MENGENAL KEHENDAK ALLAH BAGI HIDUP KITA
Mengenal kehendak Allah bagi hidup kita.
Pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus, pada kesempatan ini, saya ingin mengajak pembaca semua untuk mengenal kehendak Allah bagi hidup kita. Topik ini sangat penting karena dengan mengenal kehendak Allah bagi hidup kita, maka kita semakin termotivasi untuk melakukan kehendak-Nya dalam totalitas hidup kita setiap hari. Rasul Petrus dalam suratnya kepada orang-orang Kristen yang tersebar di
Asia Kecil menulis demikian, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun
ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua
orang berbalik dan bertobat” – 2 Petrus 3:9. Baca juga artikel ini: Bagaimana Bertumbuh Dalam Kasih Karunia Allah. Allah menghendaki supaya setiap
orang mendengar Injil dan Ia tidak menghendaki seorang pun binasa. Ini tidak
berarti bahwa semua orang akan selamat. Artinya ada orang yang tetap
mengeraskan hatinya, sehingga akhirnya dibinasakan oleh Allah seperti raja
Firaun. Allah menuntut supaya setiap orang berbalik dari jalan yang berdosa
lalu dibuktikan dengan sebuah pertobatan. Baca juga artikel ini: Miliki Tujuan Hidup Yang Pasti.
I. Definisi Kehendak Allah
Pada
umumnya, Alkitab mengacu kepada kehendak Allah dalam tiga pengertian berbeda,
yaitu:
A. Di
beberapa nas “kehendak Allah” adalah cara lain untuk mengatakan “Taurat Allah”.
Misalnya, Daud menyejajarkan “Taurat-Mu” dengan “kehendak-Mu” dalam Mazm 40:9. Demikian pula, rasul Paulus memandang pengenalan
akan hukum Taurat sama dengan mengetahui kehendak Allah (Rom 2:17-18). Dengan kata lain, karena di dalam hukum-Nya
Allah mengarahkan kita kepada jalan yang dikehendaki-Nya bagi kita, maka hukum
Taurat dapat disebut “kehendak Allah”. “Hukum (Taurat)” pada hakikatnya berarti
“perintah” dan mencakup seluruh firman Allah.
B. “Kehendak
Allah” juga dipakai untuk menyebutkan segala sesuatu yang diingini Allah secara
jelas; kehendak ini dapat disebut “kehendak Allah yang sempurna”. Misalnya,
adalah kehendak Allah yang dinyatakan bahwa semua orang selamat (1Tim 2:4; 2Pet 3:9) dan bahwa orang percaya yang sudah selamat tidak
terjatuh dari kasih karunia.
C. Akhirnya,
“kehendak Allah” dapat mengacu kepada apa yang diizinkan atau dibiarkan terjadi
oleh Allah, sekalipun hal itu tidak secara khusus diinginkan terjadi; kehendak
ini boleh disebut “kehendak Allah yang mengizinkan”. Memang, banyak yang
terjadi di dunia ini bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna (mis.
dosa, nafsu, kekerasan, kebencian, dan kekerasan hati), namun Dia mengizinkan
kejahatan itu berlangsung untuk sementara waktu. Misalnya, keputusan banyak
orang untuk tetap tidak diselamatkan sehingga terhilang untuk kekal, diizinkan
oleh Allah, karena Ia tidak memaksakan iman yang menyelamatkan kepada mereka
yang menolak menerima keselamatan dari Anak-Nya. Demikian pula, banyak
kesulitan dan kejahatan yang menimpa kehidupan seseorang diizinkan oleh Allah (1Pet 3:17; 4:19), tetapi hal-hal itu belum tentu merupakan
keinginan atau kehendak-Nya yang utama bagi orang tersebut. Baca juga artikel ini: Makna Pembebasan Barabas Bagi Kita.
II. Cara Allah Menyelamatkan Manusia
Jika Allah menghendaki supaya manusia
diselamatkan, lalu bagaimana caranya? Allah sendiri menyediakan cara supaya
manusia bisa diselamatkan. Bila kita membaca Alkitab, maka ada dua cara yang
disediakan oleh Allah dalam rangka menyelamatkan manusia, yaitu:
A. PENEBUSAN.
Akar kata “penebusan”
(Yun. apolutrosis) berarti penebusan dengan pembayaran suatu harga. Ungkapan
ini menunjukkan cara keselamatan diperoleh, yaitu dengan membayar suatu
tebusan. Doktrin penebusan dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Keadaan
dosa yang darinya kita harus ditebus: PB menampilkan manusia sebagai terasing
dari Allah (Rom 3:10-18), dikuasai oleh kekuatan-kekuatan setan (Kis 10:38; 26:18), diperbudak oleh dosa (Rom 6:6; 7:14) dan perlu dibebaskan dari kesalahan, hukuman,
dan kuasa dosa (Kis 26:18; Rom 1:18; 6:1-18,23; Ef 5:8; Kol 1:13; 1Pet 2:9).
