Translate

Hidup Berkemenangan Bersama Tuhan Yesus

Hidup berkemenangan bersama Tuhan Yesus – Setiap orang memiliki perspektif yang beragam tentang hidup berkemenangan. Walaupun memiliki perspektif yang berbeda tentang hidup berkemenangan, namun spirit, motivasi dan harapan tetap sama, yaitu semua orang ingin agar hidupnya selalu dalam kemenangan. 

Demikian juga dengan setiap orang Kristen ingin supaya hidupnya berkemenangan. Sekalipun spirit, motivasi dan harapannya sama dengan orang bukan Kristen, tetapi landasannya tentu berbeda dengan orang-orang yang bukan Kristen. Landasan hidup berkemenangan bagi orang Kristen ialah Tuhan Yesus.

Hidup berkemenangan bersama Tuhan Yesus tidak berarti bahwa hidup kita bebas dari segala masalah, selalu berkelimpahan dengan harta atau selalu diberkati dan terluput dari peperangan rohani. Tuhan Yesus tidak pernah berjanji kepada kita bahwa percaya kepada-Nya tidak mengalami masalah. 

Tetapi sebaliknya Tuhan Yesus berjanji akan memberikan damai sejahtera. Kata “damai” menunjuk kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan hal rohani atau spiritual atau yang tidak kelihatan, yang ada di dalam hati kita. Sedangkan kata “sejahtera” mengacu kepada hal-hal yang bersifat lahiriah, yang kelihatan atau terlihat oleh mata jasmani. Itulah rancangan dan janji Allah di dalam Tuhan Yesus bagi kita.

Orang yang mengalami hidup berkemenangan bersama Tuhan Yesus pasti ada ciri atau tandanya. Pertanyaan yang harus diajukan ialah: “Apa saja ciri atau tanda dari orang yang hidup berkemenangan bersama Tuhan Yesus?” Ada beberapa tanda yang bisa kita temukan dalam hidup orang yang berkemenangan bersama Tuhan Yesus berdasarkan Filipi 4:4-7, yaitu:

1. Selalu bersukacita di dalam Tuhan.
Rasul Paulus menulis dalam pimpinan, tuntunan, bimbingan dan arahan Roh Kudus tentang hal itu dalam suratnya kepada jemaat di kota Filipi demikian: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” – Filipi 4:4

Acap kali ketika kita diperhadapkan dengan tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, sukacita kita hilang. Rasul Paulus menulis tentang sukacita bukan dia berada dalam kondisi dan situasi yang menyenangkan. Tetapi rasul Paulus menulis tentang sukacita justru ketika dia berada di dalam penjara. 

Walaupun rasul Paulus berada di dalam penjara, tetapi sukacitanya di dalam Tuhan tidak terpenjara. Kendati pun secara fisik faktanya ia menderita dan tersiksa di dalam penjara. Mengapa rasul Paulus bisa tetap bersukacita dalam keadaan tersiksa dan terpenjara? Ada beberapa alasan kuat, yaitu:


Pertama, Rasul Paulus memiliki keyakinan bahwa Allah yang telah memulai dengan yang baik akan mengakhiri dengan yang baik juga. “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” – Filipi 1:6.

Kedua, Rasul Paulus memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu atau segala perkara dapat ditanggung di dalam Kristus. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” – Filipi 4:13.

Ketiga, Rasul Paulus memiliki keyakinan bahwa Allah sanggup memenuhi segala keperluannya. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” – Filipi 4:19.

2. Selalu berbuat kebaikan.
Rasul Paulus menulis dalam bimbingan, arahan, pimpinan dan tuntunan Roh Kudus tentang hal itu kepada jemaat di kota Filipi demikian: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat” – Filipi 4:5. Pada umumnya orang menyukai orang yang berbuat baik sesamanya. Tetapi ada banyak orang yang tidak mau berbuat baik kepada sesamanya. Ada banyak orang yang menganggap bahwa ia lebih baik dari orang lain, tetapi ia menahan kebaikannya itu hanya untuk dirinya sendiri. 

