Translate

Menemukan Maksud Allah Melalui Derita Ayub

Penderitaan selalu ada di jalan hidup kita. Hampir setiap hari kita menyaksikan penderitaan dialami setiap orang. Baik penderitaan karena penyakit, bencana alam, peperangan, maupun penderitaan yang disebabkan oleh situasi politik yang tidak menentu. 

Dalam situasi dan kondisi semacam itu, banyak orang gamang, putus asa, menyerah dan tidak sedikit yang bunuh diri. Mengapa bisa terjadi demikian? Jawabannya ialah karena mereka tidak menemukan maksud Tuhan melalui setiap penderitaan itu. 

Kisah Ayub merupakan kisah klasik tentang sebuah derita yang dialami seorang anak manusia. Kisah yang mengharukan, namun sarat makna teologis dan juga makna rohaninya. Ayub adalah seorang figur yang memiliki reputasi dan kesaksian hidup yang tidak dapat diragukan baik moral maupun spiritualitasnya. Menurut catatan Alkitab, Ayub adalah seorang yang "saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan" - Ayub 1:1. 

Itulah yang menjadi landasan atau fondasi hidup Ayub. "Saleh" mengacu kepada integritas moral Ayub dan komitmen sepenuh hati kepada Allah. "Jujur" menunjuk kepada kebenaran dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Dari sini kita melihat bahwa relasi Ayub secara vertikal dengan Allah begitu indah dan mulia. Bangunan rohaninya begitu kokoh. Dan juga relasi horizontalnya secara sosial tidak ada cacatnya. Semua tingkah lakunya tidak ada yang menyakiti apa dan siapa pun. 

Dengan kata lain, Ayub tidak berlaku curang dan tidak berbuat jahat terhadap sesamanya. Namun cerita menjadi berbeda. Ayub yang punya kualifikasi rohani yang kokoh dan relasi sosial yang mumpuni, justru mengalami keadaan yang buruk. Derita yang tak tanggung-tanggung dialaminya. Bertubi-tubi derita menerpa. Badai itu menghancurkan semuanya. Kekayaan habis dalam sekejab. Penerus marga binasa setika. 

Derita fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki dialami. Istri yang seharusnya menemani dia sekarang berang dan meninggalkan dia. Dalam semua badai dan derita yang dialaminya, Ayub tetap berkata: "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil terpujilah Tuha. Bukan hanya itu saja, bahkan dia tegas mengatakan, "Apakah kita hanya mau menerima yang baik saja dari Tuhan, sedangkan tidak baik kita tolak?". 

Perspektif Ayub terhadap Tuhan tetap benar dan responnya terhadap derita yang dialami tetap positif. Kebanyakan dari kita selalu ingin menerima perlakuan yang baik, diberkati oleh Tuhan, hidup selalu berjalan sesuai harapan. Tetapi ketika hidup tidak seperti yang kita inginkan, kita mulai mencari "kambing hitam", mempersalahkan orang lain, lingkungan dan kadang Tuhan pun disalahkan. Melalui derita Ayub, sebenarnya kita bisa menemukan maksud atau tujuan Tuhan yang sebenarnya. 

Karena memang setiap derita tentu ada sasaran yang mau dicapai. Melalui derita, kita dipersiapkan untuk mengalami pemberkatan Tuhan yang luar biasa. Itulah yang kita temukan dalam kisah derita Ayub. Tuhan memulihkan Ayub. Pemulihan terhadap diri Ayub yang dikerjakan Tuhan, menunjukkan bahwa sebagai orang percaya bila mengalami penderitaan, kita percaya bahwa Tuhan pasti memulihkan keadaan kita sebagaimana Dia memulihkan keadaan Ayub. Apa maksud Tuhan melalui derita Ayub? 

1. Maksud penebusan. 
Maksud penebusan Allah berkaitan dengan penderitaan Ayub tercapai. Allah membiarkan Ayub menderita karena alasan-alasan yang Ayub sendiri tidak mengerti. Ini menjadi misteri bagi Ayub. Kadang Allah membiarkan kita mengalami derita juga karena alasan-alasan yang kita tidak dapat memahaminya. Yahweh membiarkan apa yang dimiliki Ayub diambil darinya. Semua yang menjadi jaminan ekonominya habis. Semua yang menjadi penerus marga juga habis. Terkadang kita juga alami itu. 