2. Harga
yang dibayar untuk membebaskan kita dari perbudakan ini: Kristus membayar harga
penebusan dengan mencurahkan darah-Nya serta menyerahkan nyawa- Nya (Mat 20:28; Mr 10:45; 1Kor 6:20; Ef 1:7; Tit 2:14; Ibr 9:12; 1Pet 1:18-19).
3. Kedudukan
orang yang tertebus: Orang percaya yang ditebus oleh Kristus kini bebas dari
kekuasaan Iblis dan dari kesalahan dan kuasa dosa (Kis 26:18; Rom 6:7,12,14,18; Kol 1:13). Namun, kebebasan dari kuasa dosa ini tidak
membebaskan kita untuk bertindak seenaknya, karena kini kita menjadi milik
Allah. Kebebasan dari dosa menjadikan kita hamba-hamba Allah secara sukarela (Kis 26:18; Rom 6:18,22; 1Kor 6:19-20; 7:22-23).
4. Ajaran
PB tentang penebusan dibayangkan oleh penebusan dalam PL. Peristiwa besar PL
tentang penebusan adalah keluaran dari Mesir, selanjutnya, melalui sistem pengorbanan, darah
binatang menjadi harga yang dibayar untuk pendamaian dosa. Baca juga artikel ini: Bagaimana Menyelamatkan Yang Paling Berharga.
B. PEMBENARAN.
Kata
“dibenarkan/pembenaran” (Yun. dikaioo) berarti “benar di hadapan Allah” (Rom 2:13), “dijadikan benar” (Rom 5:18-19), “ditetapkan sebagai benar” atau “membenarkan”.
Kata ini menunjukkan hubungan yang benar dengan Allah dan bukan sekadar
menerima pernyataan tidak bersalah secara hukum. Allah mengampuni orang berdosa
yang bertobat, yang telah dinyatakan bersalah oleh hukum Taurat dan dijatuhi
hukuman kematian kekal, memulihkan mereka dalam kemurahan ilahi dan menempatkan
mereka dalam hubungan (persekutuan) yang benar dengan diri-Nya dan
kehendak-Nya. Paulus menyatakan beberapa hal mengenai pembenaran ini dan
bagaimana hal ini dikerjakan:
1.
Dibenarkan di hadapan Allah merupakan suatu
karunia (Rom 3:24; Ef 2:8). Tidak seorang pun yang dapat membenarkan dirinya
dengan taat secara sempurna kepada hukum Taurat atau dengan melakukan perbuatan
baik (Rom 4:2-6), “karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah” (Rom 3:23).
2.
Dibenarkan di hadapan Allah terjadi “karena
penebusan dalam Kristus Yesus” (Rom 3:24). Tidak ada seorang pun yang dibenarkan terkecuali ia
telah ditebus oleh Kristus dari dosa dan kuasanya.
3.
Dibenarkan di hadapan Allah terjadi melalui “kasih
karunia” dan diterima “karena iman pada Yesus Kristus” sebagai Tuhan dan
Juruselamat (Rom 3:22-24; bd. Rom 4:3-5.
4.
Dibenarkan di hadapan Allah berkaitan dengan
pengampunan dosa kita (Rom 4:7). Orang berdosa dinyatakan bersalah (Rom 3:9-18,23) tetapi diampuni karena kematian Kristus yang
mendamaikan serta kebangkitan-Nya.
5.
Pada saat hubungan kita dengan Allah
dipulihkan melalui iman pada Yesus Kristus, kita disalibkan bersama dengan
Kristus dan Kristus datang untuk hidup di dalam kita (Gal 2:16-21). Melalui pengalaman ini, kita sungguh-sungguh
menjadi benar dan mulai hidup bagi Allah (Rom 2:19-21). Karya Kristus yang mengubah kita melalui Roh
Kudus (bd. 2Tes 2:13; 1Pet 1:2) tidak dapat dipisahkan dari karya penebusan-Nya bagi
kita. Karya Kristus dan karya Roh Kudus saling terkait. Baca juga artikel ini: Imanmu Telah Menyelamatkan Engkau.