Baca juga: DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT.

Di sisi lain, secara sosial kita cenderung berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Sementara bagi orang yang berbuat tidak baik kepadanya, ia musuhi, ia benci, ia menaruh dendam dan menunggu saat yang tepat untuk membalasnya. Sikap semacam itu sudah terjadi pasa zaman Tuhan Yesus. 

Itu sebabnya Tuhan Yesus dalam salah satu pengajaran-Nya menegaskan demikian: “Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. 

Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meninjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 

Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” – Lukas 6:32-36.

Berbuat baik adalah gaya hidup dari orang-orang yang berada di dalam Tuhan Yesus. Berbuat baik bukan karena tuntutan dari orang yang berada di sekitar kita, tetapi karena memang inilah ciri khas orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mari kita kalahkan kejahatan dengan kebaikan. Jangan tunda untuk berbuat baik karena waktunya sangat singkat dan mungkin kesempatannya tidak terulang lagi.

3. Selalu bebas dari kuatir.
Rasul Paulus menulis dalam bimbingan, arahan, tuntunan dan pimpinan Roh Kudus tentang hal itu kepada jemaat di kota Filipi demikian: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” – Filipi 4:6-7

Orang yang kuatir tidak pernah hidup dalam kemenangan. Hidupnya selalu dihantui oleh kekuatiran dan akhirnya tidak bisa melakukan apa-apa. Kekuatiran akan melumpuhkan potensi dan kreatifitas yang diberikan oleh Allah dalam hidup ini. 

Penyebab orang kuatir biasanya 80% dusta atau imajinasi dan 20% fakta. Imajinasi itu baik tetapi harus disinkronkan dengan fakta-fakta yang ada. Jangan sampai fakta dikaburkan oleh imajinasi.

Bagi kita yang sering berimajinasi yang bukan-bukan, mari merenungkan keagungan Allah dalam hidup ini dan mulailah mempercayakan kepada Allah hal-hal yang tidak mampu kita lakukan atau selesaikan. Biarkan Roh Kudus melakukan dan menyelesaikan dalam hidup kita.

Bagaimana supaya kita bisa bebas dari kekuatiran dalam hidup kita? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan berdasarkan filipi 4:6-7 ketika rasa kuatir itu muncul dalam hati dan pikiran kita, yaitu:

Pertama, berdoa. Ini adalah cara termudah yang bisa dilakukan, namun selalu diabaikan oleh kita. Di dalam doalah kita bisa masuk ke hadairat Allah yang kudus dan menyampaikan segala sesuatu yang menjadi pemicu rasa kuatir, segala keinginan dan harapan dan cita-cita bisa kita sampaikan kepada Allah di dalam doa. Jadi, berdoa merupakan cara pertama yang bisa kita lakukan untuk mengalahkan kekuatiran dalam hidup kita.

Kedua, mengucap syukur. Di sini yang harus dipahami ialah bahwa ketika kita mengucap syukur, kita bukan mengucap syukur kepada situasi dan kondisi yang membuat kita kuatir, tetapi kita mengucap syukur kepada Allah yang berkuasa untuk mengalahkan kekuatiran kita. Jadi, mengucap syukur merupakan cara kedua yang bisa kita lakukan untuk mengalahkan kekuatiran kita.


Ketiga, beri diri untuk dipenuhi damai sejahtera Allah. Pada saat kita berdoa dan menaikan syukur kepada Allah, maka Allah sendiri akan bertindak untuk mencurahkan damai sejahtera-Nya sebagai cara Allah untuk memelihara hati dan pikiran kita. Ini dilakukan oleh Allah karena kita sudah di dalam dan bersama dengan Tuhan Yesus. Jadi, berilah dan bukalah diri kita untuk dipenuhi oleh damai sejahtera Allah, sehingga kekuatiran akan sirna dari hati dan pikiran kita. 

Baca juga: MURID YESUS YANG BERTUMBUH.

Post a Comment for "Hidup Berkemenangan Bersama Tuhan Yesus"