Apa yang kita pegang erat dengan tangan kita, Tuhan paksa kita melepaskan pegangan kita dari harta-kekayaan supaya kita berpegang kepada-Nya. Kelihatannya kejam sekali Yahweh kepada Ayub. Itulah perspektif manusia. Tetapi Yahweh tetap pemegang kendali dan otoritas ada pada-Nya. Simak ayat ini, "Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaan dahulu" - Ayub 42:10. 

Gagasan dan inisiatif pemulihan datang dari Tuhan. Dia juga yang melaksanakan pemulihan itu secara sempurna. Ayub tekun dan setia ada dalam proses Tuhan melalui penderitaan. Ia tidak mempersalahkan Tuhan. Ia menanti dengan sabar dan berharap akan datangnya hari pemulihan itu. Ia tidak mencari pertolongan kepada yang bukan Tuhan. Ia tidak mengandalkan manusia. Nasehat manusia diabaikannya. Tuduhan sahabat-sahabatnya bahwa ia telah melakukan kejahatan sehingga menyebabkan derita baginya tidak membuat Ayub patah arang. 

Penulihan yang dialami oleh Ayub tidak serta merta terjadi. Ada tindakan rohani yang dilakukan oleh Ayub, yaitu memohon pengampunan dan berkat bagi sahabat-sahabatnya yang telah menyakiti hatinya dengan menuduh yang tidak berdasar kepada Ayub. Alkitab mencatat: "Lalu TUHAN memulihkan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya"

Allah tidak pernah membiarkan orang percaya menderita tanpa maksud rohani, sekalipun kita tidak memahami alasan-alasannya. Kita harus percaya Tuhan dalam situasi dan kondisi semacam itu. Kita harus tahu bahwa dalam keadilan-Nya yang sempurna Allah akan berbuat apa yang secara kekal terbaik bagi kita dan juga kerajaan-Nya. Allah menebus kita dari sengsara karena dosa melalui penderitaan Yesus di atas kayu salib. Jadi, melalui derita Ayub, kita menemukan maksud penebusan itu. Penderitaan Ayub menjadi lambang dari penderitaan Yesus yang maha dahsyat itu guna menebus kita dari hukuman dosa. 

2. Maksud pendamaian. 
Melalui penderitaan Ayub, kita menemukan maksud Yahweh yaitu pendamaian. Hubungan yang terkoyak dan terputus dipulihkan. Berkat yang diambil dikembalikan berlipat ganda. Dari sini kita mengetahui bahwa kesulitan atau penyakit apa pun yang harus kita alami, pada waktu-Nya sendiri Tuhan akan mengulurkan tangan untuk menolong kita yang setia dan bertekun untuk memberikan pemulihan dan kesembuhan total. Yakobus menulis tentang hal itu dalam suratnya demikian: "Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan" - Yakobus 5:11. 

Hubungan Ayub dengan Yahweh dipulihkan. Relasi Ayub dengan sahabat-sahabatnya dipulihkan. Ekonomi Ayub dipulihkan berlipat ganda. Keturunan Ayub dikembalikan. Pernikahannya juga dipulihkan atau rumah tangganya dipulihkan. Dengan kata lain, Tuhan melakukan pemulihan hidup secara total sempurna bagi Ayub. Melalui Yesus, relasi kita dengan Allah dipulihkan. Melalui Yesus relasi kita dengan sesama dipulihkan. Melalui Yesus hubungan suami-istri dipulihkan. Melalui Yesus, berkat baru tercurah dengan limpah. Jadi, melalui derita Ayub kita menemukan maksud Tuhan, yaitu maksud pendamaian. 

3. Maksud penikmatan berkat.
Ayub tetap setia dan tekun dalam menjalani proses Tuhan melalui derita yang dialaminya. Ia menaruh harap kepada Yahweh karena dia tahu Tuhan setia dalam segala hal. Tuhan tidak pernah merancang yang tidak baik bagi umat kesayangan-Nya. Melalui nabi Yeremia, Allah menegaskan rancangan-Nya demikian: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" - Yeremia 29:11. 

Rancangan Tuhan selalu yang terbaik bagi umat-Nya. Melalui derita Ayub, kita mengetahui bahwa maksud Tuhan ialah supaya Ayub menikmati pemberkatan secara penuh sempurna. Demikian juga dengan kita. Tuhan ingin agar kita menikmati segala berkat dari-Nya baik rohani, jasmani dan juga materi.

Post a Comment for "Menemukan Maksud Allah Melalui Derita Ayub"