allah melalui doa puasa yang mereka lakukan. Kuasa Allah didemonstrasikan ketika orang percaya melakukan doa puasa. Untuk mengalami kuasa Allah melalui doa puasa tentu ada hal penting yang harus dilakukan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita akan melakukan doa puasa.


1. Ketekunan.
Sikap bertekun dalam melakukan doa puasa sangatlah penting. Mengapa? Karena acap kali kita lemah dan mudah menyerah ketika melakukan doa puasa namun jawaban tidak kunjung diperoleh. Di sisi lain, terkadang Tuhan tidak langsung menjawab segala doa kita dan Ia sedang melatih kita untuk “bertekun” dalam doa.

Jadi, untuk mengalami kuasa Allah melalui doa puasa maka kita harus hidup dalam ketekunan karena hanya dengan bertekunlah Allah akan memperhitungkan semua jerih payah yang kita lakukan.


2. Merendah diri di hadapan Tuhan.
Sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan sangat penting untuk dilakukan pada saat kita melaksanakan doa puasa. Ketika kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka hal itu menunjukkan bahwa betapa kita sangat membutuhkan Tuhan dan kuasa-Nya dalam hidup kita.
Gereja mula-mula ketika mereka akan menerima pencurahan Roh Kudus, mereka merendahkan diri, berdoa dan berpuasa serta mencari wajah Tuhan. Akhirnya pada hari pentakosta mereka menerima pencurahan Roh Kudus, sehingga mereka memiliki kuasa untuk menjadi saksi Kristus.

Demikian juga dengan gereja akhir zaman. Kehidupan doa puasa harus ditumbuh-kembangkan agar gereja dapat mengalami kuasa Allah sebagaimana yang dialami oleh gereja mula-mula. Allah yang sama tidak berubah dalam kuasa-Nya bagi gereja di akhir zaman ini.


3. Tuhan yang menjadi focus utama.
Dalam doa puasa bukanlah keinginan dan kehendak kita yang mendominasi doa puasa kita. Kita harus menjauhkan sikap yang memaksa Tuhan untuk mengikuti keinginan dan kehendak kita. Ini bukan tujuan kita saat melakukan doa puasa.

Dalam doa puasa, Tuhan yang menjadi focus utama dan prioritas tertinggi dalam hidup kita. Tuhan dan kehendak-Nya menjadi segala-galanya ketika kita melakukan doa puasa. Biarkan Tuhan secara leluasa bekerja di dalam doa puasa yang kita lakukan. Tuhan yang berdaulat dan dalam kedaulatan-Nya akan memberikan jawaban yang kita perlukan. Misalnya di dalam pemilihan pejabat gereja. Kita harus memprioritaskan Tuhan, bukan agenda pribadi, tetapi keinginan dan kehendak Tuhan itulah yang terutama. Dengan demikian kita akan mengalami kuasa Allah melalui doa puasa yang kita lakukan.

4. Sikap penyesalan dan pertobatan.
Dalam doa puasa harus dibangun dalam sikap penyesalan dan pertobatan yang sepenuh hati. Penyesalan dan pertobatan kita merupakan hal yang sangat esensial pada saat kita melakukan doa puasa.

Kita manusia yang lemah dan sering melakukan kejahatan serta dosa-dosa. Di dalam doa puasa, sikap kita harus dalam penyesalan akan semua perbuatan berdosa dan jahat yang kita lakukan. Lalu di dalam sikap penyesalan itu, kita mengambil komitmen untuk bertobat dari semua dosa dan kejahatan yang kita lakukan.

Allah itu kudus adanya. Sedangkan kita manusia berdosa. Kekudusan Allah menuntut pemberesan semua dosa dan kejahatan kita. Ini bias terjadi ketika melakukan doa puasa di hadapan Allah, maka akan terjadi pengampunan dan pemulihan. Dengan demikian, kita akan mengalami kuasa Allah melalui doa puasa yang kita lakukan.


5. Biarkan Roh Kudus menuntun hidup kita.
Dalam doa puasa, ada misi yang kita bawa ke hadapan Tuhan. Tentu misi tersebut adalah untuk kepentingan Tuhan dan Kerajaan-Nya. Menjalankan Misi Allah perlu pengarahan dari Allah sendiri dan bukan berdasarkan peta atau pikiran kita, sehingga melalui doa-puasa maka Roh  Kudus akan menuntun kita kemana kita harus melangkah.

6. Siap untuk berperang.
Dalam doa puasa sesungguhnya kita sedang berada dalam arena peperangan rohani. Lawan kita bukan manusia melain roh-roh jahat di udara dan penghulu dunia yang gelap. Tentang hal itu rasul Paulus menulis demikian: “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” – Efesus 6:12.

Iblis dan segenap pasukannya berusaha untuk menyerang setiap orang percaya yang sedang melakukan doa puasa. Iblis sangat licik dan dengan berbagai cara berusaha untuk mengalahkan kita. Oleh sebab itu, kita harus siap untuk berperang melawan tipu muslihat Iblis. Gunakan semua perlengkapan senjata rohani yang diberikan oleh Allah kepada kita. Tentang senjata rohani, rasul Paulus menulis demikian: Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikat pinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara” – Efesus 6:13-20.

Setiap kita tentun ingin mengalami kuasa Allah melalui doa puasa yang kita lakukan. Namun, untuk mengalami hal tersebut bukanlah sesuatu yang gampang. Ada pengorbanan yang harus diberikan dan ada sikap hati yang benar pada saat melakukan doa puasa. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam doa puasa agar bisa mengalami kuasa Allah yaitu: pertama, kita harus bertekun dalam melakukan dosa puasa; kedua, merendahkan diri di hadapan Tuhan; ketiga, Tuhan yang menjadi fokus utama kita di dalam doa puasa; keempat, harus ada sikap penyesalan dan pertobatan yang sepenuh hati di hadapan Tuhan; kelima, biarkan Roh Kudus menunutun hidup kita selama ada dalam saat doa puasa; keenam, kita harus siap untuk berperang karena musuh yaitu Iblis memiliki kekuatan yang lebih kuat dari kita. Itu sebabnya kita harus siap berperang dalam peperangan rohani. Itulah enam hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang percaya dalam rangka mengalami kuasa Allah melalui doa puasa. 



1 comment for "Mengalami Kuasa Allah Melalui Doa Puasa"