III. Meresponi Kehendak Allah
Ajaran
Alkitab tentang kehendak Allah mengungkapkan lebih dari doktrin saja; ajaran
itu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang percaya.
Bagaimana kita meresponi kehendak Allah dalam hidup di dunia ini?
A. Hidup arif dan gunakan waktu dengan baik –
Efesus 5:14-17.
Kita
harus mengetahui apakah kehendak Allah itu, yaitu kehendak-Nya yang sempurna
sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab (termasuk Taurat-Nya). Karena hari-hari
ini adalah jahat, kita harus mengerti “kehendak Tuhan” (Ef 5:17). Baca juga artikel ini: Orang Kristen Yang Bertumbuh Dalam Kristus.
B. Jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah
kita – Ibrani 10:25.
Setelah
kita tahu dari kehendak Allah yang dinyatakan bagaimana Allah menginginkan kita
hidup sebagai orang percaya, kita harus mengabdikan diri untuk melakukan
kehendak-Nya. Pemazmur, misalnya, memohon kepada Allah untuk mengajar dirinya
"melakukan kehendak-Mu" (Mazm 143:10). Permohonan yang sejajar agar Roh "menuntun
aku di tanah yang rata" menunjukkan bahwa pada hakikatnya pemazmur sedang
memohon kepada Allah kemampuan untuk hidup benar. Demikian pula, Paulus
mengharapkan jemaat di Tesalonika mengikuti kehendak Allah dengan menjauhi
kedursilaan seksual dan dengan hidup secara kudus dan terhormat (1Tes 4:3-4). Di bagian lain Paulus berdoa agar orang Kristen
dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah supaya mereka "hidup layak
di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal" (Kol 1:9-10).
C. Orang
percaya terpanggil untuk berdoa supaya kehendak Allah terjadi (bd. Mat 6:10; 26:42; Luk 11:2; Rom 15:30-32; Yak 4:13-15); kita harus dengan sungguh-sungguh menginginkan
kehendak Allah yang sempurna serta bermaksud menggenapinya dalam kehidupan kita
dan kehidupan keluarga kita Jikalau ini adalah doa dan komitmen kita, kita bisa
yakin bahwa masa kini dan masa depan kita ada dalam perlindungan Bapa sorgawi
(bd. Kis 18:21; 1Kor 4:19; 16:7). Akan tetapi, jikalau ada dosa yang disengaja
di dalam kehidupan kita dan pemberontakan terhadap firman-Nya, kita harus sadar
bahwa Allah tidak akan menjawab doa-doa kita dan kita tidak dapat mengharapkan
kehendak Allah terjadi di bumi seperti di sorga kecuali kita sendiri berusaha
melakukan kehendak-Nya di dalam kehidupan kita sendiri.
D. Miliki tekad dan komitmen kuat untuk melawan
dosa dan kejehatan – 1 Pet.5:8-9.
Akhirnya,
kita tidak boleh memakai kehendak Allah sebagai dalih untuk menjadi pasif atau
tidak bertanggung jawab dalam kaitan dengan panggilan-Nya untuk melawan dosa,
kejahatan, dan kesuaman rohani. Iblis, dan bukan Allah, yang bertanggung jawab
untuk zaman sekarang yang jahat dengan kekejaman, kejahatan, dan
ketidakadilannya dan Iblislah yang menyebabkan kebanyakan kepedihan dan
penderitaan di dalam dunia (bd. Ayub 1:6-12; 2:1-6; Luk 13:16; 2Kor 12:7). Seperti Yesus datang untuk membinasakan perbuatan
Iblis (1Yoh 3:8), demikian pula dengan jelas Allah berkehendak agar
orang percaya memerangi kekuatan-kekuatan jahat itu dengan Roh Kudus (Ef 6:10-20; 1Tes 5:8). Baca juga artikel ini: Setia Dalam Segala Perkara.
IV. Penutup
Allah menghendaki supaya kita diselamatkan.
Dia sudah menyediakan jalan untuk memperoleh keselamatan itu, yaitu melalui
penebusan dan pembenaran di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Allah ingin
supaya kita hidup di dalam kehendak-Nya dengan cara: hidup arif dan mempergunakan waktu dengan baik, jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah
kita, setia menaikan doa kepada Allah
supaya kehendak-Nya jadi di bumi seperti di sorga dan memiliki komitmen kuat untuk melawan dosa dan kejahatan yang
berusaha menjauhkan kita dari melakukan kehendak Allah. Amin