Translate

MENJADI DEWASA MELALUI HAJARAN ALLAH

"Berbahagialah orang yang Kau hajar, ya TUHAN, dan yang Kau ajari dari Taurat-Mu" - Mazmur 94:12. Ini merupakan perspektif pemazmur terhadap bentuk didikan Tuhan kepada umat-Nya. Pemahaman yang benar akan hajaran Tuhan, pasti mendatangkan keuntungan bagi setiap yang mengalami hajaran itu. Keuntungan dimaksud ialah kebahagiaan. Karena hajaran Tuhan menunjukkan bahwa Dia mengasihi umat-Nya. Mendengar kata "hajar" secara umum orang selalu memiliki perspektif negatif terhadap kata itu. Perspektif negatif semacam itu sudah terbangun sejak lama. Itu sebabnya sulit terhapus dari hardisk dan memori batin kita. Namun, dari pernyataan pemazmur di atas, kita mengetahui bahwa tidak semua hajaran itu negatif. Dalam perspektif manusia, menghajar menunjuk kepada kondisi isi tangki kesabaran sudah habis, klimaksnya sebuah kejengkelan, meledaknya sebuah kemarahan yang disertai rasa benci dan dendam. Itulah hajaran dalam konsep dan praktek hidup manusia.

Namun, hajaran yang dilakukan oleh Tuhan sangat jauh berbeda, seajuh timur dari barat dan setinggi langit dari bumi perbedaannya. Ketika Tuhan menghajar umat-Nya, hajaran itu memiliki maksud baik. Hajaran Tuhan itu bersifat mendidik. Rasul Paulus menulis demikian, "...kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia" - 1 Korintus 11:32. Tuhan tidak pernah menyerah dan berhenti menghajar kita sampai rencana-Nya digenapi dalam hidup kita. Oleh karena itu, "...janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya" - Ibrani 12:5.

Pertanyaan penting yang patut diajukan untuk direnungkan ialah, "Mengapa Tuhan sangat perlu menghajar umat-Nya?". Berikut alasan mendasar Tuhan menghajar umat-Nya.

1. Agar terjadi pertobatan sejati.
Ada kalanya kita menyimpang dan menjauhi Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup kita. Acap kali kita mengikuti keinginan daging dan jalan dunia ini, sehingga kita semakin terseret ke dalam lembah yang kelam. Itu sebabnya Tuhan perlu menghajar kita supaya kita mengalami pertobatan sejati. Hal ini sejalan dengan pernyataan Daud demikian, "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak" - Mazmur 119:67, 71-72.

Melalui hajaran Tuhan dalam bentuk masalah dan penderitaan, kita akhirnya menyadari akan kesalahan yang telah kita perbuat dan takut untuk berbuat dosa lagi, seperti yang dirasakan oleh anak bungsu dalam perumpamaan anak yang hilang - Lukas 15:11-32. Baca juga artikel ini: Mengenal Kehendak Allah Bagi Hidup Kita. Karakternya berubah setelah mengalami penderitaan. Akhirnya ia bertekad untuk kembali kepada bapanya. Dokter Lukas menulis kisah itu demikian, "Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa" - Lukas 15:18-19.

2. Agar terjadi pendewasaan iman.
"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya" - Amsal 3:11. Tuhan menghendaki supaya kita mengalami pertumbuhan rohani dan kedewasaan iman. Baca juga artikel ini: Bagaimana Bertumbuh Dalam Kasih Karunia. Tidak mungkin kita sudah mengikuti Tuhan selama bertahun-tahun tapi tetap saja menjadi bayi rohani, kanak-kanak rohani atau kerdil rohani, melainkan harus mengalami pertumbuhan dari hari ke sehari. Tentang hal itu, rasul Paulus menulis kepada orang Kristen di Efesus demikian, "...sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman, dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" - Efesus 4:13. Baca juga artikel ini: Bermegah Berdasarkan Iman.

Menjadi dewasa rohani adalah target Tuhan bagi kita. Ketika kita masih bayi rohani, kita membutuhkan 'susu yang murni' tetapi ketika kita beranjak dewasa di dalam Tuhan, kita harus menerima makanan-makanan keras yang memang cocok bagi kita. Sebagaimana penulis Ibrani menulisnya demikian, "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa" - Ibrani 5:13-14. Karena itu, Tuhan perlu mengoreksi, dan menegur kita dengan keras dan bahkan jika perlu menghajar kita melalui masalah dan penderitaan supaya kita tidak cengeng, tetapi semakin kuat. Penulis Amsal menulisnya demikian, "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya, menghajar dia pada waktunya" - Amasal 13:24.

Itulah fakta yang acap kali dilupakan oleh kita sebagai umat Tuhan, sehingga ketika diperhadapkan dengan masalah, penderitaan atau kesesakan sering kita mudah kecewa, mengeluh, bersungut-sungut, dan putus asa. Lalu dengan mudahnya kita komplain sama Tuhan dan menganggap bahwa Tuhan itu kejam, jahat dan tidak mengasihi kita. Pada hal, hajaran Tuhan adalah untuk pendewasaan iman dan pertumbuhan rohani kita. Hal ini dilakukan Tuhan sebab Dia berkuasa dan berdaulat serta berotoritas atas hidup kita. Ayub katakan demikian, "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" - Ayub 23:10.

Kedewasaan rohani secara otomatis akan disertai perubahan karakter. "Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanakku" - 1 Korintus 13:11b, demikian kata rasul Paulus. Sehingga kita akan menyikapi hajaran Tuhan dengan sikap hati yang benar. Baca juga artikel ini: Cara Tuhan Mensukseskan Hidup Kita.